Wednesday 30 March 2011

Tradisi Mulod Ala Madura

Tradisi Mulod Ala Madura
Oleh Martina

Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di kalangan orang Madura yang berada di Kota Pontianak dan sekitarnya berbeda dibandingkan masyarakat muslim lain.
Maulid nabi ini dikenal oleh orang Madura dengan sebutan Bulen Mulod. Pelaksanaannya dimulai dari malam tanggal 1 sampai 30 pada bulen Mulod. Orang Madura  memeriahkan Mulod nabi dengan berbagai kegiatan, misalnya membaca doa bersama di masjid atau di rumah mereka masing-masing. Di samping itu, kebiasan yang tidak pernah ditinggalkan oleh orang Madura adalah berdoa bersama dan menyediakan makanan yang beraneka macam.  Ini sangat unik untuk dikaji karena kebiasaan seperti ini mungkin tidak dimiliki oleh etnik lain.
Keanekaragaman makanan yang disajikan pada pelaksanaan Mulod nabi tersebut, adalah nasi, lauk-pauk, sayur, kue berbagai jenis, dan buah-buahan. Unsur-unsur pelengkap makanan di atas sangat lumrah ada dalam pelaksanaan hari besar agama Islam dalam masyarakat Madura. Perbedaan perayaan Mulod nabi dengan perayaan Islam lainnya terletak pada buah yang  beraneka jenis. Jenis-jenis buah itu, misalnya anggur, jeruk, nanas, pepaya, pisang, semangka, lengkeng, kelapa muda, sawo, dan sebagainya. Semua buah yang  dijual di pasar pasti kita temukan dalam perayaan Mulod nabi itu.
Buah apakah yang wajib ada dalam perayaan tersebut? Menurut pengamatan penulis, yang sering ditemukan adalah buah pisang, baik itu pisang nipah maupun pisang masak hijau. Mengapa pisang dianggap begitu penting dalam penyertaannya karena pisang merupakan salah satu syarat kelengkapan tompeng. Tompeng adalah makanan yang disiapkan dalam satu lengser atau pendeng besar yang berisikan ayam panggang, nasi yang sudah dibentuk kerucut, sayuran, pisang (nipah atau masak hijau), pulut yang sudah masak dan diberi sambal yang terbuat dari kelapa, dan sedikit uang.  Biasanya sajian tompeng berada di depan kyai yang memimpin doa dalam perayaan bulen Mulod  tersebut. Di depan masing-masing hadirin disiapkan makanan beraneka jenis secara berjejer. Setelah hidangan siap, acara doa bersama baru dimulai dengan dipimpin oleh seorang kyai.
Kebiasaan ini dilakukan secara turun-temurun sampai saat ini. Tujuan dari peringatan bulen Mulod membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, meningkatkan ukuwah Islamiyah, dan berbagi rezeki kepada masyarakat atas limpahan serta rahmat yang diberikan oleh Allah. Oleh karena itu, orang Madura yang berada di perantauan tidak pernah melupakan adat istiadat leluhur mereka. Peringatan hari besar Islam seperti ini merupakan momen penting untuk membangun silaturahmi, baik sesama  maupun etnik yang berbeda.  Mungkin kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini lebih menitikberatkan pada kebersamaan dalam perbedaan yang ada dalam masyarakat kita. Perbedaan tidak jadikan jurang pemisah di antara kita, tetapi jadikan keberagaman sebagai kekayaan yang tak ternilai harganya. (Jln. Sepakat 2, Februari 2011).

No comments:

Post a Comment