Saturday 27 August 2011

Masjid Darul Falah Pontianak

Masjid Darul Falah Pontianak
Rumah Kemenangan
Oleh Yulan Mirza
Masjid Darul Falah yang terletak di Jalan Prof M Yamin Kecamatan Pontianak Barat, Kelurahan Sei Bangkong, RT 02, RW XVIII merupakan salah satu masjid yang sudah cukup lama berdiri. Masjid ini berdiri tahun 1963. Pendirian masjid ini dipelopori 11 orang. Diantaranya Abdurrahman (alm), Bapak Kawi (alm) dan Bapak H Fattah.
Masjid ini mempunyai lahan tanah seluas 1.922 meter persegi dengan nomor sertifikat 6896 yang merupakan wakaf dari H Abdurrahman.
Dari sejak berdirinya hingga saat ini, masjid ini telah beberapa kali mengalami pergantian kepengurusan. Tujuh kali. Yakni H Abdurrahman, Drs Rahim Diar masa periode 1972 hingga 1973, Drs H Ilyas Bakar dengan Sekretaris Bustami A Karim masa periode 1973 hingga 1977, H M Sayuti SH dengan Sekretaris Drs Saini Hamdan masa periode 1977 hingga 1990, Asy’ari Zainuddin S.Ag dengan Sekrtaris Mujiburrahan masa periode 1991 hingga 2001, H Armawi M Noor, BE dengan Sekretarisnya, Drs H Slamet Rianto masa periode 2001 hingga 2004 dan terakhir H Armawi M Noor, BE dengan Sekretarisnya, Shalahuddien MD masa periode 2004 hingga sekarang.
Sampai saat ini perkembangan fisik Masjid Darul Falah telah mengalami beberapa kali perbaikan dan perluasan. Diantaranya, tahun 1963, bangunan masjid luasnya 80 meter persegi, tahun 1974 diadakan perluasan bangunan sehingga luas seluruhnya 100 meter persegi dengan dua atap bumbungan, tahun 1981 dibangun kembali dengan ukuran 18mx18m. Sehingga luasnya menjadi 324 meter persegi.
Mengingat kondisi masjid yang sudah tidak mampu lagi menampung jamaah serta kondisi fisik masjid yang memerlukan perbaikan, maka pada tahun 1998, bangunan masjid diadakan perluasan dan dibangun ulang dengan konstruksi beton yang terdiri dari dua lantai. Lantai dasar mempunyai luas 508 meter persegi. Sedangkan lantai dua mempunyai luas 190 meter persegi. Sehingga kini luas seluruh Masjid Darul Falah secara keseluruhan 698 meter persegi.
Bangunan masjid saat ini diperkirakan dapat menampung jamaah sekitar 1000 orang.
Selain itu, di bagian bawah lantai dasar telah dibangun dua buah bak air yang mampu menampung air sebanyak 138.40 m3 yang diperuntukan untuk mempermudah dalam penyediaan air wudhu dengan bantuan pompa air kemudian disalurkan ke tempat pengambilan air wudhu.
Sekretaris Masjid Darul Falah, Shalahuddien MD mengatakan sesuai visi masjid itu sendiri yaitu masjid itu harus makmur, mandiri, dan berdaya bagi jamaah dan masyarakat sekitarnya.
“Yang dimaksud makmur dan mandiri itu kita bisa mengembangkan masjid itu dengan swadaya sendiri. Dalam arti, memaksimalkan potensi yang dimiliki Masjid Darul Falah ini,” terangnya.
Sementara berdaya, Shalahuddien MD menguraikan bahwa setiap masjid memiliki jamaah yang terdiri dari beberapa tingkatan dan golongan yang dapat diberdayakan. Ia mencontohkan dari 100 jamaah yang ada di masjid itu ternyata hanya ada 20 orang yang dapat memberdayakan secara optimal.
Shalahuddien MD juga menguraikan bahwa selama ibadah suci Ramadan ini, Masjid Darul Falah juga memiliki program lainnya. Yaitu melakukan pengkajian rutin setiap Minggu dan Selasa. Selain itu juga Tausiah Bada Subuh (Tabasu). Dimana pembicaranya berasal dari ustad-ustad yang ada di Kota Pontianak.
Sementara malamnya, ada program Mimbar Taraweh (Mimtar). Bahkan, Shalahuddien MD sempat tertawa mendengar istilah ini. Karena ia mengingat ada salah satu ustad yang pernah memimpin taraweh di Masjid Darul Falah pernah beranekdot bahwa Mimtar itu kepanjangan dari mimbar sebentar.
Masjid ini juga menggelar kajian setiap sore hari Sabtu, Minggu, Selasa dan Kamis. Dalam menyambut 10 hari jelang terakhir bulan Ramadan, masjid ini melaksanakan I’tikaf. Hal ini dilaksanakan mulai pukul 21.00 WIB. Dan usai melaksanakan I’tikaf itu, ditutup dengan acara sahur bersama. Kegiatan itu diatur oleh pengurus masjid dan disiapkan bagi jamaah yang beri’tikaf di masjid.
Dan terakhir, mengadakan buka puasa bersama di masjid bagi seluruh masyarakat ingin melaksanakannya.
“Sistem pemberian takjil ini, kita melalui donatur. Dan itu sistemnya bergantian dalam menyuguhkan takjil kepada jamaah yang hadir di dalam masjid tersebut. Sehingga dalam satu hari itu, donaturnya terdiri tiga hingga empat orang. Dan itu dilaksanakan selama 30 hari selama bulan Ramadan,” jelasnya.
Mengenai asal usul kenapa disebut Darul Falah, Shalahuddien MD menguraikan bahwa arti Darul Falah itu ialah rumah kemenangan.
Mengingat komplek Masjid Darul Falah cukup luas, Shalahuddien MD mengatakan pengurus masjid berencana akan membangun tempat pembacaan Al Quran (TPA). Pembangunan ini akan memiliki ketinggian tiga lantai. Dan masing-masing lantai memiliki kegunaannya masing-masing. Anggaranya diperkirakan akan menelan biaya sebesar Rp 1,5 miliar.
“Lantai dasar dipergunakan untuk aula. Gunanya untuk menggelar pertemuan dan sebagainya Lantai dua dipergunakan untuk anak-anak TPA dan lantai ketiga diperuntukan tempat istirahat bagi para ustad maupun imam masjid yang ingin istirahat,” paparnya.
Shalahuddien MD mengaku pembangunan TPA berlantai tiga itu baru memasuki tahap pengerjaan. Dan diperkirakan, tahap pembangunan TPA itu baru mencapai 20 persen.  
“Proses pembangunan yang dimulai tahun 2009 itu, baru tercapai Rp 300 juta. Anggaran ini berasal dari swadaya jamaah. Bahkan pemerintah Kota Pontianak pernah memberikan bantuan sebesar Rp 10 juta pada tahun 2010,” pungkasnya.

No comments:

Post a Comment