Tuesday 8 November 2011

CRID: Tingkatkan Toleransi untuk NKRI

CRID: Tingkatkan Toleransi untuk NKRI
Oleh Ubay KPI 
Di ulang tahunnya yang kelima, Centre for Research and Inter Religious Dialogue (CRID) berkomitmen meningkatkan toleransi untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang digelar di ruang Nusantara I, Wisman Nusantara Pontianak, Sabtu (1/10) pagi hingga siang kemarin.
Perayaan ulangtahunnya, sekaligus dirangkai dengan seminar bertemakan ”Meneguhkan Toleransi demi Menjaga Keutuhan NKRI” menghadirkan tiga narasumber. Yakni, Romo Heru Prakoso dari KWI, Imdadun Rahmat sebagai Wakil Sekjen PBNU Pusat, dan Romo Johanes Robini Marianto sebagai Direktur CRID. Seminar dipandu oleh Mohammad, Ketua PC. GP. Anshor.
Sebelum seminar kemarin, dilaksanakan presentasi penelitian yang dilakukan CRID berjudul “Derajat Toleransi di Kalimantan Barat” yang disampaikan Nur Hafid, dan penyerahan cinderamata oleh keynote speaker, Paulus Florus kepada Ketua DPRD Kota Pontianak, Hartono Azas.
Paulus Florus menjelaskan, CRID akan terus mengembangkan bentuk-bentuk dialog kehidupan untuk kedamaian, keadlian, dan kesejahteraan masyarakat. Karenanya, toleransi sangat perlu ditumbuhkembangkan dalam dialog kehidupan sehari-hari, agar Kalimantan Barat  dengan sejarah konflik bernuansa etnik yang biasanya diprovokasi antar pemeluk agama, dan dengan penduduk yang memang multi etnis meredam dengan sebuah sikap toleran.
Mengenai komitmen CRID dalam mewujudkan sebuah toleransi untuk kedamaian ini, Ketua IPNU Kalimantan Barat, Nuruddin menilai positif untuk kedamaian Kalimantan Barat ke depan. Begitu juga dengan pergerakan generasi muda. Yang kadang mudah sekali terpancing dengan unsur SARA. Mampu diredam dengan sebuah komunikasi yang antara antar organisasi agama, dan lainnya.

Byar Pet Ganggu Investasi

Byar Pet Ganggu Investasi
Oleh Ubay KPI 
Wakil Walikota Pontianak Paryadi mengingatkan kepada PLN Cabang Pontianak, untuk menjaga stabilitas listrik seiring dengan tambahan daya yang telah dilakukan.
Pemadaman yang kerapkali menjadi keluhan masyarakat bukan hanya merugikan alat elektronik warga, namun juga mengganggu pada investasi. Dampak listrik terhadap investasi menurut Paryadi dikarenakan, setiap kegiatan usaha memerlukan tenaga listrik.
Ia mengajak masyarakat untuk menghemat penggunaan listrik sesuai dengan kebutuhan dan mematikan lampu atau alat-alat elektronik yang tidak digunakan. “Mari kita gunakan listrik seperlunya, matikan selebihnya karena ini juga manfaatnya untuk kita semua,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Paryadi pun mengingatkan kepada masyarakat terutama anak-anak agar tidak bermain layang-layang apalagi menggunakan tali kawat karena bisa mengakibatkan pemadaman listrik. Kendati kabel listrik yang ada dilapisi namun lapisan kabel itu bisa saja terkikis oleh gesekan-gesekan benang maupun tali kawat yang berakibat timbulnya ledakan. “Saya mengimbau, jangan bermain layang-layang karena banyak kerugian yang ditimbulkan,” imbaunya.
Ketua Panitia Fun Bike Kota Pontianak HJLN tahun 2011. Bahri mengungkapkan, saat ini PLN memiliki motto terhadap seluruh karyawan ialah “Bekerja, bekerja, bekerja”. Ia pun berpesan kepada warga yang ada di Kalimantan Barat untuk menghubungi petugas listrik bila terjadi apa-apa terkait dengan listrik.

Bersepeda di Akhir Pekan

Bersepeda di Akhir Pekan
Oleh Ubay KPI 
Sudah menjadi tradisi di kalangan PNS Pemerintah Kota Pontianak, baik sejak didirikannya komunitas sepeda atau sebelumnya. Melakukan akhir pekan dengan bersepeda bersama komunitas.
Kerapkali bersepeda dilakukan Pegawai Naik Sepeda (PNS) dilakukan di depan kantor Walikota Pontianak untuk menjadi tempat berkumpul. Sebelum keliling jalan di Kota Pontianak. Informasi biasa didapat melalui SMS yang dikirim oleh pengurus PNS.
Dengan mengenakan kaos berwana merah bertuliskan “PNS, Pegawai Naik Sepeda, Korpri Maju Terus” pegawai Pemkot Kota Pontianak memberikan semangat kepada masyarakat untuk berolahraga.
Ketua Komunitas PNS, Dede Aries Darmawan mengatakan, setiap akhir pekan dan hari Minggu, PNS menggelar sepeda bareng, selain untuk kesehatan juga untuk menjalin silaturahmi. Seperti yang dilakukannya kemarin, PNS bersepeda hingga ke kawasan Bandara Supadio, Kubu Raya.
Senada dengan Dede, salah seorang anggota Komunitas PNS yang aktif mengikuti kegiatan ini, Peby menuturkan sebelum tergabung dalam komunitas ini dirinya rutin bersepeda setiap akhir pekan. “Sebelumnya saya bersepeda sendirian, kalau pun di jalan bertemu dengan rekan yang dikenal baru kami bersepeda beriringan. Tapi sejak terbentuknya komunitas PNS, saya merasa senang karena bisa bersepeda bareng dengan teman-teman kantor,” tutur Peby.

Akfar Yarsi, Cetak TK Profesional dan Islami

Akfar Yarsi, Cetak TK Profesional dan Islami
Oleh Ubay KPI
 
Untuk kesembilan kalinya, Akademi Farmasi Yarsi Kota Pontianak melaksanakan sekaligus mencetak tenaga Teknik Kefarmasian (TK) melalui prosesi wisuda yang dilaksanakan di Mahkota Hotel Pontianak, Sabtu (1/10) kemarin.
Sesuai dengan tema yang diusung, “Mewujudkan Tenaga Teknik Kefarmasian (TK) yang Profesional dan Islami”. Akfar Yarsi kemarin mewisuda sebanyak 63 mahasiswanya.
Direktur Akademi Farmasi Yarsi, Dani Suryaningrat, S.E, M. Si mengatakan, tahun ini IPK lulusan Akfar Yarsi ada peningkatan dari tahun sebelumnya meskipun hanya perbedan koma di belakang. Tiga lulusan terbaik Akfar Yarsi tahun ini ialah Serli Novita Sari dengan IPK 3,79, kedua Inderiyani dengan IPK 3,75, dan Dian Khairunisa dengan IPK 3,73.
Sebagai wadah pendidikan, Dani Suryaningrat melanjutkan, Akfar Yarsi tetap berkewajiban mencetak tenaga sesuai dengan bidangnya dengan penuh kompetensi dan profesional. Dalam mewujudkan lulusan yang berkompeten tersebut, Akfar Yarsi memberlakukan uji kompetensi dengan sebuah konsep yang lebih maju, seperti praktek.
“Bukan hanya memberikan pembinaan dalam kefarmasian, Akfar Yarsi juga memberikan sebuah pendidikan kepada mahasiswa dalam berkinteraktif atau berkomunikasi sesuai dengan tugasnya,” ujar Dani Suryaningrat.
Dijelaskan pula, lulusan Akfar Yarsi tidak hanya tertuju pada satu tempat atau PNS. Lulusan akademi kefarmasian bisa bekerja di banyak tempat seperti apotik, instansi, perusahaan, dan rumah sakit.
Dalam pelaksanaan prosesi wisuda Akfar Yarsi kemarin, hadir Plh Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, Honggo Simin, perwakilan dari Kopertis Wilayah XI, perwakilan rumah sakit Bhayangkara, Dinas Kesehatan Kubu Raya, Pafi Kalbar, IAI Indonesia Kalimantan Barat dan undangan wali mahasiswa.
Secara tertulis, sejauh ini belum ada MoU antara Akfar Yarsi dengan instansi terkait untuk menampung lulusannya, namun sudah banyak perusahaan yang datang ke Akfar Yarsi untuk mencari tenaga farmasi. “Bahkan dari mereka banyak yang melakukan tes sendiri,” ujarnya.
Dalam waktu dekat pula, Akfar Yarsi yang sudah memiliki 433 lulusan akan melakukan reuni. “Sekaligus akan membentuk ikatan alumni,” tambah Suryaningrat.
Plh. Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, Honggo Simin kemarin juga menjelaskan tenaga kefarmasian di Kalimantan Barat masih sangat kurang. Meskipun ada terkendala tempat dan ikatan lainnya. “Saya berharap  lulusan ini bisa bekerja sesuai kebutuhan dan tidak pilih tempat,” tuturnya.

SPIP Wujudkan Good Governance dan Clean Government

SPIP Wujudkan Good Governance dan Clean Government
Oleh Ubay KPI 
Terwujudnya tata pemerintahan yang baik (good governance) serta pemerintahan yang bersih (good government) adalah tujuan pemerintah daerah dan pusat.
Dalam upaya mewujudkan keduanya, Pemerintah Kota Pontianak, memberikan pendalaman Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dengan melaksanakan pelatihan kepada pegawai lingkungan Pemkot Pontianak, di Aula Sultan Syarif Abdurahman Kantor Walikota Pontianak, Senin (31/10) lalu, yakni untuk mencapai pengelolaan keuangan yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. SPIP merupakan pedoman pengendalian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.
Diklat yang dibuka Wakil Walikota Pontianak, Paryadi dalam sambutannya menyatakan, perkembangan zaman saat ini menuntut pemerintah untuk terus melaksanakan yang terbaik. good governance dan clean government bukan hanya menjadi tujuan dan target, namun keharusan, kebutuhan dalam menjalankan roda pemerintahan.
SPIP pada awalnya dikenal dengan Pengawasan Melekat (waskat) yang persoalannya yang dilakukan bukan hanya disiplin pegawai. Namun juga persoalan keuangan serta mengawasi kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
“Jadi, dalam mewujudkan birokrasi yang produktif tidak hanya memenuhi jam kerja yang hanya tekstual. Akan tetapi juga mutu kerja dan keberhasilan,” katanya.
Ia prihatin, SKPD saat ini dinilai hanya kejar target penyelesaian SPj semata. Akan tetapi, kualitas dan produktifitas tidak diperhatikan. “Kejar target yang ingin dicapai, bukan hanya sebatas menyelesaikan laporan,” ungkapnya.

Juara Baru MTQ II Sungai Kakap

Juara Baru MTQ II Sungai Kakap
Oleh Ubay KPI
Terjawab sudah teka-teki juara umum perhelatan dua tahunan MTQ tingkat Kecamatan Sungai Kakap. Dua tahun lalu, tampil sebagai juara umum ialah Desa Punggur Kecil. Pada tahun ini, MTQ tingkat Kecamatan Sungai Kakap punya sang juara baru.
Tampil sebagai juara umum pada MTQ II Kecamatan Sungai Kakap yang dilaksanakan di Desa Pal IX, 2-9 Oktober lalu, tetangga dekat juara tahun sebelumnya. Desa Punggur Besar tahun ini menggantikan Desa Punggur Kecil sebagai juara umum.
Keputusan tersebut sesuai dengan keputusan dewan hakim yang sangat independen dalam melaksanakan tugas sesuai dengan sumpah yang diucapkan pada pelantikan.
Piala yang dibungkus kaca beralih ke Desa Punggur Besar. Disaksikan peserta MTQ II, masyarakat, dan undangan yang terdiri dari Kepala Desa se-Kecamatan Sungai Kakap, Camat Sungai Kakap, beberapa Anggota DPRD Kabupaten Kubu Raya, dewan hakim, tokoh masyarakat, dan Jakariansah, piala juara umum diserahkan oleh Camat Kecamatan Sungai Kakap, kepada Kepala Desa Punggur Besar.
Jakariansah, mewakili Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan yang berhalangan hadir, dalam wejangannya sebelum menutup MTQ II Kecamatan Sungai Kakap menyampaikan, kegagalan adalah awal dari keberhasilan. Dalam setiap perlombaan, ada yang kalah dan menang.
Kecamatan Sungai Kakap sebagai kecamatan yang memberikan sumbangsih besar untuk peserta Kubu Raya pada tingkat provinsi sebagai juara umum MTQ tingkat Kabupaten Kubu Raya tahun 2010 lalu, diharapkan oleh Jakariansah tetap memacu semangat menelurkan bibit berkualitas untuk keharuman nama Kubu Raya.
Sekaligus dalam wejangannya, Jakariansah mengatakan, Pemerintah Kabupaten Kubu Raya akan lebih memperhatikan terhadap pembinaan generasi Qurani. “Ke depan, kami akan menganggarkan dana untuk LPTQ setiap kecamatan. Dengan nominal yang tak sama. Tergantung prestasi kecamatan masing-masing,” ujarnya.
Sebuah angin segar berhembus. Artinya, Kakap sebagai kecamatan prestasi secara hitungan akan mendapat bantuan lebih besar untuk pembinaan.
Optimisme kontingen tuan rumah, Desa Pal IX pupus yang berjuang dengan penuh persiapan untuk menjadi yang terbaik di tanah sendiri. Namun hal itu tidak dikecewakan oleh Kepala Desa Pal IX, M. Nurdin. Pasalnya, ada dua sukses yang menjadi perhatian serius Pal IX dalam MTQ tahun ini. Sukses pelaksanaan dan sukses prestasi.



Ayo Sadar KB

Ayo Sadar KB
Oleh Ubay KPI 
Tidak ada hentinya Badan Pemberdayaan Anak dan Keluarga Berencana (BP2KB) melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk sadar akan pentingnya KB. Dalam membangkitkan kesadaran itu, BP2KB melakukan banyak sosialisasi, baik secara door to door, pamflet, sampai dengan pemutaran film.
Memanfaatkan Hari Kesaktian Pancasila, bertempat di halaman Balai Prajurit, Sabtu (1/10) lalu, BP2KB menggelar pemutaran film terkait program KB. Kepala BP2KB Kota Pontianak, Darmanelly mengatakan, kegiatan tersebut merupakan salah satu memanfaatkan banyaknya masyarakat berkumpul.
Pemutaran film di Balai Prajurit, ditambahkan Darmanelly merupakan program perdana yang dilaksanakan BP2KB Kota Pontianak yang nantinya akan secara mobile dilaksanakan di masing-masing kecamatan.
Target dari pemutaran film ini, masih belum bisa diukur, mengingat banyaknya bentuk sosialisasi. Namun menurut Darmanelly, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi untuk kesejahteraan keluarga.
Dalam film ini, selain menampilkan audio visual tentang anjuran ber-KB, juga memberikan informasi serta pemahaman kepada masyarakat. Dan memberikan trik bagaimana cara menggunakan alat kontrasepsi yang benar.

Penutupan MTQ II

Penutupan MTQ II
Tetap Meriah Meski Diguyur Hujan
Oleh Ubay KPI
 
Ikhtiar merupakan sebuah sikap yang dilakukan sebelum menyerahkan segalanya kepada Yang Maha Kuasa. Harapan masyarakat Desa Pal IX pada malam, khususnya panitia MTQ II Kecamatan Sungai Kakap menginginkan malam penutupan pesta dua tahunan itu bersamaan dengan cuaca yang cerah. Namun apa dikata, malam penutupan MTQ II yang dilangsungkan, Sabtu (9/10) malam dua hari lalu. Hujan mengguyur kawasan Kota Pontianak dan sekitar, termasuk Desa Pal IX, tempat pelaksanaan MTQ II Kecamatan Sungai Kakap.
Meski hujan mengguyur suasana malam penutupan MTQ II Kecamatan Sungai Kakap sejak sore harinya, namun acara puncak Sabtu malam lalu tetap berjalan dengan meriah dan riuh dengan suara pengunjung yang hadir memenuhi teras gedung sekolah dan stand-stand yang ada di kawasan panggung MTQ II Kecamatan Sungai Kakap.
Empat tenda dan tiga gedung sekolah yang berdampingan dengan panggung MTQ sesak dengan pengunjung. Hujan tak menjadi alasan bagi masyarakat Kecamatan Sungai Kakap, khususnya masyarakat Desa Pal IX untuk hadir menyaksikan malam puncak. Ketua Panitia MTQ II Kecamatan Sungai Kakap, M. Nurdin, S. Pd menyebutkan, suatu bukti bahwa masyarakat Desa Pal IX kompak dan saling memiliki dalam kegiatan itu. Bukan hanya dalam segmen MTQ. Namun di bidang lainnya, masyarakat Desa Pal IX menyokong setiap kegiatan positif meski berada dalam lingkungan beragam etnis.
“Alhamdulillah kami tetap kompak, modal itu juga yang menjadikan Desa Pal IX pernah menjadi desa terbaik/teladan se-Kalimantan Barat,” ujar M. Nurdin yang juga Kepala Desa Pal IX.
Ramainya pengunjung malam penutupan MTQ II Kecamatan Sungai Kakap bukan hanya dalam sesaat. Namun hingga acara selesai sekitar pukul 23.00 lewat.
“Saat hujan reda sekitar waktu Isya’, masyarakat luar yang hadir lebih ramai. Namun setelah hujan agak lebat, sebagian ada pulang, dan lebih banyak tetap menyaksikan acara,” tuturnya.
Salah satu peserta MTQ II Kecamatan Sungai Kakap, Imamul Arifin juga mengaku, warga Desa Pal IX sangat kompak. Hal itu dirasakannya ketika mengikuti MTQ II yang dilaksanakan selama sepekan. “Saya melihat, sejak pembukaan minggu lalu. Bahkan saat pelaksanaan lomba. Juga untuk perlengkapan, mereka sangat kompak. Bagi saya, itu adalah sebuah nilai penghargaan kepada kami yang dianggapnya sebagai tamu,” tuturnya.
Senada dengan yang diungkapkan Imam, Nurjannah, warga Pal IX mengatakan, kekompakan dibentuk oleh kesadaran warga. Namun tak lepas juga peran pemimpin. “Alhamdulillah, pemimpin di sini (kepala desa) sangat peduli terhadap masyarakat. Itulah bagian yang membuat masyarakat saling memiliki terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh desa,” ungkapnya.
Bukan hanya sebatas pembagian hadiah. Pada malam penutupan Sabtu malam dua hari lalu, juga menampilkan beberapa kreasi yang dimiliki Desa Pal IX, ialah kasidah massal. Grup kasidah berasal dari empat kelompok grup kasidah yang dipadukan menjadi satu.
Satu per satu rangkaian acara penutupan MTQ II Kecamatan Sungai Kakap disaksikan oleh hadirin. Sampai dengan Jakariansah, yang mewakili Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan menutup MTQ II Kecamatan Sungai Kakap. Jakariansah menutup dengan pembacaan hamdalah, dan dilanjutkan dengan dentuman meriam karbit. Serta disusul dengan kembang api mengitari halaman panggung MTQ. Semarak tepuk tangan seraya berucap sukur terlihat dari hadirin dan undangan.
MTQ II Kecamatan Sungai Kakap terlaksana dengan sukses. Sukses dalam pelaksanaan dan sukses dalam pelayanan sebagai tuan rumah.

Peluang Pemuda Kembangkan Prestasi

Peluang Pemuda Kembangkan Prestasi
Oleh Ubay KPI
 
Syaiful Ahyar dari Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Pontianak pada kesempatan mengisi materi pada Seminar Hari Sumpah Pemuda yang dilaksanakan HMJ Tarbiyah, STAIN Pontianak, di UPT STAIN Pontianak, belum lama ini berbagi informasi tentang peluang generasi muda khususnya mahasiswa dalam mengembangkan prestasi.
Pasalnya, Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Pontianak memiliki sepuluh program dalam kepemudaan, serta menjalin kerjasama dengan Dispora. Di antaranya, kinerja tentang olahraga, pertukaran pelajar dan mahasiswa, Paskibra, dan pertukaran remaja.
Beberapa program tersebut dapat diikuti oleh mahasiswa dengan catatan memiliki kompetensi sesuai bidang.
Mengenai seminar yang dilaksanakan HMJ Tarbiyah STAIN Pontianak, Syaiful Ahyar memberi motivasi untuk terus dilaksanakan dalam pengembangan wawasan pemuda, khususnya mahasiswa. Dinas Pemuda dan Olahraga siap mengayomi apa yang dibutuhkan.
Sedangkan pemateri kedua, DR. Hamka Siregar, lebih banyak menyampaikan bagaimana peran pemuda dalam mengisi kebangkitan nasional agar lebih baik. Hamka Siregar mengatakan, pergerakan mahasiswa sangat diperlukan. Bukan hanya sebagai tenaga pendidik, ekonomi, dan lainnya. Namun juga sebagai kontrol demokrasi demi sebuah kemajuan bangsa.
Ketua Panitia Pelaksana, Deplo Supoyo mengatakan, antusias mahasiswa dalam mengikuti seminar sangat tinggi. UPT STAIN Pontianak yang berkapasitas sekitar 200 orang tidak bisa menampung banyaknya peserta yang datang. Sehingga banyak duduk di bawah. Meski demikian, namun tak menyurutkan peserta untuk terus menyimak pemaparan narasumber.
“Ini sebuah bukti bahwa pemuda, khususnya STAIN Pontianak haus akan informasi dan pengetahuan, bukan hanya sebatas di bangku kuliah, perkuliahan. Namun seminar juga menjadi sasaran dalam pengembangan wawasan,” ujarnya.
HMJ Tarbiyah, yang lebih khusus wadah bagi mahasiswa Jurusan  Tarbiyah akan terus mengembangkan pelatihan dan seminar yang sifatnya eksternal.

Teka-teki Juara Umum MTQ II Sungai Kakap

Teka-teki Juara Umum MTQ II Sungai Kakap
Oleh Ubay KPI
 
Musabaqah Tilwatil Quran (MTQ) kedua tingkat Kecamatan Sungai Kakap, yang dilaksanakan di Desa Pal IX, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya telah ditutup tadi malam. Namun, sampai berita ini diturunkan, juara umum MTQ II Kecamatan Sungai Kakap masih teka-teki. Belum ada bocoran hasil penilaian dewan juri.
Dua tahun sebelumnya, juara umum MTQ Kecamatan Sungai Kakap dipegang Desa Punggur Kecil. Namun pada tahun, penuh kompetisi untuk merebut tahta tertinggi tersebut. Pasalnya, tuan rumah, Desa Pal IX juga sangat menginginkan menjadi juara umum.
Ketua Panitia Pelaksana, M. Nurdin dihubungi sore kemarin, menuturkan semua perlombaan telah selesai. Dan panitia tengah mempersiapkan acara penutupan. “Kami melaksanakan apa yang menjadi tanggung jawab kami sebagai panitia, mengenai hasil penilaian itu tugas dewan hakim yang telah disumpah. Dan kami yakin mereka bekerja sesuai dengan kewajibannya,” ujar M. Nurdin.
Dikatakan pula oleh M. Nurdin kemarin, pada penutupan yang dilaksanakan malam tadi, dijadwalkan, Bupati Kubu Raya akan kembali hadir. “Informasi sampai dengan saat ini (sore kemarin) Bupati akan hadir,” tuturnya.
M. Nurdin menjelaskan, dalam pelaksanaan selama seminggu, antusias bukan hanya hadir dari peserta, namun juga masyarakat. “Alhamdulillah selama pelaksanaan cukup ramai. Karena kita juga didukung dengan adanya stand makanan dan lainnya,” ujarnya.

Humanity Night Project 2011 Peduli Sosial

Humanity Night Project 2011 Peduli Sosial
Oleh Ubay KPI
Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak menggelar kegiatan bertajuk Humanity Night Project 2011 sejak 24 Oktober lalu, berupa donor darah.
Kegiatan yang lebih kental dengan sosial ini akan terus berlanjut hingga 2012 mendatang. Adapun kegiatan yang diusung dalam waktu dekat ini adalah pengabdian kepada masyarakat pada 12 November mendatang.
Acara ini lebih banyak memanfaatkan mahasiswa baru Fakultas Teknik Untan untuk sosialisasi serta beradaptasi dengan masyarakat.
Humas Humanity Night Project tahun 2011, Asep Fauzi dihubungi beberapa waktu lalu menyampaikan, acara puncak Humanity Night Project akan dilaksanakan pada tanggal 11 Februari tahun depan.
Selain kegiatan sosial, ia juga menyampaikan Humanity Night Project akan melaksanakan workshop dan seminar yang akan dilaksanakan 6 Februari serta kunjungan amal ke salah satu panti asuhan. “Dalam kegiatan ini selain menyampaikan permohonan dari akademik dan fakultas juga dari masyarakat,” tuturnya.

Lanceng Praben Publikasi Pariwisata

Lanceng Praben Publikasi Pariwisata
Oleh Ubay KPI 
Festival Pemilihan Lanceng Praben perdana, pada peringatan hari jadi Kota Pontianak ke-240 ini, diikuti 15 pasang Lanceng Praben dan 30 pasang Cong dan Ne’ yang tampil pada malam puncak Festival Pemilihan Lanceng Praben di Gedung PCC, Minggu (30/10) tadi malam.
“Alhamdulillah peminatnya sangat banyak meskipun persiapannya sangat singkat. Bahkan, kami telah membatasi jumlah peserta. Kalau tidak dibatasi kemungkinan peserta akan melebihi dari yang ditetapkan saat ini,” kata David, pemuda Madura yang duduk di kursi Anggota DPRD Kota Pontianak.
Pada malam puncak grand final, selain menampilkan kreasi seni Madura, pihaknya juga mengundang seluruh etnis, seperti Dayak, Tionghoa, Melayu, dan lainnya.
Puluhan fotografer baik perorangan atau komunitas mengarahkan lensanya pada objek yang diperankan Lanceng dan Praben pada lomba fotografi Festival Pemilihan Lanceng Praben Kota Pontianak di Taman Alun-alun Kapuas.
Puluhan fotografer tersebut silih berganti mengambil objek (Lanceng Praben) untuk mengambil foto terbaik sebelum dikompetisikan pada malam puncak Festival Pemilihan Lanceng Praben Kota Pontianak yang kali pertama diadakan ini.
Panitia Pelaksana memberikan kebebasan kepada peserta fotografi untuk mengambil objek dan tempat manapun. “Asalkan lokasinya masih di kawasan Alun-alun Kapuas,” ujarnya.
Ia menerangkan, fotografi dan Pemilihan Lanceng Praben berkaitan erat dengan entertain, yakni untuk publikasi serta duta pariwisata.
Salah satu peserta yang mengikuti lomba fotografi, Afwan mengatakan, lomba fotografi merupakan bentuk perhatian panitia pada insan fotografi. Ia menyambut baik, selain untuk menumbuhkan semangat fotografi juga sebagai wadah untuk saling bertukar ilmu dengan fotografer lainnya.
“Istimewanya dari event ini ialah sangat jarang dilakukan, dan  ini dapat menjadi wadah belajar bagi para pemula,” kata peserta yang baru beberapa bulan menekuni dunia fotografi.
Sambutan ini juga datang dari fotografer perempuan, Inayah. Ia mengatakan fotografi merupakan dunia yang asyik, dan kompetisi ini menjadi penyemangat serta tempat menambah pengalaman dan wawasan. “Tentunya banyak mengenal fotografer lainnya,” ujarnya.

Pal IX Siap Rebut Juara Umum

Pal IX Siap Rebut Juara Umum
Oleh Ubay KPI 
Dengan tekad yang kuat dan persiapan yang matang tanpa mengesampingkan keadilan serta mengupayakan pelayanan yang baik. Jujur dalam berkompetensi, Desa Pal IX sebagai tuan rumah seleksi MTQ tingkat Kecamatan Sungai Kakap optimis merebut juara umum.
Merupakan pertamakalinya Pal IX menjadi tuan rumah pelaksanaan seleksi MTQ yang baru dua kali dilaksanakan di Kecamatan Sungai Ambawang.
Kepala Desa Pal IX yang sekaligus Ketua Panitia M. Nurdin menyatakan, dengan tegas, akan berbuat adil serta tidak akan mengintervensi dewan hakim dalam penilaian. “Kami dari segi kontingen memang sudah siap. Kami akan memberi pelayanan serta fasilitas yang baik kepada 11 desa lainnya yang mengikuti seleksi ini,” tuturnya.
Bukan hanya sebatas pengembangan kerohanian dan prestasi pada MTQ II Kecamatan Sungai Kakap, namun juga pengembangan ekonomi. Panitia pelaksana melengkapi dengan stand selama pelaksanaan berlangsung yang tak jauh dari mimbar MTQ.
Pada laporan panitia yang disampaikan M. Nurdin saat pembukaan MTQ II Sungai Kakap, Sabtu (1/10) malam Minggu lalu, menyampaikan, seluruh desa yang ada di Sungai Kakap ikut serta meski tidak sepenuhnya mengikuti semua cabang lomba.
Saat pembukaan tersebut, hadir pula sejumlah anggota DPRD Kubu Raya, beberapa kepala dinas Kabupaten Kubu Raya, camat serta unsur staf desa dan kecamatan. Kemeriahan terlihat saat pembukaan berlangsung. Sebelum Bupati Kubu Raya membuka secara resmi, hiburan persembahan dari masyarakat Kecamatan Sungai Kakap dipersembahkan, seperti hadrah, kasidah, dan pantun.
Bupati Kubu Raya dalam sambutannya menyampaikan, bagaimana sebenarnya kabupaten termuda ini mulai dari prestasi tingkat nasional hingga provinsi. Diharapkan dengan seleksi yang diadakan di tingkat kecamatan semakin mendapat peserta yang lebih baik untuk tingkat kabupaten. Yang nantinya bermuara pada prestasi tingkat provinsi.
Disebutkan pula oleh Muda Mahendrawan, Kubu Raya dalam dua keikutsertaannya pada MTQ tingkat provinsi menunjukkan prestasi yang lebih baik. Pertama kali di Singkawang, Kubu Raya menempati peringkat kelima, dan pada MTQ di Landak, Kubu Raya melejit ke peringkat tiga. “Dengan kemampuan dan potensi yang ada, mudah-mudahan dan dengan usaha yang baik, Kubu Raya bisa merebut juara umum pada MTQ di Melawi nanti,” ujarnya.
Kecamatan Sungai Kakap yang banyak menyumbangkan  peserta baik dengan menjuarai MTQ tingkat kabupaten di Kecamatan Kubu, pada tahun ini diharapkan pula mampu memberikan sumbangsih yang tak kalah dengan tahun sebelumnya.
“Kubu Raya memang kabupaten muda, namun prestasi dalam berbagai bidang mampu bersaing dengan daerah lainnya di Kalimantan Barat,” ungkapnya.
Pembukaan MTQ II Kecamatan Sungai Kakap dibuka secara langsung oleh Muda Mahendrawan ditandai dengan pemukulan gong. Bersamaan dengan itu pula, mimbar MTQ yang awalnya gelap tanpa lampu penerang, langsung sumringah lampu penghias semua menyala.
Mimbar MTQ berukuran 8x12 meter tersebut dengan desain dekorasi yang apik menambah syahdu dengan tulisan dua belas desa se-Kecamatan Sungai Kakap yang tegak berada di samping kanan dan kiri dengan sorot lampu dalam kotak.
Tepukan tangan yang meriah terdengar dari seluruh hadirin yang ada, baik masyarakat, perserta dan undangan saat bertepatan dengan dibukanya MTQ II Kecamatan Sungai Kakap.
Setelah itu, undangan dan simpatisan yang menghadiri pembukaan tersebut disuguhi dengan tarian anak-anak SMP Pancasila yang berjumlah 50 orang. Mereka menari dengan banyak formasi, di antaranya membentuk tulisan MTQ II dan membentuk bulatan durian, yang menandakan, Kecamatan Sungai Kakap sudah dua kali melaksanakan seleksi MTQ, serta buah durian menandakan, Pal IX sebagai pemasok buah tersebut, serta masyarakatnya mayoritas memiliki kebun durian. Dan tak kalah pentingnya, ialah durian Desa Pal IX memiliki rasa yang lezat ketimbang durian daerah lainnya.
Dalam tarian tersebut, juga dipadu dengan variasi dua penari yang membawa bakul serta cangkul. Dalam bakul berisikan langsat serta durian, dan satunya membawa cangkul mengisyaratkan Pal IX masyarakatnya memiliki tradisi bertani. Dua komoditi tersebut menjadi kebanggaan masyarakat Pal IX.
Sebuah durian dan sekantong buah langsat sebagai simbolis dalam tarian tersebut dipersembahkan kepada Bupati Kubu Raya. Muda Mahendrawan menerima dengan tepuk tangan dan senyum sumringah.
Usai penampilan tari, Bupati Kubu Raya bersama istri dan undangan menjumpai stand yang berada di lokasi kegiatan. Tak dilepaskan, istri Muda Mahendrawan ikut membeli sebuah hasil karya di stand tersebut. Berupa pot bunga yang dibuat dari bahan koran bekas. 

Pal IX Tuan Rumah MTQ Sungai Kakap

Pal IX Tuan Rumah MTQ Sungai Kakap
Oleh Ubay KPI
Desa Pal IX, Kecamatan Kakap, Kabuapen Kubu Raya, yang pernah menjadi desa terbaik se-Kalimantan Barat akan menjadi panitia pelaksana seleksi Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Kecamatan Sungai Kakap, yang akan dilaksanakan selama tujuh hari, 1-7 Oktober  2011.
Persiapan mulai dari penginapan peserta hingga mimbar MTQ telah dipersiapkan. Ketua Panitia Pelaksana, M. Nurdin, S. Pd saat dihubungi siang kemarin menuturkan, 90 persen pelaksanaan MTQ Kecamatan Sungai Kakap sudah siap dilaksanakan.
Berdiri megah panggung MTQ berada di lingkungan masjid dan sekolah Pal IX. Keduanya memberi keselarasan saling memberi keindahan pada panggung MTQ. Panggung MTQ seluas 8x12 meter tersebut hingga kemarin sudah siap digunakan. “Tinggal finishing bagian hiasan saja,” kata Ketua Panitia yang juga Kepala Desa Pal IX ini.
Ada sekitar 500 peserta dari 12 desa yang akan ikut berkompetisi memperebutkan prestasi terbaik untuk maju mewakili Kecamatan Kakap di ajang MTQ tingkat Kabupaten Kubu Raya nanti. 500-an perserta tersebut mengisi di 32 cabang lomba yang akan diperlombakan.
Kubu Raya sebagai kabupaten teranyar di Kalimantan Barat memang baru dua satu kali mengikuti MTQ tingkat provinsi. “Ini kali kedua Kakap melaksanakan seleksi. Dua tahun yang lalu pas pertama kali Kubu Raya mengadakan seleksi, Kakap juga ikut melaksanakan seleksi,” tambah M. Nurdin.
Malam ini, merupakan malam pembuka MTQ II Kecamatan Kakap, akan hadir dalam pembukaan nanti malam, Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan, serta anggota legislatif Dapil Kakap, dan Camat Kakap, Sudiono Subyanto.
Diterangkan oleh M. Nurdin, pada malam pembuka nanti malam, juga akan diisi dengan hiburan tari belah duren. Tari ciri khas Desa Pal IX yang akan dimainkan oleh sekitar 50 anak-anak. Serta hadrah massal dari masing-masing desa se-Kecamatan Kakap. “Malam ini juga bersamaan dengan pembukaan sekaligus pengibaran bendera MTQ,” ujarnya.
Terkait anggaran dana, selain bantuan dari kas desa, M. Nurdin menuturkan, dana banyak diperoleh dari tokoh dan masyarakat di Desa Pal IX. Meski demikian, saat ini panitia masih kekurangan dana. “Kita juga mengajukan anggaran dana ke kantor bupati, tapi masih belum terealisasi sampai sekarang, Jumat (30/9),” ungkapnya.
 
Putus
Beberapa ruas jalan di Desa Mega Timur Dusun Mega Sempurna menjadi langganan banjir. FOTO: Ubay KPI
Pontianak Siaga Satu
Oleh Ubay KPI 
Beberapa hari terakhir, secara terus menerus hujan mengguyur. Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota dan Dinas Sosial Kota Pontianak menyiapkan satu speed untuk mengevakuasi warga yang rumahnya terendam.
Sekretaris Tagana Kota Pontianak Rahmat, mengatakan telah menyiapkan satu unit speed yang akan ditambatkan di Jalan Martapura.
"Dari Pontianak Utara informasinya sudah sampai ke kita, untuk bersiaga mengantisipasi serta mengungsikan warga ke tempat yang lebih tinggi. Ini bercermin dari tahun-tahun sebelumnya, dan yang jelas tetap bersiaga," ujarnya.
Dikatakannya, informasi ini didapati dari Camat Pontianat Utara, diketahui terdapat warga yang bermukim di wilayah rendah dan siap mengungsi. “Jika malam ini hujan, maka bisa dipastikan daerah Bentasan yang tidak jauh dari Parit Nenas akan tenggelam,” ujarnya.
Kawasan Parit Nenas selalu menjadi ancaman pertama tumpahan air dari hulu. Sebab, selain arus air yang tidak kuat mengalir ke Sungai Landak. Kawasan ini juga sangat rendah.
Tagana juga menempatkan speet 40 PK di Jalan Martapura samping Ramayana, seraya berkoordinasi dengan instansi terkait terutama syahbandar.
Jika semua warga diungsikan, maka pihaknya akan meminta bantuan Tagana Kalbar mengeluarkan speed milik Dinas Sosial Provinsi Kalbar.
"Untuk Tim Tagana sendiri, ada 253 orang yang menyebar di Kota Pontianak," pungkasnya.
Hasil pantauan di lapangan sejak tiga hari lalu. Kawasan Parit Nenas yang berpotensi banjir lebih mulai tampak. Tiga hari yang lalu, air sudah mencapai gelegar rumah warga. Dan beberapa ruas jalan sudah tergenang air. Dua hari lalu, air sudah masuk ke dalam rumah dengan ketinggian 10 centimeter.
Genangan air berpotensi akan lebih tinggi dari kemarin. Hujan sore kemarin menjadi penyebab meningkatnya tinggi air di kawasan Parit Nenas.
Sedangkan di daerah tertangga yang hanya berjarak satu kilometer dari Parit Nenas, Desa Mega Timur bagian utara beberapa rumah sudah tergenang, bahkan ada beberapa kepala keluarga yang mengungsi.
Bukan hanya itu, banjir di kawasan ini juga merusak beberapa ruas jalan yang masih ditimbun tanah merah. Salah satu warga, Masyhur mengatakan, air sudah meluber ke bagian jalan sejak tiga hari yang lalu. Puncak keparahan sampai dengan saat ini terjadi pada dua hari yang lalu.

Perusda dan Warga Lapor ke Mapolda

Membelah dapur

Sebagian dapur warga terbelah karena berada di atas tanah sengketa. Sebagian lainnya, membelah rumah dan WC. FOTO: Ubay KPI
Perusda dan Warga Lapor ke Mapolda
Oleh Ubay KPI
 
Pihak Perusda Aneka Usaha dan warga yang tanahnya berada di Jalan Tanjung Raya II Parit Mayor dicaplok oleh pihak lain dan kemudian dijual resmi melaporkan kembali persoalan tanah tersebut ke Mapolda Kalimantan Barat untuk ditindak lanjuti.
Perusda yang diwakili oleh Fachrudin bersama empat warga lainnya yang terdiri dari Kamil, Thamrin, Rasyid, dan M. Nuh kemarin siang melapor dengan membawa alat bukti sertifikat dan SKT tanah yang dimiliki.
Sampai dengan pukul 15.00 kemarin, pemeriksaan data masih dilakukan pihak Mapolda Kalbar dengan meminta keterangan kepada seluruh warga yang tanahnya masuk dalam kawasan sengketa tersebut. Salah satu pihak pelapor, Thamrin dihubungi di sela-sela pemeriksaan kemarin mengatakan, sebagian tanah milik 3240 meter persegi dicaplok oleh saudara Sahminan dan dijual kepada masyarakat. Seperti pada pemberitaan sebelumnya, menurut penuturan beberapa warga, Sahminan mengklain tanah tersebut warisan dari keluarganya. Akan tetapi, menurut sesepuh di kawasan tersebut yang mengetahui asal usul tanah tersebut, tanah warisan Sahminan ada beberapa yang telah dijual, dan beberapa lainnya dihibahkan.
Thamrin juga menuturkan, terkait tanah yang dijual Sahminan, pasalnya sudah memiliki sertifikat yang dikeluarkan dua bulan lalu oleh Badan Pertanahan Nasional, Cabang Pontianak. “Punya saya seluas 18x180 meter ini sudah memiliki SKT, dan baru saja mengurus sertifikat,” ujar Thamrin.
Sebelum melaporkan ke Mapolda Kalbar, pihak Perusda Aneka Usaha Kalbar bersama warga mendatangi BPN Kota Pontianak. namun BPN mengarahkan untuk melaporkan ke Mapolda. “Kami tetap ingin memperjelas status tanah milik Perusda dan warga. Sebab ini sudah jelas, dan telah menang sidang beberapa tahun lalu,” ujar Fachrudin.
Fachrudin menambahkan, pihaknya akan terus memperjuangkan hak penuh atas tanah tersebut.
Sejak tanah sengketa yang beberapa waktu lalu dilakukan pemaritan untuk batas oleh warga, penjual tanah yang diduga mencaplok tanah tersebut, Sarminan belum pernah muncul untuk dimintai penjelasan. “Kami juga kecewa dengan Sarminan yang tak pernah menjelaskan mengenai tanah itu. Apa dia emang bersalah atau takut kita juga belum tahu,” ujar M. Nuh.
Dalam pelaporan yang dilakukan Perusda kemarin, tak ikut didampingi pihak BPN Kota Pontianak. Sampai saat ini masih belum dapat keterangan resmi dari BPN Kota Pontianak terkait duduk permasalahan pencaplokan tanah ini.

Pal IX Menjadi Percontohan

Bendera MTQ

Kanan, Ketua Panitia MTQ II Kecamatan Sungai Kakap M. Nurdin menyerahkan bendera MTQ kepada Camat Kecamatan Sungai Kakap. Dan sebelah kiri, Camat Kecamatan Sungai Kakap, Sudiono Subyanto menyerahkan bendera MTQ kepada Kepala Desa Sungai Belidak sebagai tuan rumah MTQ III tahun 2013 mendatang. FOTO: Ubay KPI
Pal IX Menjadi Percontohan
Oleh Ubay KPI
 
Suksesnya pelaksanaan MTQ II Kecamatan Sungai Kakap yang dilaksanakan sepekan sejak 2-9 Oktober lalu menjadi percontohan untuk pelaksanaan MTQ selanjutnya. Baik dari segi pelayanan atau fasilitas.
Mulai dari desain panggung yang dinamis dengan ornamen ukiran khas timur tengah perpaduan dengan hiasan bak mushaf yang dipajang dengan model bangunan masjid. Sampai dengan tempat yang strategis berada di antara masjid dan madrasah. Begitu juga dengan pelayanan dan aturan kegiatan lomba yang begitu tertata dengan rapi.
Serta, adanya inovasi baru, dengan adanya stand bagi masyarakat sebagai pengembangan ekonomi masyarakat sekitar selama pelaksanaan. Dan media menampilkan kreasi bagi masyarakat.
“Ini sebuah inovasi, artinya dari sisi kegiatan yang sebenarnya seleksi lomba di bidang keagamaan. Namun dimanfaatkan pula dengan pengembangan ekonomi,” ujar Marwan, salah satu pengunjung yang hadir pada malam penutupan MTQ II Kecamatan Sungai Kakap, Sabtu malam lalu.
Warga Punggur Kecil ini juga menyanjung keberhasilan dan kreasi yang ditampilkan  warga Desa Pal IX. Seraya berharap, pada pelaksanaan MTQ selanjutnya, pelaksanaan lebih meriah dan mampu berkreasi. “Ini bisa menjadi modal atau gambaran untuk pelaksanaan selanjutnya,” tambahnya.
Kepala Desa Sungai Belidak Kecamatan Sungai Kakap, Jumher diwawancarai usai penutupan mengatakan Desa Sungai Belidak sebagai tuan rumah MTQ III Sungai Kakap tahun 2013 mendatang akan mempersiapkan jauh-jauh hari. Termasuk menurutnya, pelaksanaan di Pal IX akan menjadi gambaran pada pelaksanaannya nanti.
Ia tak menepis, pelaksanaan MTQ II Kecamatan Sungai Kakap, di Desa Pal IX sudah sangat meriah dan dinamis. “Tapi tidak ada salahnya ini menjadi gambaran dan Desa Sungai Belidak nanti melaksanakan lebih meriah,” ucapnya.
Mengenai anggaran pelaksanaan MTQ II Kecamatan Sungai Kakap, sejak awal hingga akhir, Ketua Panitia M. Nurdin mengatakan sampai dengan hari pembukaan hanya bermodalkan dana sekitar Rp 58 juta. Dana tersebut diperoleh dari bantuan desa dan sumbangsih masyarakat Desa Pal IX. Dana tersebut masih belum mencukupi. Dan kurangnya diupayakan selama pelaksanaan berlangsung.
“Kita juga mendapat bantuan dari Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, anggaran selama pelaksanaan seratus juta lebih. Alhamdulillah, itu mendapat perhatian banyak pihak. Sehingga pelaksanaan berjalan dengan sukses,” ujar M. Nurdin.

Berlayar Menikmati Eksotikme Sungai Kapuas

Berlayar Menikmati Eksotikme Sungai Kapuas
Oleh Ubay KPI 
Lebih dari 20 fotografer Kota Pontianak beberapa waktu lalu berlayar menggunakan kapal Serasan Wisata menikmati eksotikme Sungai Kapuas di sore hari bersama Wakil Walikota Pontianak, Paryadi.
Pelayaran dari pukul tiga sore hingga jam 6 petang tersebut selain memanfaatkan keindahan Sungai Kapuas sebagai objek jepretan berlatar Jembatan Kapuas I dan tepian Sungai Kapuas yang masih perlu penataan untuk mewujudkan Water Front City berakhir di depan PT Pertamina dan balik lagi ke Taman Alun-alun Kapuas.
Bukan hanya sekedar menjepret dalam pelayaran tersebut, fotografer pemula juga belajar kepada seniornya untuk menghasilkan jepretan yang bagus. Di bawah komando Pontianak Photographer Community, rundown hunting menyusuri Sungai Kapuas dengan kapal tersebut juga bertujuan mempopulerkan Sungai Kapuas serta secara tidak langsung mengkampanyekan kepada masyarakat untuk dinikmati keindahan dan mengembangkan wisata air tersebut.
Dalam kesempatan tersebut pula, Paryadi yang juga Wakil Walikota Pontianak bersama istrinya tak ingin ketinggalan. Ikut belajar mengotak-atik pengaturan kamera dan seringkali menjepret mengambil sisi Sungai Kapuas. “Mumpung ada yang mau mengajarkan, tak ada salahnya untuk mengetahui penggunaan kamera,” tuturnya sambil belajar kepada salah satu anggota Pontianak Photographer Community.
Salah satu photographer yang ikut dalam rundown tersebut juga mengatakan, kesempatan dan peluang besar untuk dikembangkan sangat terbuka wisata Sungai Kapuas. “Semoga aja Water Front City segera mendapatkan kucuran dana untuk dikelola,” ujarnya.
Pada tahun 2012 mendatang, Water Front City yang akan menjual keindahan Sungai Kapuas akan mulai pengerjaannya. Di mulai dengan pengerjaan pembuatan steher di tepian Sungai Kapuas untuk kapal wisata bersandar. Tahap awal, Water Front City akan dibangun dengan dana sekitar Rp600 juta, dari APBN dan APBD Kota Pontianak.
“Bila steiger sudah jadi, maka warga tidak harus naik perahu wisata melalui Alun-alun Kapuas lagi, namun bisa di berbagai tempat,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kota Pontianak, Utin Khadijah beberapa waktu lalu.

Damai, Maju, Bersama Pemuda Pancasila

Damai, Maju, Bersama Pemuda Pancasila
Uti: Ketua Satukan Haluan
Oleh Ubay KPI
 
Pemuda Pancasila merupakan organisasi kemasyarakatan yang mengayomi dan berlaku untuk masyarakat luas. Bukan untuk individu. Keterlibatan Pemuda Pancasila dalam membantu pemerintah sudah terbukti dengan banyak hal. Salah satunya, menjaga kedamaian untuk kemajuan, khususnya di Kota Pontianak.
Dalam melaksanakan roda kepengurusan untuk kelangsungan program, Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila Kota Pontianak akan menggelar Musyawarah Cabang (Muscab) di Aula Dekopinwil Kalbar, Jalan Sutoyo Pontianak, Sabtu (5/11) pagi.
Dalam Muscab tersebut, selain akan membahas AD/ART dan PO, juga sekaligus akan memilih Ketua MPC Kota Pontianak untuk empat tahun ke depan.
Uti Dzulkifli, Ketua Definitif MPC Pemuda Pancasila Kota Pontianak, ditemui siang kemarin menghaturkan terima kasih kepada seluruh PAC dan anggota yang telah memberikan kepercayaan memimpin Pemuda Pancasila Kota Pontianak selama dua periode sejak tahun 2002 lalu.
 “Ketua terpilih harus bisa menjadi pemersatu, jangan ada mementingkan golongan, karena Pemuda Pancasila adalah organisasi kemasyarakatan,” ujarnya.
Uti yang berkiprah di Pemuda Pancasila berawal dari Pontianak Barat kurang lebih 20 tahun ini juga mengingatkan kepada PAC dan anggota yang memiliki hak suara untuk menyalurkan suaranya kepada kader terbaik Pemuda Pancasila.
“Pilihlah orang yang betul-betul terbaik, dan satu catatan, orang itu adalah yang sudah kenyang dengan asam garam Pemuda Pancasila, artinya, ia adalah betul-betul kader Pemuda Pancasila!” tegasnya.
Dia mengingatkan, tugas utama Ketua MPC Pemuda Pancasila adalah melakukan konsolidasi organisasi sampai dengan anak ranting. Dan penuh harapan pada ketua baru Pemuda Pancasila, bisa membuat data base keanggotaan Pemuda Pancasila di Kota Pontianak.
Sebagai mantan Ketua MPC Pemuda Pancasila Kota Pontianak, dirinya menyatakan sikap tidak akan lepas peran dari Pemuda Pancasila, dan siap membantu wawasan tentang Pemuda Pancasila kepada ketua terpilih.
Kepengurusan Pemuda Pancasila Kota Pontianak mencapai 385 orang. Dengan anggota kurang lebih 600 anggota.
“Merdeka, Pancasila (Abadi), Pancasila (Abadi), Pancasila (Abadi),” ucapnya dengan tegas dan tangan tergepal ke atas. Ia pun mengucapkan motto Pemuda Pancasila “Sekali layar terkembang, surut kita berpantang” dengan penuh semangat yang tinggi. “Pemuda Pancasila menjadi bagian dari ruh saya, saya tetap akan setia,” ungkapnya.
Mantan Penasehat PAC Pemuda Pancasila Pontianak Utara, Sukardi mengatakan, sosok Uti Dzulkifli merupakan orang yang pemberani dan tegas. “Saya kenal dekat dengan dia, dan mengenai jiwa Pemuda Pancasilanya, sudah tidak diragukan,” ungkapnya.

Cerdas Cermat se-Kota Pontianak Raih Juara Baru

Cerdas Cermat se-Kota Pontianak Raih Juara Baru
Oleh Ratna Sari
 
Lomba Cerdas Cermat Tingkat SMA-SMK se-Kota Pontianak yang telah dilaksanakan pada tanggal 28-29 September 2010 mendapatkan juara baru yakni SMA Gembala Baik. Juara bertahan pada tahun-tahun sebelumnya, SMA Negeri 1 tidak bisa mempertahankan prestasi yang telah diraihnya.
Pemenang lomba cerdas cermat di antaranya, SMA Gembala Baik meraih juara pertama, SMA Santo Petrus juara kedua, SMA Negeri 7 juara ketiga, SMA Santo Paulus juara harapan satu, SMA Negeri 9 juara harapan dua, dan SMA Negeri 1 juara harapan tiga.
Ketua Panitia, Agustiah yang juga Kasi Bimbingan Edukasi dan Hubungan Kelembagaan Museum Kalbar ketika ditemui, Kamis (29/9) sore, mengatakan dalam lomba kali ini ada yang berbeda dibandingkan tahun 2010, yakni juara bertahan tahun lalu SMA Negeri 1, namun sekarang mendapat juara harapan tiga. Sementara untuk SMA Gembala Baik yang selama ini belum pernah mendapatkan juara, kini mendapat juara pertama.
Untuk para siswa sendiri, yang sebelumnya sangat hafal dengan undang-undang namun untuk sekarang kebanyakan mereka tidak hafal. Kemungkinan itu dikarenakan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya yang baru lebih banyak pasal-pasal di dalamnya. Banyak pertanyaan yang mengenai undang-undang para peserta tidak berani menjawabnya, apalagi jika ditanya terkait bab pasal. Namun jika tentang budaya sastra mereka lebih paham. Begitu juga dengan koleksi-koleksi museum, sudah ada yang sangat mengamati. Hanya saja yang menghadapi terkendala tentang Undang-Undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tentang Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya yang ada di museum.
Agustiah mengungkapkan untuk tahun depan, diharapkan para pelajar lebih paham tentang soal-soal yang diberikan. Secara keseluruhan, cerdas cermat ini sukses dilaksanakan. Tidak ada kendala yang serius dihadapi. Acara ini pun tetap dilaksanakan setiap tahun, lantaran acara rutin dari Museum Kalbar. Pihak panitia pun berharap peserta untuk tahun depan bisa bertambah dan kualitas soal akan lebih berfariasi lagi serta para peserta mampu menjawabnya dengan baik.
“Sementara untuk guru pembimbing, guru sangat mempunyai peranaan, terutama bidang sejarah, budaya lokal, kita berharap agar guru pembimbing ini dapat memberikan informasi-informasi yang lebih tentang sejarah. Mereki bisa langsung ke Museum Kalbar atau menemui pakar-pakar sejarah untuk mengetahui lebih jauh tentang sejarah, karena dalam soal tersebut banyak pertanyaan tentang sejarah lokal,” ujar Agustiah.

Semarak Ultah SMAN 10 Pontianak

Semarak Ultah SMAN 10 Pontianak
Jalan Santai dan Bagi-bagi Doorprize
Oleh Ubay KPI
 
Untuk kali pertama perayaan hari ulang tahun sekolah SMA Negeri termuda di Kota Pontianak, SMAN 10 Pontianak mengajak masyarakat Kota Pontianak untuk mengikuti jalan santai bersama instansi terkait dan perangkat sekolah SMAN 10 Pontianak. Jalan santai akan dilaksanakan mulai dari halaman SMAN 10 Pontianak menyusuri Jalan Purnama, Minggu (9/10) pagi ini mulai pukul 06.00.
Secara seremonial, Sabtu kemarin, perayaan ulang tahun SMAN 10 Pontianak digelar di lingkungan SMAN 10 Pontianak, Jalan Purnama, Pontianak Selatan. Selain diisi dengan jalan santai, ulang tahun perdananya ini juga dirangkai dengan kegiatan lomba yang melibatkan banyak sekolah. Serta  untuk internal SMAN 10 Pontianak.
Selain itu, pada jalan santai pagi ini, juga akan dimeriahkan dengan pembagian doorprize kepada peserta jalan santai. Salah satu panitia pelaksana, dihubungi sore kemarin menyampaikan, panitia sudah menyiapkan puluhan doorprize untuk peserta yang mengikuti jalan santai pagi ini.
Pembukaan perayaan ulang tahun SMAN 10 Pontianak kemarin, dibuka secara resmi oleh Kepala Sekolah SMAN 10 Pontianak, Deden Dikmat Chaidir. Usai pembukaan, kegiatan langsung dirangkai dengan lomba internal sekolah, seperti futsal, kebersihan kelas, dan lainnya. Begitu juga dengan hari ini, usai jalan santai juga akan digelar bermacam lomba, baik internal sekolah maupun eksternal.
 

Madura Keindahan nan Menawan

Madura Keindahan nan Menawan
Oleh Ubay KPI
 
Gemuruh suara sandur, musik khas Madura menggema diselarasi dengan pakaian Gagak Hitam atau Sakera yang dikenakan pengunjung di Gedung PCC pada malam grand final Festival Pemilihan Lanceng Praben 2011, Minggu (30/10) malam lalu.
Ratusan kursi yang disediakan panitia di gedung bundar itu tak mampu menampung membludaknya warga Kota Pontianak yang hadir.
Meski kegiatan ini lebih khusus kepada warga Madura, namun banyak pengunjung yang hadir dari kalangan etnis lainnya. Walikota Pontianak, Sutarmidji hadir lebih awal sebelum acara dimulai.
Malam grand final dan penobatan Lanceng Praben Kota Pontianak yang berakhir hingga pukul 12 malam tersebut semakin meriah dengan hadirnya sosok H. Sakli, Pimpinan Sandur Madura Kota Pontianak yang mendendangkan pantun Madura serta sejarah Indonesia dalam bentuk syair. Hal itu merupakan sebuah tradisi dalam kebudayan Madura yang juga sekaligus penyematan sawer.
Malam puncak yang sebelumnya diawali dengan lomba photographer dan pemilihan Cong dan Ne’ Kota Pontianak tersebut semakin gemuruh ketika dimulai fashion show Lanceng Praben dengan diiringi sesi interview seputar budaya Madura dan wisata Kota Pontianak.
Dari 28 peserta Lanceng dan Praben, terpilih Mustofa dan Devi sebagai juara. Selain penghargaan kepada Lanceng Praben, juga kepada runner up I Vico Alhadi dan Reni, runner up II Bahrudin dan Lilik, Lanceng dan Praben Favorit Romy dan Rina, serta fotogenik Micky dan Husnul Fauziah.
Juara lomba photographer diraih Andre Adhie, Yusuf Irvan Maulana juara kedua, dan ketiga, Hengki Kusuma Wardana.
Acara yang dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Barat, Yusri Zainudin mewakili Gubernur Kalbar yang tidak hadir dalam sambutannya menyampaikan, memberikan apresiasi digelarnya pemilihan Lanceng Praben dalam menumbuhkan budaya Madura di Kota Pontianak agar Kalimantan Barat semakin kaya akan budaya dan seni sebagai modal untuk menarik wisatawan.
Walikota Pontianak, Sutarmidji dalam sambutannya turut mengapresiasi kegiatan tersebut. Kota Pontianak yang sangat multi etnis diharapkan membawa kedamaian melalui budaya. Bahkan, Walikota Pontianak memberikan jalan kepada seluruh etnis yang ada di Kota Pontianak menggelar pemilihan seperti yang dilakukan etnis Madura, yang nantinya bisa duduk serumpun membangun wisata dan budaya Kota Pontianak. “Silahkan etnis lainnya melakukan pemilihan, bukan hanya Melayu, Madura, Dayak, Tionghoa, kami sangat mendukung dan akan memberikan perhatian,” ujarnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pontianak, Utin Khadijah mengatakan, langkah baru yang dilakukan masyarakat Madura di Kota Pontianak. Sebab pemilihan Lanceng Praben merupakan yang pertama.
“Selanjutnya, silahkan berkarya, dan mari membangun Kota Pontianak,” ujarnya.
Ketua Pelaksana Umum, David Maryansyah kepada wartawan mengatakan, Madura tak seperti yang banyak orang kenal dengan kekejaman dan kekasarannya. Madura memiliki budaya yang santun, lemah lembut, dan baik sama halnya dengan etnis lainnya. David juga menyampaikan arti dari Madura itu sendiri, yang berarti keindahan nan menawan. “Ini yang pertama, selanjutnya kami akan melakukan kembali dengan yang lebih baik serta siap mendukung program Kota Pontianak,” tuturnya.

Wajah Baru Water Front City

Wajah Baru Water Front City
Oleh Ubay KPI
Water Front City (WFC) di tahun 2012 akan mulai pengerjaan baru selain mempercantik Taman Alun Kapuas. Pengerjaan steiger sebagaimana yang diprogramkan oleh Walikota Pontianak, Sutarmidji.
 
WFC yang bernilai wisata tinggi bila dikelola dengan baik, menurut Kepala Dinas Kebudayaan Kota Pontianak, Utin Khadijah ditemui di gedung PCC, Minggu (30/10) siang kemarin mengatakan dapat bantuan dari APBN pada tahun 2012 sekitar Rp 500 juta. Dan dibantu lagi dari APBD Kota Pontianak sekitar 10 persen dari bantuan APBN. “Itu khusus pembuatan steiger yang nantinya menjadi asset Pemerintah Kota Pontianak,” ujarnya.
Dengan adanya anggaran dari pusat, sedikit demi sedikit WFC akan dibentuk meskipun sampai saat ini Dinas Pariwisata Kota Pontianak tidak dapat memastikan kapan selesai seratus persen.
Diterangkan oleh Utin, steiger yang nantinya akan dibuat dalam menjalankan program wisata air tersebut tidak akan dikomersialkan. “Artinya, steiger tersebut bukan untuk umum, akan tetapi dikelola Pemkot, sebagai sarana penyadaran kapal wisata,” tuturnya.
Wisata sungai yang jarang dijumpai di Indonesia sangat memberikan eksotisme daerah yang tinggi. Dikaitkan dengan jembatan baru yang sempat mewacana, Utin Khadijah mengungkapkan tidak bisa dibayangkan bila keduanya mampu tercapai.
Dalam proses pembangunan WFC sebagai wisata Kota Pontianak, Utin Khadijah mengatakan dapat menggali banyak potensi. Bukan hanya semata menjadikan sebagai tempat wisata air yang menjanjikan. Untuk mewujudkannya, perlu dirancang dan ditawarkan baik kepada investor maupun swasta.

Imam Besar Mujahidin Tutup Usia

Imam Besar Mujahidin Tutup Usia
Oleh Ubay KPI dan Nur Iskandar

Minggu (30/10) siang yang cerah membawa angin duka. Usai azan berkumandang dari mesjid ke mesjid menunaikan ibadah salat Zuhur. Imam Besar Mesjid Raya Mujahidin Pontianak, H Abdul Rahim Ja’far (93) tutup usia.
Rumah duka di Jalan Seram, Kota Baru langsung dipadati pelayat dan petakziah. Doa dan iringan duka cita yang dalam mengembang dari handai-taulan, karib kerabat hingga para pejabat.
Hal ini tidak heran karena ketokohan almarhum sebagai guru agama sekaligus pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Barat. Beliau juga tokoh pergerakan Muhammadiyah di Kalbar. Jasad almarhum disemayamkan di rumah duka yang kemudian disalat Fardhu Kifayahkan di Mesjid Raya Mujahidin Pontianak seiring dengan waktu salat Asar.
Tampak hadir sejumlah tokoh seperti Buchary A Rachman, Prof Dr H Chairil Effendy, Ir H Fathan A Rasyid, dan keluarga besar HA Rahim Ja’far. Putra-putri HA Rahim tercatat sebagai tokoh penting di Kalbar. Ir Muhammad Abduh adalah Rektor di Polnep. Ir Ikhwani A Rahim adalah politisi di DPRD Kalbar, dan sembilan putra-putri lainnya memiliki tempat penting juga di bidang masing-masing.
Almarhum dimakamkan di Yayasan Pemakaman Muslim Sungai Bangkong, Jalan Danau Sentrum. Ratusan umat Islam di Kota Pontianak. Turut mengantar ke tempat terakhir Almarhum, Wakil Walikota Pontianak, Paryadi dan sejumlah anggota DPRD Kota Pontianak dan Kalimantan Barat.
Putera almarhum, M. Abduh usai pemakaman mengatakan, semasa hidup almarhum belum pernah meninggalkan salat. Salat terakhir yang didirikan almarhum ialah salat Dzuhur kemarin sebelum ia dipanggil sang khalik sekitar pukul 12.30.
Almarhum meninggalkan seorang istri dan sebelas anak. Dua anak dari sebelas putera, termasuk Ikhwani A Rahim tidak bertemu dengan tokoh muslim Kalimantan Barat yang kharismatik ini.
Pada saat itu Ikhwani berada di Jakarta. “Kedua saudara yang ada di luar kota sudah mengikhlaskan dimakamkan tanpa menunggu kedatangan keduanya,” ujar M. Abduh.
Suatu pesan yang sangat M. Abduh ingat dari almarhum, ialah tentang salat. Sebelum wafat, almarhum pernah mengatakan kepada putra-putrinya menggambarkan dirinya yang tidak pernah meninggalkan salat, namun masih diberi ujian oleh Allah dengan sakit kurang lebih dua tahun.
Keponakan almarhum, Heni Syahriani saat diwawancarai di sela-sela pemakaman kemarin  mengatakan sangat merasa kehilangan. HA Rahman Jafar bagi Heni bukan hanya sekedar paman, namun juga orang tua.
“Udah banyak yang diberikan almarhum kepada saya. Saya pernah disekolahkan hingga saya berhasil. Namun, sekarang saya hanya bisa mengikhlaskan karena Allah lebih mencintai almarhum,” ujar keponakan almarhum.
Sekjen Forum Umat Islam, Haitami Salim mengatakan, almarhum ulama yang istiqomah serta dekat dengan jamaah, dikenal sangat bijak dalam menetapkan dan karakter orang tua muncul kala dibutuhkan.
Ketua MPW Muhammadiyah Kalimantan Barat, Ahmad Jais menuturkan, sosok almarhum penuh kharismatik dan sabar dalam melakukan sesuatu. Serta sikap ikhlas dalam dirinya menjadi teladan bagi kaum muslimin. “Ia seorang ulama yang selalu berdakwah memikirkan umat Islam,” ujarnya.
Wakil Walikota Pontianak, Paryadi di pemakaman kemarin turut menyampaikan duka cita atas berpulangnya ulama Kota Pontianak yang banyak menelurkan generasi penerus. Ia menyebutkan, almarhum merupakan sosok yang beda dibandingkan dengan lainnya. Baik dari sisi kealiman, sikap sabar dan kharismatik.
Bukhori A Rahman juga berkata demikian, almarhum adalah sosok yang memiliki sifat sabar dan kehati-hatian dalam bertindak. Ia juga menceritakan, kehidupan dia bersama almarhum ketika masih dalam usia. Menurut Bukhori, keluarga almarhum dan keluarganya sangat dekat.
“Kebetulan kediaman almarhum sangat dekat dengan kediaman ayah saya. Sehingga ketika ayah saya wafat, almarhum lah yang datang pertama,” kata Bukhori.
Bahkan semasa hidup almarhum, selain pernah menjadi Imam Besar Masjid Raya Mujahidin Pontianak, juga pernah menjabat Ketua MUI dan Ketua MPW Muhammadiyah Kalimantan Barat selama tiga periode. Almarhum juga merupakan salah satu tokoh dibalik berdirinya Universitas Muhammadiyah Pontianak yang sekarang terus berkembang.