Monday 30 April 2012

Pudir III Tandatangani 12 Kwintasi

Mark Up. Salah satu kwitansi yang di mark up nominalnya. Realisasi dari kegiatan ini yang terima BEM hanya rp 3.100.000. Namun pada kwitansi dari bendahara akademik yang ditandatangani oleh Aspian (Pudir III) bernilai Rp 15.300.000. Lantas kemana kelebihan dana tersebut? FOTO: Ubay KPI
Penyelewengan Dana Kemahasiswaan

Pudir III Tandatangani 12 Kwintasi
Oleh Ubay KPI

Beberapa wajah pengurus BEM Poltekkes Kemenkes Pontianak sangat tampak menyampaikan kesan kecewa saat ditemui di ruangan BEM kampus tersebut beberapa waktu lalu. Mereka lunglai saat ditanya mengenai anggaran dana kemahasiswaan yang pasalnya disunnati oleh beberapa pihak, khususnya untuk kegiatan BEM.
Di ruangan sekitar 4 meter x 4 meter yang masih tergabung dengan gedung akademik Poltekkes Kemenkes Pontianak di Jalan 28 Oktober Pontianak Utara. Salah satu pengurus BEM, Hendra menuturkan bagaimana kekecewaannya terhadap pengelolaan uang BEM senilai Rp 129.600.000 yang disinyalir tidak transparan dan ada indikasi penyunnatan dana.
“Bagaimana kami ingin melaksanakan kegiatan kalau anggarannya saja sisa 15 juta. Dan beberapa waktu lalu kami berinisiatif melaksanakan kegiatan untuk menyemarakkan dies natalies yang sepi dengan pangung terbuka menggunakan dana patungan, tapi malah dibubarkan oleh direktur,” ujar pengurus lainnya.
Nilai tersebut berdasarkan kertas kerja RKA-KL rincian belanja satuan kerja tahun anggaran tahun 2011. Dengan rincian, Rp 49.500.000 untuk unit kerohanian mahasiswa. Sisanya, untuk keperluan kegiatan BEM.
Di kampus tersebut, hanya ada dua UKM yang berada di bawah naungan BEM. Keduanya adalah UKM kerohanian. Yang terdiri dari kerohanian Islam dan Kristen.
Yang mengagetkan beberapa pengurus BEM Poltekkes Kemenkes Pontianak, ada pemberitahuan dari akademik bahwa sisa anggaran BEM di kas hanya sekitar Rp 15 juta. Padahal, dari rincian anggaran kegiatan BEM periode 2011-2012, BEM baru menggunakan dana sebesar Rp 12.850.000. Jika mengacu pada RKA-KL anggaraan tahun 2011. Anggaran BEM dari sekitar Rp 80-an juta, sekitar Rp 52 juta dana anggaran BEM hilang begitu saja tanpa sepengetahuan pengurus BEM dan tanpa penarikan uang dari pihak BEM itu sendiri.
Lantas kemana anggaran BEM sebesar itu?
Dari berbagai bukti berupa kwitansi pengeluaran uang dari bendahara yang ditandatangani oleh Pudir III Poltekkes Kemenkes Pontianak ditemukan, ada 12 kwitansi dengan nominal beragam yang seakan penarikan anggaran tersebut untuk kebutuhan BEM.
Kejanggalan yang sangat mencolok sekaligus adanya penyelewangan dana oleh pihak tertentu pada anggaran saat kampus tersebut melaksanakan Pemilu Raya Mahasiswa tahun 2011. Di mana, pada kegiatan tersebut BEM hanya menerima asupan dana sebesar Rp 3.100.000, namun pada kwitansi tertanggal 24 Februari 2011 nominal yang tercatat dari bendahara dan ditandatangani oleh Pudir III, senilai Rp 15.300.000.
Anehnya, Kamais sebagai UKM yang sebenarnya hanya memiliki anggaran sekitar Rp 20 jutaan pada tahun ini. sudah menyerap dana sebesar Rp 50 juta lebih.
Total keseluruhan dari 12 barang bukti berupa kwitansi pembayaran yang tidak diketahui secara pasti oleh BEM terkait penggunaan dan alokasi dana yang sampai kepada BEM tak sesuai dengan nominal tersebut mencapai Rp 81.950.500.
Persoalan tersebut juga berdampak pada keharmonisan antara pihak struktur Poltekkes Kemenkes Pontianak dengan beberapa pengurus BEM. Bahkan, akhir-akhir ini, terjadi perombakan struktur di kepengurusan akademik.
Persoalan ini pasalnya juga telah dilaporkan ke Irjen Pusat, dan informasi yang dihimpun hingga kemarin, Irjen Pusat telah menugaskan staffnya bernama Ovrinaldi menindaklanjuti laporan tersebut. Hanya saja, saat beberapa wartawan ke Poltekkes Kemenkes Pontianak di Jalan 28 Oktober, Pontianak Utara kemarin pagi. Dikatakan oleh bagian resepsionis tidak tahu kalau ada Irjen dari Kemenkes Pusat yang datang.
Direktur Poltekkes Kemenkes Pontianak,  Khayan, S. KM, M. Kes yang kini berada di Yogyakarta, saat dihubungi via telepon seluler kemarin siang menepis isu adanya ketidakharmonisan di beberapa pejabat akademik yang dipimpinnya. Mengenai perombakan struktur, menurut Khayan suatu hal biasa dalam kepengurusan. Yang tujuannya untuk lebih baik. “Perombakan suatu hal yang tabuh,” ungkapnya.
Khayan menambahkan, pegawai struktur adalah pelayanan bagi kalangan Poltekkes Kemenkes Pontianak, termasuk mahasiswa. Semua telah diatur dengan prosedur yang baku. Begitu juga berkenaan dengan dana. “Kami memfasilitasi kebutuhan yang diperlukan, begitu juga terhadap fasilitas yang dibutuhkan mahasiswa dan BEM,” tuturnya.
Ditanya soal dana mahasiswa yang terindikasi ada penyelewengan dengan bukti kwitansi yang ditandatangani oleh Pudir III dan realisiasinya terjadap BEM yang tak tak sesuai dengan jumlah yang tertera di kwitansi, Khayan mengatakan semua dana kemahasiswaan diperuntukkan untuk kegiatan mahasiswa yang beraneka ragam. Seperti studi banding ke Malaysia dan kegiatan olahraga.
Menurutnya, dana BEM adalah bagian dari dana Negara, dan bila lebih tetap akan dikembalikan ke Negara. “Peruntukannya tetap untuk mahasiswa,” jawab Khayan berkali tanpa menjelaskan secara rinci penggelembungan dana tersebut.
Bahkan, Khayan sempat meminta untuk persoalan tersebut tidak terlalu dibesar-besarkan.
Wawancara terbatas via telepon kemarin tak berlangsung lama. Terakhir saat ingin diminta ketegasannya mengenai aliran dana pemilu raya mahasiswa yang dananya bernilai 15 juta lebih, sedangkan ajuan dana dari BEM hanya sekitar Rp 8 juta. Dan realisasi ke BEM hanya Rp3.100.000, Khayan bergegas mematikan HP-nya seraya mengatakan bisa bertemu di Pontianak nanti bila sudah pulang. “Ya udah dulu, assalamu’alaikum,” ujar Khayan seraya menutup telepon.
Perwakilan Irjen Kemenkes Pusat, Ovrinaldi saat dicoba menghubungi nomor teleponnya tidak aktif.

2 comments:

  1. Apapun yg ditulis, benar tidaknya susah dibuktikan .... banyak versi yg ada. Soalnya sampai sekarang Pudir 3 dimaksud masih menjabat padahal media massa kala itu memberitakan dia akan mundur ....
    Kalau hal ini benar kan bisa dipidanakan sebenarnya, tapi koq gak bisa gitu, lho ???

    ReplyDelete
  2. SALUT BUAT BEM PONTIANAK.. yang udah berani ngebongkar... mantaff.. jempol banget deh...

    saya juga mantan ketua bem periode 2009\1010 disalah satu poltekkes di indonesia. jaman saya, uang 100% ditangan bendahara. keluar masuk di awasi BLM dan setiap bulan ada rapat transparansi dana kepada seluruh UKM dan kelas masing2 jurusan. aman dan terkendali alhamdulillah.

    buat BEM poltekkes pontianak,.. tetap semangat.!! rijanur.. hehehee.. lu gak bakal inget ma gue kala di ciloto..

    ReplyDelete