Monday 22 January 2018

Terpal dan Plastik Hijau Pedagang Durian

Terpal dan Plastik Hijau Pedagang Durian

CAD – Malam ini saya bersama beberapa sahabat berkesempatan kembali menikmati durian di kawasan Pasar Sentral, Kota Pontianak yang terletak di Jalan Hos Cokroaminoto, Pontianak Selatan.

Sejak dua tahun terakhir, bila musim durian tiba, pedagang durian banyak membuka lapak di tepi jalan tersebut. Sebelumnya, kawasan Jalan Teuku Umar yang menjadi lapak-lapak durian dari berbagai daerah di Kalimantan Barat. Namun, sejak dua tahun terakhir kawasan tersebut ditertibkan.
Sebelumnya saya membuat catatan tentang Cara Jitu Agar TidakTertipu Pedagang Durian, namun kali ini saya akan berbagi cerita tentang khas pedagang durian. Ialah kenapa pedagang durian umumnya menggunakan terpal warna hijau? Kenapa tida warna orange, hitam, atau biru?
Nyaris secara keseluruhan di kawasan Pasar Sentral para pedagang durian menggunakan terpal warna hijau, bahkan sampai lampu penerangannya pun dibungkus dengan plastik warna hijau. Saya sempat memotret hal yang tak banyak diketahui oleh penikmat durian tersebut, sekedar penguat dalam catatan ini. 
Norman Harsono, sahabat kami dari Jakarta yang sedang berkunjung ke Pontianak. Terpal hijau dan pada bagian lampu penerang ada plastik hijau bukan?

Sahabat saya wartawan mongabay.co.id sempat memotret kembali plastik hijau yang membungkus lampu dengan model Norman, seorang calon wartawan The Jakarta Post. Selain keduanya, ada pula sahabat Subro dari Ansor Kalbar, dan Pahlevi, wartawan tempo.co. sedang Mas AH meninggalkan kami lebih dulu karena ada meeting pada pukul 20.00 WIB.
Terpal hijau dan plastik hijau membungkus lampu penerang di lapak-lapak pedagang durian punya tujuan khusus. Belum tahu pasti siapa pencetus siasat ini, namun hal ini merupakan turun temurun dilakukan oleh pedagang.
Dengan wajah optimis, Pak Kumis yakin buah duriannya akan habis terjual. Saya biasa makan durian di lapak Pak Kumis di kawasan Pasar Sentral Pontianak. Buahnya bagus dan dipilihkan buah yang bagus pula saat kami makan di lapaknya.

Terpal hijau memiliki tujuan agar pantulan cahaya dari terpal ke jejeran durian tampak hijau. Sebagaimana umumnya, buah durian sangat identik dengan warna hijau. Dengan tampilan sedikit membantu menghijaukan buah durian tersebut, orang-orang penikmat durian akan mengira dari kejauhan kalau buah-buah tersebut masih segar dan baru.
Belum lagi dibantu dengan lampu penerang yang dibungkus dengan plastik hijau, cahaya yang akan keluar akan hijau semakin membantu menghijaukan durian-durian yang gantung rapi dengan seutas tali pada paku-paku ujung lapak.
Trik ini juga dilakukan oleh pedagang langsat, sebagaimana pernah ditulis oleh Yusriadi, mantan wartawan Equator dan Redaktur Borneo Tribune yang kini aktif sebagai dosen di IAIN Pontianak. Ia pernah menulis terpal orange dan lampu kuning pada pedagang langsat. Tujuannya sama dengan apa yang dilakukan pedagang durian, yakni untuk lebih membuat tajam warna kuning langsat dengan bantuan terpal orange dan lampu kuning. 
Sudah jam 20.00 WIB, masih berjejer puluhan durian di lapak Pak Kumis. Tenang Pak Kumis jangan galau, KALAU REJEKI TAK BAKAL KEMANA-KEMANAAAAAAAAAA

Kak Sapariah, Norman dan Mas AH. Sampai bertemu kembali pada musim durian yang akan datang. Subro, jangan lupa menjadi donatur. Levi titip salam sama Wati, pesanku ‘astaghfirullahil adzim min kulli dzambin adzim’. (*)

No comments:

Post a Comment