Thursday, 28 November 2013

Calon Anakku Usia 4 Bulan

Calon Anakku Usia 4 Bulan

Catatan Ubay KPI

Seperti masyarakat pada umumnya, setiap usia kandungan calon bayi berusia 4 bulan dalam rahim, maka dilakukan selamatan meski sederhana.
Bertepatan dengan hari Minggu, 29 September 2013. Usia kandungan istri tercinta telah genap 4 bulan. Saya bersama istri sebelum menyambut bahagia akan usia kandungan yang semakin tua. Bukan hanya karena akan segera menjadi mama dan papa dari calon anak. Namun, selematan kecil-kecilan tersebut juga sebagai ajang silatuhmi bersama tetangga terdekat.
Maklum saja, bersamaan dengan usia kandungan empat bulan. Saya bersama istri kurang lebih empat bulan juga menempati rumah baru. Tentunya harus beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Selamatan kandungan tersebut saya jadikan pula sebagai tempat mengenal masyarakat di sekitar rumah.
Dengan acara selamatan empat bulanan tersebut, saya mengundang para tetangga ke rumah. Juga para keluarga dari kampong. Ada rasa kebersamaan yang hangat saat bisa berkumpul dengan tetangga dan keluarga. Asyik sekali rasanya.
Sebelum melaksanakan acara tersebut, saya tak lupa merundingkan bersama istri soal waktu pelaksanaan selamatan. Karena sama-sama bekerja, dan istri hanya punya waktu libur hari Minggu. Akhirnya sepakat melaksanakan selamatan pada hari Minggu. Hanya saja, saat itu saya masih sempat bekerja melaksanakan kewajiban di kantor. Namun, sekitar pukul 2 siang saya sudah ada di rumah melakukan segala sesuatu yang dibutuhkan.
Sejak siang, ternyata satu persatu saudara saya dari kampong datang ke rumah. Ada yang bertepatan saat saya ada di rumah, namun ada juga saat  saya sedang keluar.
Namun, istri satu hari tersebut stand by di rumah.  Sambil membantu memasak dan menemui saudara-saudara saya yang juga iparnya saat datang.
Rasa syukur saya seakan tiada henti bila merasakan bahwa dalam 5 bulan lagi saya akan menjadi seorang ayah. Meski masih belum tahu jenis kelaminnya seperti apa, namun kebahagian ini sangat terasa dengan telah adanya si calon bayi.
Di saat istri hamil tersebut pula, saya punya cerita yang mungkin berguna bagi kawan-kawan yang sedang membaca. Sejak mengetahui istri hamil dan khususnya menjelang 4 bulan, saya tak lagi keluyuran malam seperti sebelum-sebelumnya.
Keluyuran malam maksudnya, tak ada lagi aktifitas saya di warung kopi di malam hari. Padahal, pada awal menikah saya masih sangat rajin di warkop, kadang sampai jam 11 atau 12 malam hanya nongkrong dan online di warkop. Namun sejak kandungan istri semakin berusia, saya memutuskan untuk banyak bersamanya setiap malam. Terlebih, pada waktu siang kami sama-sama kerja, saya pulang tak tentu jam, sedang istri pulang jam 6 petang.
Saya memilih keluar malam hanya kalau ada keperluan penting bersama kawan. Yang memang memutuskan saya untuk keluar. Atau sedang ada liputan malam, atau juga kalau ada pertandingan sepakbola.
Untuk nonton sepakbola, ini sangat jarang. Saya baru nonton bareng sepakbola di luar (warkop) kalau Mancester City yang main saja. Sedang lainnya, tidak terlalu tertarik.
Keputusan nonton di luar bukan karena ketertarikan saya nobar, namun juga lantaran televise di rumah juga sedang rusak. Hehehehe.
Sejak usia 4 bulan itu, sejak itulah saya jarang sekali keluar rumah di malam hari. Ada rasa sayang saat akan meninggalkannya sendiri di rumah.  Kasihan kalau istri harus termangu sendiri. Maklum saja, eminggu setelah pesta pernikahan, saya langsung pindah rumah memutuskan tinggal berdua. Alasannya simple, ingin menikmati bagaimana indahnya berkeluarga.
Buat calon anakku, semoga kamu kuat di rahim mama sampai masa  engkau dilahirkan ke bumi ini. Jadilah anak yang berbakti pada orang tua, bangsa dan agama. Takut pada Tuhannya serta tiada henti mencari ilmu Allah dan mengamalkannya.

Bersama Istri Tercinta
Di Ranjang Kamar yang Sempit

Kamis, 28 November 2013.  Pukul 21.31

No comments:

Post a Comment