Calon Anakku Usia 4 Bulan
Catatan
Ubay KPI
Seperti masyarakat pada umumnya, setiap usia
kandungan calon bayi berusia 4 bulan dalam rahim, maka dilakukan selamatan
meski sederhana.
Bertepatan dengan hari Minggu, 29 September 2013. Usia
kandungan istri tercinta telah genap 4 bulan. Saya bersama istri sebelum
menyambut bahagia akan usia kandungan yang semakin tua. Bukan hanya karena akan
segera menjadi mama dan papa dari calon anak. Namun, selematan kecil-kecilan
tersebut juga sebagai ajang silatuhmi bersama tetangga terdekat.
Maklum saja, bersamaan dengan usia kandungan empat
bulan. Saya bersama istri kurang lebih empat bulan juga menempati rumah baru. Tentunya
harus beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Selamatan kandungan tersebut saya
jadikan pula sebagai tempat mengenal masyarakat di sekitar rumah.
Dengan acara selamatan empat bulanan tersebut, saya
mengundang para tetangga ke rumah. Juga para keluarga dari kampong. Ada rasa
kebersamaan yang hangat saat bisa berkumpul dengan tetangga dan keluarga. Asyik
sekali rasanya.
Sebelum melaksanakan acara tersebut, saya tak lupa
merundingkan bersama istri soal waktu pelaksanaan selamatan. Karena sama-sama
bekerja, dan istri hanya punya waktu libur hari Minggu. Akhirnya sepakat
melaksanakan selamatan pada hari Minggu. Hanya saja, saat itu saya masih sempat
bekerja melaksanakan kewajiban di kantor. Namun, sekitar pukul 2 siang saya
sudah ada di rumah melakukan segala sesuatu yang dibutuhkan.
Sejak siang, ternyata satu persatu saudara saya dari
kampong datang ke rumah. Ada yang bertepatan saat saya ada di rumah, namun ada
juga saat saya sedang keluar.
Namun, istri satu hari tersebut stand by di
rumah. Sambil membantu memasak dan menemui
saudara-saudara saya yang juga iparnya saat datang.
Rasa syukur saya seakan tiada henti bila merasakan bahwa
dalam 5 bulan lagi saya akan menjadi seorang ayah. Meski masih belum tahu jenis
kelaminnya seperti apa, namun kebahagian ini sangat terasa dengan telah adanya
si calon bayi.
Di saat istri hamil tersebut pula, saya punya cerita
yang mungkin berguna bagi kawan-kawan yang sedang membaca. Sejak mengetahui
istri hamil dan khususnya menjelang 4 bulan, saya tak lagi keluyuran malam
seperti sebelum-sebelumnya.
Keluyuran malam maksudnya, tak ada lagi aktifitas
saya di warung kopi di malam hari. Padahal, pada awal menikah saya masih sangat
rajin di warkop, kadang sampai jam 11 atau 12 malam hanya nongkrong dan online
di warkop. Namun sejak kandungan istri semakin berusia, saya memutuskan untuk
banyak bersamanya setiap malam. Terlebih, pada waktu siang kami sama-sama kerja,
saya pulang tak tentu jam, sedang istri pulang jam 6 petang.
Saya memilih keluar malam hanya kalau ada keperluan
penting bersama kawan. Yang memang memutuskan saya untuk keluar. Atau sedang
ada liputan malam, atau juga kalau ada pertandingan sepakbola.
Untuk nonton sepakbola, ini sangat jarang. Saya baru
nonton bareng sepakbola di luar (warkop) kalau Mancester City yang main saja. Sedang
lainnya, tidak terlalu tertarik.
Keputusan nonton di luar bukan karena ketertarikan
saya nobar, namun juga lantaran televise di rumah juga sedang rusak. Hehehehe.
Sejak usia 4 bulan itu, sejak itulah saya jarang
sekali keluar rumah di malam hari. Ada rasa sayang saat akan meninggalkannya
sendiri di rumah. Kasihan kalau istri
harus termangu sendiri. Maklum saja, eminggu setelah pesta pernikahan, saya
langsung pindah rumah memutuskan tinggal berdua. Alasannya simple, ingin
menikmati bagaimana indahnya berkeluarga.
Buat calon anakku, semoga kamu kuat di rahim mama
sampai masa engkau dilahirkan ke bumi
ini. Jadilah anak yang berbakti pada orang tua, bangsa dan agama. Takut pada
Tuhannya serta tiada henti mencari ilmu Allah dan mengamalkannya.
Bersama Istri Tercinta
Di Ranjang Kamar yang Sempit
Kamis, 28 November 2013. Pukul 21.31
No comments:
Post a Comment