Asing di Kampus Sendiri
Linglung, bingung, dan mau kemana. Itu saya rasakan saat saya putuskan untuk kembali ngampus. Maklum, hampir lima tahun saya kurang aktif ke kampus, alias setengah meninggalkan perkuliahan.
Salah satu menghunus keasingan diri di tengah muka-muka baru yang tak saya kenal, saya menemui dosen di gedung Perpustakaan IAIN Pontianak. Di sana saya mencoba merefresh otak mengingat masa 5 tahun silam yang tak lagi sama dengan saat ini. Sekalian di ruangan kecil itu saya 'ngembat' buku terbaru karya dosen tersebut.
Jam hampir menunjukkan tengah hari, saya bergegas keluar ruangan menuju ruang fakultas, tak ada lain, tujuannya melihat kembali jadwal terbaru di semester empat. Di semester ini saya awal mula aca-kadul terhadap kampus, melihat KHK yang masih tersimpan rapi, sebagian di semester ini ada pertemuan yang saya ikuti, paling mentok 3 kali pertemuan.
Di ruang fakultas, tak lagi saya temukan kesibukan kawan seangkatan. Saya lihat hilir mudik tamu fakultas di bagian pelayanan diisi oleh wajah-wajah imut bermakna angkatan tahun jauh di bawah saya.
Sesekali saya menutup wajah yang manis ini dengan tangan dan kertas seadanya kala berjumpa dosen. Tapi, di ruangan pelayanan tak sekikuk saat ada di publik kampus, di ruangan itu ada rekan seangkatan, Bambang Eko yang menjadi staff, ada pula rekan seorganisasi di PW IPNU Kalbar, Junaidi di ruangan itu, dan kakak tingkat di kelas BKI, Ya'kub yang kini membidangi soal nilai ujian. 2 cewek cantik yang sudah bersuami juga ada di ruang bersekat setinggi bahu itu, ialah Erika dan Ucu yang juga kakak tingkat saya.
Kedatangan tamu semester tua, ruangan pun jadi agak heboh penuh canda, tak lain saya menjadi olokan. Terlebih saat ada yang tanya soal KHS. KHS saya kenal di awal kuliah dulu, tapi tak pernah saya isi. Ujung-ujungnya saya harus segera membuat. Begitu juga dengan KRS untuk kelas semester empat, harus saya isi.
Sampai di sini kembali pusing, mata kuliah apa yang akan saya ambil? belum lagi menyesuaikan waktu perkuliahan. Uwalah tambah pusing rasanya.
Tapi bukan Ubay namanya kalau tak bisa memecahkan hal sekecil ini. Makalah saja saya banting di depan dosen. Ahe Kabare Atalia n Sapari? Ingatkan makalahmu dulu saya banting sampai-sampai kamu tak punya jawaban?
Energi saya kian merontak untuk segera masuk perkuliahan kala dapat informasi dari Mas Bem kalau saat ini mulai semester IV sudah masuk konsentrasi jurusan. Pas sekali, saya langsung tancap gas minta jadwal mata kuliah, sata konsen pada mata kuliah jurnalistik. Dengan konsentrasi seperti ini maka saya tak perlu ikut mata kuliah yang tak ada kaitannya dengan gemerlap dunia jurnalistik yang pernah saya kubangi.
Oh oh, sebuah kejutan saat saya melihat deretan mata kuliah, lebih mengejutkan lagi, saat melihat pengajar mata kuliah. Ada lima dosen terbang yang saya kenal, artinya saat kuliah nanti saya tak perlu ke-asinan di kelas, karena setidaknya saya punya teman. Pastinya teman kelas kali ini adalah wajah imut semua. So, mereka yang masuk kelas adalah angkatan tahun 2014. Jauh pakai bingit dibanding saya yang angkatan 2009.
Selain kenal dosen, saya juga berkesempatan untuk ehm ehm dengan mereka. Dosen yang mengampu mata kuliah jurnalistik diantaranya Kak Emi, Sekretaris Redaksi Pontianak Post. Herianto AJI, Ketia AJI Pontianak, Romdhon reporter TVRI yang kerap saya jumpai saat bertugas, Harianto, wartawan Tribun Pontianak yang menjadi wartawan setelah lulus kuliah. dan Nur Iskandar yang tak lain adalah redaktur sekaligus Pimpinan Redaksi di kantor tempat saya bekerja dulu.
Dua mata kuliah yang saya ambil di semester empat adalah mata kuliah Pak Ibrahim. Metodologi Penelitian dan Komunikasi Antar Budaya. Dua mata kuliah ini wajib saya ambil untuk kepentingan SKS dan skripsi nantinya.
Sejak itu, saya mulai sedikit-demi sedikit menyelesaikan hal lain yang belum terselesaikan, termasuk data nilai dari semester satu sampai tiga. Urusannya dengan Pak Ya'kub.
Setelah KHS dan KRS selesai, saya mulai menatap perkuliahan. Tapi apa ada, sudah sebulan saya mengurus KRS, sampai saat ini belum ada masuk kelas. Beberapa kali saya datang kampus rencana mau kuliah, ternyata di ruangan yang sudah tercantum di jadwal tidak ada pertemuan. Gagal masuk kelas. Tanya Mas Bem staff di jurusan, hanya diberi nomor kontak ketua tingkat. Itupun saat dihubungi tidak ada jawaban. Mau kemana, tanya siapa?
Akhirnya saya putuskan ngintip meja Pak Ibrahim, syukur di sana ada kertas jadwal Pak Ibrahim di kelas KPI IV dan VI. Dah mulai Senin dan Selasa depan, saya masuk kelas Pak Ibrahim. Sedangkan jadwal lainnya, saya dapat langsung dari pengampu mata kuliah.
Kesemua dosen pengampu yang saya hubungi merasa kaget karena saya bertanya soal perkuliahan. Kok kaget? wajar saja karena mungkin mereka mengira saya sudah sarjana sebab sudah aktif di wartawan sejak 2010 lalu.
Jadi, di semester 14 ini hari kuliah saya empat hari dalam seminggu, Senin, Selasa, Jumat dan Sabtu.
Jumat, 15 April hari ini saya masuk perkuliahan, Sampai saat ini saya belum tahu perkuliahan dilaksanakan di ruang berapa. Sebab perkuliahan sejak semester ini dilaksanakan di gedung baru, gedung lama jurusan KPI yang sarat kenangan dan perjuangan itu kini sudah mulai dibongkar dan mungkin akan diperbaharui.
Sudah hampir jam tujuh, mari semangat mahasiswa semester tua! bersihkan badanmu! gendong kembali tas besarmu yang sesak dengan buku itu seperti awal kuliah dulu! mimpimu adalah sarjana KPI! mimpimu akan ikut wisuda meski sosok bapak tak kan bisa mendampingimu saat memegang toga nanti!
Jangan menyerah dengan apa yang pernah engkau ragukan dulu, dimana engkau pernah ragu bapakmu tak akan bisa menyaksikan kamu wisuda! kamu bisa dan ibumu menunggu kamu dipanggung wisuda.
Sampai bertemu lagi kampus biru IAIN Pontianak, saya hadir kembali untuk menimba ilmu jurnalistik, saya hadri bukan sekedar serakah gelar S. Kom.I.
Weisha Photocopy
15 April 2016
No comments:
Post a Comment