Monday 3 March 2014

Jual Beli Kertas Suara? Itu Biasa

Jual Beli Kertas Suara? Itu Biasa

Oleh Ubay KPI

Partisipasi masyarakat mengisi demokrasi melalui pemilihan umum kian menurun drastis.

Bermacam alasan keenggan tersebut, ada yang kurang percaya lagi terhadap hasil pemilu, bahkan ada yang beranggapan, memilih dan tidak hasilnya sama saja.
Keengganan masyarakat datang TPS tak hanya nilai negatif pada kegagalan negara atau KPU, melainkan juga menjadi celah kecurangan berakar rumput dari atas hingga ke bawah.


Adalah jual beli kertas suara. Kelebihan kertas suara yang tidak dicoblos oleh pemilih dijadikan ladang penghasilan lima tahunan. Siapa lagi kalau bukan oknum KPPS sebagai penjual, dan caleg atau calon kepala daerah (timses) sebagai pembeli.
Pengalaman penulis. Saat ketika berada di Kabupaten Kubu Raya, sampai pindah ke Kota Pontianak. Modusnya sama. Adalah jual beli kertas suara. Kalau pun tidak dijual. Akan dicoblos sendiri diarahkan kepada figur yang dekat dengan anggota KPPS. Maklum saja, saat ini susah sekali mendapatkan anggota KPPS yang betul-betul netral.
Namun pada umumnya, sebelum dicoblos sendiri. Kertas suara terlebih dahulu dilelang kepada timses yang berada di lokasi TPS. Anehnya, bisnis bisik-bisik tersebut kadang dilakukan sendiri oleh oknum anggota KPPS.
Kadang, anggota KPPS melepas kelebihan kertas suara bila menemukan pembeli dengan harga paling tinggi. Kalau tidak ada? Dari pada konyol tidak mendapat uang tambahan, kertas suara dijual dengan harga 10.000 atau 5.000 saja. Bahkan, penulis pernah menemukan KPPS menawarkan secara borongan alias tanpa satuan.
Inilah potret demokrasi di negeri kita. Di tempat paling bawah sekali dalam pelaksanaan pemilu kecurangan sangat mengunung. Yang notabeni ditangani oleh generasi dengan intelektual menengah ke bawah.
Lantas seperti apa permainan pada tingkat di atasnya yang jelas-jelas diperankan oleh intelek-intelek berkelas? Di KPU daerah kabupaten atau kota, KPU Provinsi, KPU Pusat, dan sampai DPR dan DPD RI, apakah lebih bobrok dan lebih menggigit? Hanya engkaulah para wakil berdasi yang tahu akan hal itu. Bersih atau lebih kotor?

Di Kamar Pondok Keluarga
Ditemani Weisha yang Sedang Nyenyak Tidur
Senin, 03 Maret 2014. Pukul 03.30

No comments:

Post a Comment