Seorang Ibu Tak Akan Pernah Lelah Memperhatikan Anaknya
Catatan
Ubay KPI
Saya piker,
sejak saya melepas lajang awal 2013 lalu. Kehidupanku akan lepas dari perhatian
satu-satunya orang tua yang terisa, yakni Ibu.
satu-satunya orang tua yang terisa, yakni Ibu.
Namun dugaan
itu salah, sangat salah. Ibu masih kerap memperhatikanku saat-saat saya bermain
ke rumah ibu di kampung.
Yang amat
saya rasakan. Ialah saat istri saya hamil. Dengan penuh keikhlasan yang tampak
dari raut wajahnya. Ibu tak membiarkan istri saya melakukan hal-hal berat saat
berada di rumah. Segala sesuatu ibu lakukan sendiri meskipun sebenarnya hal itu
pekerjaan ringan dan tak membahayakan. Seperti membuat kopi dan menyiapkan
makanan.
Apalagi
istri saya dilihatnya mengangkat perabot kotor di dapur untuk dicuci ke parit. Ibu
dengan segera mengambil pekerjaan itu. Saya paham dengan gerakan itu, Ibu
sangat sayang pada istri saya. Ibu tak menginginkan hal yang tak diinginkan
terjadi pada menantunya yang sedang hamil. Meskipun hal itu sangat kecil
sekali.
Ibu juga
kerap membawakan buah-buahan untuk istri saya saat saya bermain sendiri ke
rumah di kampung. Selalu berpesan, hati-hati dan pelan-pelan saat berkendara
ketika saya dan istri akan pulang.
Perhatian
Ibu tak sampai di situ. Saat istri saya lahir. Ia dengan segera meminta
diantarkan ke rumah sakit. Meski dengan pakaian seadanya, Ibu berangkat, bahkan
sampai tak sempat membawa pakaian ganti.
Kasih sayang
ibu terus berlanjut, Ibu selama tiga hari menunggui istri dan anak saya di
rumah sakit. Bergantian menjaga Weisha yang masih kecil. Malam, siang, pagi,
dan petang. Ibu selalu untuk saya, untuk istri, dan anak saya.
Bahkan,
selama di rumah sakit. Ibu rela rebahkan badan di lorong rumah sakit. Lorong itu
tak lain, adalah tempat keluar masuk pasien dan pengunjung menuju WC.
Selepas
dari rumah sakit. Ibu masih menetap di rumah saya selama beberapa Minggu. Membantu
pekerjaan rumah. Kondisi istri saya yang masih belum sehat pasca operasi
persalinan, membuat tidak bisa banyak melakukan aktifitas. Pekerjaan rumah yang
biasa dikerjakan istri, digantikan oleh Ibu. Mulai masak, mencuci perabot,
sampai mencuci pakaian Weisha. Semua dilakukan.
Ya
Allah, berikanlah kesehatan kepada Ibu. Jikalau nanti Engkau berkehendak mengambilnya.
Tempatkanlah
ia di tempat yang sangat setimpal dengan kasih sayangnya.
Tempat yang
layak menurut engkau sebagaimana ia memberikan kasih sayang kepada keluarga
saya.
Namun,
bila Saya boleh meminta ya Allah. Janganlah Engkau ambil dia sebelum saya
membalas semua jasa dan kasih sayangnya. Meskipun tak semuanya mampu saya
balas.
Di Konter PPOB Weisha
Senin, 24 Maret 2014. Pukul
00.38
No comments:
Post a Comment