Saturday, 25 February 2012

Soemadji : Pensiunan Guru Gelar Potensi Madura via Kanvas


Soemadji : Pensiunan Guru Gelar Potensi Madura via Kanvas
Sumber: kabarmadura.com
DUNIA SENI TAK AKAN SEMARAK TANPA ADANYA PAMERAN yang sekaligus menjadi sarana studi banding dan refleksi evaluasi bagi seniman demi kemajuan karya mereka. Hal tersebut ditangkap oleh Soemadji, seniman asal Madura untuk memotivator sekaligus menunjukkan eksistensinya dalam dunia seni yang penuh dengan dinamika. Selama sebulan penuh, sejak 28 Februari lalu, ia menggelar pameran karya lukis di Galeri Sambung Seni Kasihan Bantul yang berakhir pada 21 Maret mendatang.
Seorang pelukis harus dapat menempatkan dirinya sebagai wadah inspirasi dan apresiasi seni. Ia harus selalu mengungkapkan isinya dalam bentuk karya seni yang diharapkan dapat turut memperkaya dan memperkokoh khasanah budaya bangsa. “Menyadari hal ini maka saya senantiasa menyisihkan waktu melukis di sela-sela kesibukan lain sebagai pendidik dan kecintaan saya sebagai salah satu individu yang bernaung di bumi Madura diusahakan dapat mengangkat nuansa Madura dalam goresan kanvas saya,” ucap Soemadji.
Satu alasan kakek kelahiran tahun 1935 di Bangkalan Jawa Timur tersebut agar dapat memperkenalkan keindahan alam budaya dan tatanan kehidupan masyarakat Madura yang sulit menerima kebudayaan dan kesenian asing sehingga menampakkan kemurnian dan kelestarian hidup seluruh budaya daerah.
Keindahan alam pedalaman, pantai dan laut yang membentang serta belum dibudidayakan, merupakan objek yang tak kalah menariknya dari daerah lain. “Selain karapan sapi, banyak hal-hal menarik yang patut dilihat di Madura seperti rumah-rumah pendidikan yang rapi dan seragam yang desainnya sebagai upaya pemangku adat yang sangat dihormati,” sambungnya.
Secara pasti, Soemadji ingin dunia seni mengetahui Madura menyimpan potensi yang dapat digali, diselami dan diaktualisasikan ke atas kanvas. “Saya juga ingin membangunkan individu Madura yang memiliki jiwa seni tinggi untuk segera membuka mata, melangkahkan kaki serta memasuki jagat seni rupa yang selama ini didominasi masyarakat daerah lain,” tuturnya.
Setelah pensiun dari dunia pendidikan, banyaknya waktu senggang yang didapatkan oleh Soemadji –sebelumnya hanya diperoleh ketika sedang tidak ada kegiatan belajar-mengajar–, sekarang seluruh hidupnya hanya untuk melukis. “Uneg-uneg saya yang sudah lama ingin dikeluarkan akhirnya bisa juga. Teman-teman Madura yang menyempatkan hadir untuk melihat lukisan saya juga mengatakan rasa bangganya bisa membawa Madura `kecil` ke kota yang sarat dengan kebudayaan,” imbuhnya.
Walau awal-awal merasa kikuk tampil di kota Gudeg, namun setelah kian lama merantau di Yogyakarta, atmosfir kekeluargaan dan ramah-tamah mulia menjamahnya untuk bisa berinteraksi lebih luas. Ketika ditemui GudegNet disela-sela pameran, Soemadji mengaku banyak mendapatkan masukan maupun kritikan hingga beragam sudut pandang masyarakat terhadap cat kanvas yang ia goreskan dalam mengungkapkan jiwanya sebagai seorang yang bangga dengan Madura-nya.
Ceritanya yang terus mengalir seperti dongeng, seperti mengajak GudegNet untuk melihat dalam angan-angan seperti apa saja yang ia alami di Madura. “Orang-orang Madura masih sedikit yang tahu akan potensi yang mereka miliki, sayang sekali. Di Jogja saja banyak orang-orang Madura yang punya nama namun mereka lebih memilih untuk menetap di kota rantauan. Itu terjadi karena masyarakat Madura belum sepenuhnya siap menerima perubahan dan perkembangan yang terjadi secara umum, utamanya di dunia seni,” tegasnya.
Ia berharap agar dengan pameran ini dapat menjadi salah satu jalan untuk membuka baik mata orang yang berada di luar dan di dalam Madura tentang hal-hal yang terus berubah. Harapan Soemadji itu terus menerus dituangkan dalam kanvas dengan senantiasa membawa nuansa keindahan dan perubahan yang ditangkap dan diinginkan akan tanah Maduranya.

No comments:

Post a Comment