Sosok yang perawakannya seram. Namun bila mengenalnya ia adalah sosok yang lembut dalam berteman, mudah akrab, dan humoris. |
Suarakalbar.com - Pengeroyokan oknum aparat
terhadap penjual bensin yang mangkal di Jalan Sultan Hamid II, tepat di kaki
jembatan Kapuas I, sempat menimbulkan ketegangan di kawasan Pontianak Timur
pada hari Sabtu yang lalu. Ribuan warga sekitar tumpah ruah mencari dan
melampiaskan kekesalan kepada pelaku. Akibatnya, jalur vital transportasi
di Kota Pontianak ini sempat lumpuh beberapa jam.
Berdasarkan informasi yang didapatkan Suarakalbar.com,
korban bernama Farid adalah penjual bensin eceran di Jalan Sultan Hamid II. Dia
dikeroyok oleh lima orang sekitar pukul tiga sore, sabtu lalu. Beberapa orang
diduga mabuk. Farid dikeroyok hingga tak sadarkan diri. Wajahnya memar,
kepalanya bocor dan punggungnya luka serius. Saat ini dia tengah dirawat di RS
Yarsi, Jalan Tanjungraya 1.
“Saya dipukul, ditendang. Udah jatuh diinjak-injak lagi. Saya
dengar ada yang mengaku anggota TNI,” ujarnya.
Melihat Farid dikeroyok, warga sekitar ramai-ramai berusaha
mengejar para pelaku. Namun para pelaku berhasil kabur. Ada salah seorang
anggota TNI, berinisial Dk berpangkat Pratu yang berada di antara
keributan itu, ikut dikejar warga. Merasa terpepet, dia lalu masuk ke Pos
Polisi yang tak jauh dari lokasi kejadian. “Orang itu anggota tapi tak tahu
hukum. Main pukul orang sembarangan. Kami tak terima. Serahkan dia ke kami,“
teriak salah seorang anggota massa.
Tak ayal keramaian itu menimbulkan kemacetan. Jalan Sultan Hamid II dan Jembatan Kapuas macet total. Sementara jalan Imam Bonjol, Tanjungpura, hingga ke Gajah Mada terkena imbasnya, jalan padat merayap. Kemacetan ini berlangsung hingga jam tujuh malam, ketika Dk berhasil diamankan. Malam itu, Dk dijemput oleh mobil barakuda milik tim gegana Polda Kalbar. Massa yang emosi meneriakinya dengan kata-kata kasar.Warga mengira dia adalah pelaku pengeroyokan. Warga yang awalnya berjumlah puluhan orang menjadi semakin banyak. Ribuan orang dari berbagai penjuru sekitar TKP berkumpul menuntut agar Dk diserahkan ke mereka. Mereka berasal dari Tambelan Sampit, Kampung Dalam Bugis, Tanjung Hilir dan Tanjung Hulu, Banjar Serasan, Parit Mayor dan Saigon. Seluruh badan jalan depan Pos itu dipenuhi oleh massa.
Tak ayal keramaian itu menimbulkan kemacetan. Jalan Sultan Hamid II dan Jembatan Kapuas macet total. Sementara jalan Imam Bonjol, Tanjungpura, hingga ke Gajah Mada terkena imbasnya, jalan padat merayap. Kemacetan ini berlangsung hingga jam tujuh malam, ketika Dk berhasil diamankan. Malam itu, Dk dijemput oleh mobil barakuda milik tim gegana Polda Kalbar. Massa yang emosi meneriakinya dengan kata-kata kasar.Warga mengira dia adalah pelaku pengeroyokan. Warga yang awalnya berjumlah puluhan orang menjadi semakin banyak. Ribuan orang dari berbagai penjuru sekitar TKP berkumpul menuntut agar Dk diserahkan ke mereka. Mereka berasal dari Tambelan Sampit, Kampung Dalam Bugis, Tanjung Hilir dan Tanjung Hulu, Banjar Serasan, Parit Mayor dan Saigon. Seluruh badan jalan depan Pos itu dipenuhi oleh massa.
Polisi sempat melepaskan tembakan peringatan sebanyak
lima kali, untuk membubarkan massa. Namun massa tetap tidak beranjak.
Karena merasa tidak terima dengan ulah oknum anggota TNI. Keinginan massa
yakni oknum TNI yang diamankan di dalam pos agar dikeluarkan. Joni (34) warga
setempat menuturkan teman pelaku berhasil melarikan diri. Namun pelaku tidak
sempat menyelamatkan diri. Hingga harus menyelamatkan diri ke Pos Polisi.
Setelah dikejar warga. Bahkan, lanjut dia, tercium bau alkohol dari mulut
pelaku. Pelaku mengakui jika sedang dalam pengaruh alkohol ketika diinterogasi
warga.
Kapolresta Pontianak, Dandim Pontianak, Dansat Brimob, pemuka
masyarakat Pontianak Timur tampak berupaya meredam situasi. Guna menenangkan
warga. Sekaligus mengimbau agar membubarkan diri. “Kita hanya
mengamankan,” kata Kapolresta Pontianak Komisaris Besar Muharom Riyadi.
Sementara itu, salah seorang pimpinan dari kesatuan Pratu Dk
membantah kalau anggotanya itu terlibat pengeroyokan. Dia mengatakan Dk justru
orang yang ingin menolong Farid saat dikeroyok orang tak dikenal. Versi TNI AU,
Pratu Dk yang sedang tidak dinas hendak mengisi bensin di kios milik Farid. Di
sana sudah ada beberapa orang yang lebih duluan datang, juga mau isi bensin.
Belakangan terjadi keributan antara orang-orang itu dengan Farid yang juga
berujung pengeroyokan. Melihat itu, Dk langsung melerai pertengkaran tersebut.
“Apes sekali nasib dia. Karena ada di lokasi itu. Dia
menolonglah. Tapi warga yang melihat dari jauh, mengira dia ikut ngeroyok.
Padahal dia datang sendiri. Ada salah paham di sini. Saya tahu dia orangnya
baik, tidak pernah mabuk,“ kata pria berpangkat kapten itu minta namanya
dirahasiakan.
Berkaitan dengan kasus itu, anggota DPRD Kota Pontianak David Maryansyah mengutuk pemukulan pedagang bensin eceran oleh oknum aparat di Pontianak Timur, Sabtu (28/1) sore. Kejadian itu menodai kepercayaan masyarakat terhadap aparat negara. "Kejadian itu sangat memalukan," tegasnya, kemarin.
Berkaitan dengan kasus itu, anggota DPRD Kota Pontianak David Maryansyah mengutuk pemukulan pedagang bensin eceran oleh oknum aparat di Pontianak Timur, Sabtu (28/1) sore. Kejadian itu menodai kepercayaan masyarakat terhadap aparat negara. "Kejadian itu sangat memalukan," tegasnya, kemarin.
Dengan kejadian di Pontianak Timur itu, David meminta aparat
mengambil pelajaran agar tidak bertindak brutal. Masyarakat, kata dia, tidak
akan bersikap seperti peristiwa tersebut jika tidak ada yang menyulut.
Masyarakat menurutnya akan segan serta hormat dengan aparat jika diperlakukan
manusiawi."Harus ada hubungan saling menguntungkan. Masyarakat ikut
aturan, aparat bertindak sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dengan begitu
kondisi akan aman," ungkap David yang juga warga Pontianak Timur itu.
Kepada atasan pelaku dan institusinya David berharap pelaku
ditindak sesuai ketentuan. Perkembangan penindakan kasus tersebut sedianya
dapat diakses masyarakat agar tidak ada kecurigaan. "Agar ada kepuasan
masyarakat saya harap pelaku ditindak sesuai dengan perlakuannya," harap
politisi PDIP itu.
Bagi aparat secara umum, dirinya meminta tidak ada lagi
kejadian serupa. Pembinaan anggota baik TNI maupun Polri mesti ditingkatkan
lagi. "Walau hanya oknum yang melakukannya, institusi tidak akan bisa
lepas dari tindak tanduk anggotanya," katanya.
No comments:
Post a Comment