Monday, 29 April 2013

Munaji; Sang Swasembada Sapi


Munaji
Sang Swasembada Sapi

Oleh Ubay KPI

Tingginya harga sapi, dibarengi dengan banyaknya masukan daging dari luar negeri alias illegal. Membuat pengusaha sapi semakin perihatin. Perihatian terhadap masyarakat yang harus mengeluarkan uang banyak untuk daging sapi.
Munaji, salah satu pedagang sapi di Kalbar sangat perihatin dengan keadaan saat ini. Harga sapi di Pontianak mencapai Rp 90 ribu per kilo gram. Menurut Munaji harga tersebut bisa ditekan turun dengan berbagai cara. Salah satunya mendorong rencana pemerintah yang meluncurkan program swasembada sapi. Kedua, pengusaha sapi ikut melihat kondisi di lapangan salah satunya dengan merekrut petani sapi dengan dilakukan pembinaan serta memberikan bibit sapi.
“Saya pribadi sudah ada puluhan petani yang kami rangkul untuk bersama memelihara sapi. Itu tak hanya kepentingan saya. Namun untuk kesejahteraan masyarakat juga. Dari petani it uterus kita kembangkan secara kontinyu,” ujarnya kemarin.
Selaku pengusaha sapi, Munaji mengakui sampai saat ini untuk pasokan sapi, di Kalbar masih bergantung terhadap pulau Jawa. Mulai dari sapi siap potong hingga bibit sapi. Karenanya, secara pribadi ia melakukan terobosan dengan merangkul petani sapi. Meski tidak terlalu banyak, dengan adanya petani sapi yang terkoordinir, baik pembelian dan penyediaan bibit. Setidaknya melalui peternak sapi perorangan ini dapat membantu kebutuhan sapi di Kalbar.
“Saya berani melakukan itu karena saya tahu betul akan kebutuhan daging sapi di Kalbar. Selain ingin menyediakan daging sapi, upaya tersebut juga untuk menekan lebih rendah harga sapi,” ungkapnya.
Disinggung soal daging impor, Munaji mengatakan kualitas daging luar Indonesia tak bisa dibandingkan dengan daging lokal. Pasalnya, daging lokal (hasil ternak masyarakat Kalbar) yang beredar di Kalbar daging sehat. “Kita potong hari itu, hari itu kita jual. Jadi tidak sampai berhari-hari. Beda halnya dengan daging impor, yang harus diawetkan dengan es atau lainnya,” ungkap pengusaha sapi yang aktif memperhatikan peternak ini. (Ubay KPI/Borneo Tribune)

No comments:

Post a Comment