Munaji
Sang Swasembada Sapi
Oleh Ubay KPI
Tingginya harga sapi, dibarengi dengan banyaknya masukan
daging dari luar negeri alias illegal. Membuat pengusaha sapi semakin
perihatin. Perihatian terhadap masyarakat yang harus mengeluarkan uang banyak
untuk daging sapi.
Munaji, salah satu pedagang sapi di Kalbar sangat perihatin
dengan keadaan saat ini. Harga sapi di Pontianak mencapai Rp 90 ribu per kilo
gram. Menurut Munaji harga tersebut bisa ditekan turun dengan berbagai cara.
Salah satunya mendorong rencana pemerintah yang meluncurkan program swasembada
sapi. Kedua, pengusaha sapi ikut melihat kondisi di lapangan salah satunya
dengan merekrut petani sapi dengan dilakukan pembinaan serta memberikan bibit
sapi.
“Saya pribadi sudah ada puluhan petani yang kami rangkul
untuk bersama memelihara sapi. Itu tak hanya kepentingan saya. Namun untuk
kesejahteraan masyarakat juga. Dari petani it uterus kita kembangkan secara
kontinyu,” ujarnya kemarin.
Selaku pengusaha sapi, Munaji mengakui sampai saat ini untuk
pasokan sapi, di Kalbar masih bergantung terhadap pulau Jawa. Mulai dari sapi
siap potong hingga bibit sapi. Karenanya, secara pribadi ia melakukan terobosan
dengan merangkul petani sapi. Meski tidak terlalu banyak, dengan adanya petani
sapi yang terkoordinir, baik pembelian dan penyediaan bibit. Setidaknya melalui
peternak sapi perorangan ini dapat membantu kebutuhan sapi di Kalbar.
“Saya berani melakukan itu karena saya tahu betul akan
kebutuhan daging sapi di Kalbar. Selain ingin menyediakan daging sapi, upaya
tersebut juga untuk menekan lebih rendah harga sapi,” ungkapnya.
Disinggung soal daging impor, Munaji mengatakan kualitas
daging luar Indonesia tak bisa dibandingkan dengan daging lokal. Pasalnya,
daging lokal (hasil ternak masyarakat Kalbar) yang beredar di Kalbar daging
sehat. “Kita potong hari itu, hari itu kita jual. Jadi tidak sampai
berhari-hari. Beda halnya dengan daging impor, yang harus diawetkan dengan es
atau lainnya,” ungkap pengusaha sapi yang aktif memperhatikan peternak ini.
(Ubay KPI/Borneo Tribune)
No comments:
Post a Comment