*Industri Kreatif Tali Kur dan Satin
Sri, Tangannya Tak Pernah Lesu di Tengah Ekonomi yang Lesu
Oleh Ubay KPI
Sebelum membahas industri kreatif satu ini, saya akan
mengawali pertama catatan saya pagi ini dengan perkenalan tanpa tatap muka saya
dengan sosok yang akan saya tulis biografi pendeknya ini.
Awal mulanya saya berbincang pendek dengan sosok Srikandi,
si pengrajin tali kur dan tali satin dari
pertemanan salah satu media sosial dengan logo dominasi warna kuning.
Mulanya saya hanya tambah pertemanan saja, kemudian direspon
dengan konfirmasi hingga akhirnya saya terpancing untuk mengenal kegiatan
sehar-harinya. Sri sapaan akrabnya adalah salah satu ibu persit yang sudah pensiun.
Saat bertepatan saling online, aktif saya mendahuli untuk
menyapa. Hingga akhirnya saya menanyakan soal pekerjaan. Dari pertanyaan itulah
saya mengorek informasi pribadi soal pekerjaannya.
Ialah seorang ibu rumahan dengan tiga cucu, kini ia tinggal
bersama seorang cucu, anak, menantunya dan ibunya di daerah kawasan Supadio,
Kubu Raya.
Sebagai ibu rumahan yang telah ditinggal suaminya menghadap
Sang Khali, Sri aktifitasnya di rumah. Namun selain melakukan pekerjaan rumah
yang menjadi tanggung jawabnya, Sri menjadikan rumahnya sebagai tempat kerja,
bahasa kerennya home industry.
Sri memanfaatkan keahliannya merangkai tali kur dan tali
satin menjadi sebuah kerajian layak jual dan penuh nilai. Nilai ekonomi dan juga
nilai seni tentunya.
Kerajinan industry kreatif dari tali kur dan tali satin ini
menurut Sri ditekuni sejak dua tahun terakhir. Ekonomi pribadinya terbantu oleh
kreatifitasnya yang mulai dikembangkan ini.
Sri mengakui, pemasaran untuk tahun 2017 hingga awal 2018
ini lumayan lesu. Namun, tangan dan jemarinya tak akan pernah lesu menganyam
tali kur dan tali satin menjadi tas dan sandal penuh seni yang khas.
“Sekarang lagi lemah pemasaran, kalau lagi banyak orderan
baru ambil karyawan untuk membantu. Sementara ini dilakukan sendiri,” ujar Sri
melalui pesan singkat.
Beberapa hasil karyanya ada yang dikirimkan kepada saya,
akan saya sertakan di akhir catatan ini.
Tak berhenti di situ, sebagai mantan istri anggota TNI, Sri
juga memiliki keahlian di bidang kuliner. Untuk menampal lemahnya pemesanan
kerajinan miliknya, Sri sambil merambah usaha cemilan ringan yang dititip ke
super market di Kubu Raya dan Kota Pontianak.
“Kerajinan itu bagi saya bukan sekedar soal harga, namun
juga kepuasan bathin dari karya kita. Saya yakin hal ini juga dirasakan oleh
pelaku seni atau pelaku usaha kreatif,” kata Sri.
Sri mensyukuri, kelebihan dalam dirinya bias mengayam adalah
sebuah karunia. Sebab Sri tak perlu kerja di luar. “Setiap hari bisa menjaga
ibu, cucu, dan berkumpul dengan anak dan menantu. Adalah sebuah anugerah besar
bagi saya,” kata nenek 48 tahun ini.
Berikut sahabat beberapa karya anyaman Mbak Srikandi dari
bahan tali kur dan tali satin yang sudah jadi. (*)
Tasnya keren |
Sandalnya keren dan anyamannya rapi dengan paduan warna yang sesuai |
Apalagi yang ini, dijamin tidak bakalan gengsi pakai tas seperti ini. |
No comments:
Post a Comment