Terpal dan Plastik Hijau Pedagang Durian
CAD – Malam ini saya bersama beberapa sahabat berkesempatan
kembali menikmati durian di kawasan Pasar Sentral, Kota Pontianak yang terletak
di Jalan Hos Cokroaminoto, Pontianak Selatan.
Sejak dua tahun terakhir, bila musim durian tiba, pedagang
durian banyak membuka lapak di tepi jalan tersebut. Sebelumnya, kawasan Jalan
Teuku Umar yang menjadi lapak-lapak durian dari berbagai daerah di Kalimantan
Barat. Namun, sejak dua tahun terakhir kawasan tersebut ditertibkan.
Sebelumnya saya membuat catatan tentang Cara Jitu Agar TidakTertipu Pedagang Durian, namun kali ini saya akan berbagi cerita tentang khas
pedagang durian. Ialah kenapa pedagang durian umumnya menggunakan terpal warna
hijau? Kenapa tida warna orange, hitam, atau biru?
Nyaris secara keseluruhan di kawasan Pasar Sentral para
pedagang durian menggunakan terpal warna hijau, bahkan sampai lampu
penerangannya pun dibungkus dengan plastik warna hijau. Saya sempat memotret
hal yang tak banyak diketahui oleh penikmat durian tersebut, sekedar penguat dalam
catatan ini.
Norman Harsono, sahabat kami dari Jakarta yang sedang berkunjung ke Pontianak. Terpal hijau dan pada bagian lampu penerang ada plastik hijau bukan? |
Sahabat saya wartawan mongabay.co.id sempat memotret kembali
plastik hijau yang membungkus lampu dengan model Norman, seorang calon wartawan
The Jakarta Post. Selain keduanya, ada pula sahabat Subro dari Ansor Kalbar, dan
Pahlevi, wartawan tempo.co. sedang Mas AH meninggalkan kami lebih dulu karena
ada meeting pada pukul 20.00 WIB.
Terpal hijau dan plastik hijau membungkus lampu penerang di
lapak-lapak pedagang durian punya tujuan khusus. Belum tahu pasti siapa
pencetus siasat ini, namun hal ini merupakan turun temurun dilakukan oleh
pedagang.
Terpal hijau memiliki tujuan agar pantulan cahaya dari
terpal ke jejeran durian tampak hijau. Sebagaimana umumnya, buah durian sangat
identik dengan warna hijau. Dengan tampilan sedikit membantu menghijaukan buah
durian tersebut, orang-orang penikmat durian akan mengira dari kejauhan kalau
buah-buah tersebut masih segar dan baru.
Belum lagi dibantu dengan lampu penerang yang dibungkus
dengan plastik hijau, cahaya yang akan keluar akan hijau semakin membantu
menghijaukan durian-durian yang gantung rapi dengan seutas tali pada paku-paku
ujung lapak.
Trik ini juga dilakukan oleh pedagang langsat, sebagaimana
pernah ditulis oleh Yusriadi, mantan wartawan Equator dan Redaktur Borneo
Tribune yang kini aktif sebagai dosen di IAIN Pontianak. Ia pernah menulis terpal
orange dan lampu kuning pada pedagang langsat. Tujuannya sama dengan apa yang
dilakukan pedagang durian, yakni untuk lebih membuat tajam warna kuning langsat
dengan bantuan terpal orange dan lampu kuning.
Sudah jam 20.00 WIB, masih berjejer puluhan durian di lapak Pak Kumis. Tenang Pak Kumis jangan galau, KALAU REJEKI TAK BAKAL KEMANA-KEMANAAAAAAAAAA |
Kak Sapariah, Norman dan Mas AH. Sampai bertemu kembali pada
musim durian yang akan datang. Subro, jangan lupa menjadi donatur. Levi titip
salam sama Wati, pesanku ‘astaghfirullahil adzim min kulli dzambin adzim’. (*)
No comments:
Post a Comment