Monday 17 December 2012

Ingat, Tuhan Yang Menjatah Rejeki Makhluknya


Ingat, Tuhan Yang Menjatah Rejeki Makhluknya

Oleh Ubay KPI

Banyak orang yang mendorong saya untuk berhemat. Salah satunya tak lain adalah calon istri saya sendiri. Menurutnya, agar tabungan lebih banyak untuk pernikahan nanti, diminta saya untuk berhenti merokok. 
Yah mungkin anggapannya uang yang biasa dibelikan rokok bisa untuk ditabung.
Hingga detik ini, saya belum menunaikan permintaan orang yang insya-Allah akan menjadi pelengkap tulung rusuk saya.
Pertama saya masih mau berhenti merokok, kedua takut stamina saya turun karena berhenti ketergantungan pada nikotin. Ketiga, saya tak percaya alasan pertama dia.
Yang masuk ke alam pikiran saya dari alasan calon istri saya, adalah kesehatan. Yah, kesehatan diri. Kesehatan keluarga bila nanti sudah bersama. Itu saja. Sedangkan faktor uang, saya masih belum mempercayainya.
Kenapa, karena saya yakin, dan sangat yakin, bahwa Tuhan memberi rejeki sesuai kebutuhan kita bila kita terus berusaha.
Seperti makan, bila kita bekerja maka Allah sentiasa memberi kita rejeki meski untuk sesuap nasi. Tertimpa musibah dan harus mencari hutangan kepada sanak keluarga dan tetangga, ujung-ujungnya kita juga kelar membayarnya.
Guru saya termasuk orang yang merokok. Pernah mengatakan kepada saya, bahwa rejeki rokok itu telah ditentukan Tuhan. Rejeki makan beda lagi. Dan lain sebagainya. Saya termasuk penganut paham itu.
Saya juga membandingkan dengan Firman Allah, bahwa Allah tak akan menguji seseorang di luar kemampuan. Begitu juga dalam hal rejeki, saya yakin, Tuhan tak akan memberi rejeki pada hamba-Nya di luar kebutuhan. Mubadzir kan kalau dikasi uang tapi tak digunakan?
Ada sebuah cerita kuno. Seorang bapak bermaksud menabung. Uang yang ditabung itu adalah uang yang biasa ia belikan rokok setiap hari.
Pada mulanya ia perokok, karena mau nabung, ia dengan tekad kuat berhenti merokok, sekian lama ia menabung uang rokok itu. Apa yang terjadi dari cerita itu, ialah sekian banyak uang yang tabung tak pernah ia rasakan. Penyebabnya karena kebakaran. Nah, kalau gitu. Bukan hanya uang rokok saja yang hangus, namun harta lainnya ikut buyar karena rumahnya kebakaran. Wallahu a'lam.
Cerita lain soal rokok, ialah cerita fiksi dua orang penumpang angkot. Satunya perokok, satunya lagi tidak.
Masuk akal atau tidaknya cerita yang saya terima dari teman saya bernama Dayat melalui blackberry massenger ini, saya serahkan kepada pembaca. Namun bagi saya, cerita ini benarnya.
Berikut cerita aslinya sesuai teks asli yang saya terima.
Jangan lupa tinggalkan komentar anda!!!

Percakapan dua orang lelaki di BUS kota
PR : Perokok
BP : Bukan Perokok

PR mengeluarkan sebungkus rokok dari kantung celananya bermaksud untuk menawarkan kepada orang sebelahnya
PR : Mau rokok mas?
BP : oh tidak,, terimakasih
BP merasa tergugah, dan ingin memberi arahan kepada si PR supaya tidak merokok, lantas mulailah si BP mengawali pembicaraan
BP : sehari habis berapa batang rokok mas?
PR : Biasanya sih 2 bungkus
BP : sebungkus harganya berapa mas?
PR : 10.000
BP : mas udah berapa tahun ngerokok?
PR : kurang lebih 20 tahun
BP : begini saya kasih gambaran, 1 bungkus harganya 10ribu, satu hari mas habis 2 bungkus, jadi 20.000. kalo satu bulan jadi 20.000 x 30 = 600.000. jadi kalo satu tahun berarti 600.000 x 12 = 7.200.000 , kalo anda udah 20 taun ngerokok berarti 7.200.000 x 20 = 144.000.000.. wahh seharusnya kalo mas gak merokok udah bisa beli mobil tuh!
PR : saya juga kasih gambaran!
BP : silahkan
PR : mas perokok atau tidak?
BP : tidak. itu haram bagi saya
PR : LAH? NAPE LO NAIK BUS? MOBIL LO MANA???
BP : $#^@ X!!? + == D @^-*(%) (nelen bungkus rokok)

Menjelang Tidur Malam Pertunangan
Di Kamar Pondok Kelahiran
Senin, 17 Desember 2012. Pukul 01.01





No comments:

Post a Comment