Ingat, Tuhan Yang Menjatah Rejeki
Makhluknya
Oleh
Ubay KPI
Banyak
orang yang mendorong saya untuk berhemat. Salah satunya tak lain adalah calon
istri saya sendiri. Menurutnya, agar tabungan lebih banyak untuk pernikahan
nanti, diminta saya untuk berhenti merokok.
Yah
mungkin anggapannya uang yang biasa dibelikan rokok bisa untuk ditabung.
Hingga detik ini, saya belum menunaikan permintaan orang yang insya-Allah akan menjadi pelengkap tulung rusuk saya.
Hingga detik ini, saya belum menunaikan permintaan orang yang insya-Allah akan menjadi pelengkap tulung rusuk saya.
Pertama
saya masih mau berhenti merokok, kedua takut stamina saya turun karena berhenti
ketergantungan pada nikotin. Ketiga, saya tak percaya alasan pertama dia.
Yang masuk ke alam pikiran saya dari alasan calon istri saya, adalah kesehatan. Yah, kesehatan diri. Kesehatan keluarga bila nanti sudah bersama. Itu saja. Sedangkan faktor uang, saya masih belum mempercayainya.
Yang masuk ke alam pikiran saya dari alasan calon istri saya, adalah kesehatan. Yah, kesehatan diri. Kesehatan keluarga bila nanti sudah bersama. Itu saja. Sedangkan faktor uang, saya masih belum mempercayainya.
Kenapa,
karena saya yakin, dan sangat yakin, bahwa Tuhan memberi rejeki sesuai
kebutuhan kita bila kita terus berusaha.
Seperti
makan, bila kita bekerja maka Allah sentiasa memberi kita rejeki meski untuk
sesuap nasi. Tertimpa musibah dan harus mencari hutangan kepada sanak keluarga
dan tetangga, ujung-ujungnya kita juga kelar membayarnya.
Guru
saya termasuk orang yang merokok. Pernah mengatakan kepada saya, bahwa rejeki
rokok itu telah ditentukan Tuhan. Rejeki makan beda lagi. Dan lain sebagainya.
Saya termasuk penganut paham itu.
Saya
juga membandingkan dengan Firman Allah, bahwa Allah tak akan menguji seseorang
di luar kemampuan. Begitu juga dalam hal rejeki, saya yakin, Tuhan tak akan
memberi rejeki pada hamba-Nya di luar kebutuhan. Mubadzir kan kalau dikasi uang
tapi tak digunakan?
Ada sebuah cerita kuno. Seorang bapak bermaksud menabung. Uang yang ditabung itu adalah uang yang biasa ia belikan rokok setiap hari.
Ada sebuah cerita kuno. Seorang bapak bermaksud menabung. Uang yang ditabung itu adalah uang yang biasa ia belikan rokok setiap hari.
Pada
mulanya ia perokok, karena mau nabung, ia dengan tekad kuat berhenti merokok,
sekian lama ia menabung uang rokok itu. Apa yang terjadi dari cerita itu, ialah
sekian banyak uang yang tabung tak pernah ia rasakan. Penyebabnya karena
kebakaran. Nah, kalau gitu. Bukan hanya uang rokok saja yang hangus, namun
harta lainnya ikut buyar karena rumahnya kebakaran. Wallahu a'lam.
Cerita
lain soal rokok, ialah cerita fiksi dua orang penumpang angkot. Satunya
perokok, satunya lagi tidak.
Masuk
akal atau tidaknya cerita yang saya terima dari teman saya bernama Dayat
melalui blackberry massenger ini, saya serahkan kepada pembaca. Namun bagi
saya, cerita ini benarnya.
Berikut cerita aslinya sesuai teks asli yang saya terima.
Berikut cerita aslinya sesuai teks asli yang saya terima.
Jangan
lupa tinggalkan komentar anda!!!
Percakapan
dua orang lelaki di BUS kota
PR
: Perokok
BP
: Bukan Perokok
PR
mengeluarkan sebungkus rokok dari kantung celananya bermaksud untuk menawarkan
kepada orang sebelahnya
PR
: Mau rokok mas?
BP
: oh tidak,, terimakasih
BP
merasa tergugah, dan ingin memberi arahan kepada si PR supaya tidak merokok,
lantas mulailah si BP mengawali pembicaraan
BP
: sehari habis berapa batang rokok mas?
PR
: Biasanya sih 2 bungkus
BP
: sebungkus harganya berapa mas?
PR
: 10.000
BP
: mas udah berapa tahun ngerokok?
PR
: kurang lebih 20 tahun
BP
: begini saya kasih gambaran, 1 bungkus harganya 10ribu, satu hari mas habis 2
bungkus, jadi 20.000. kalo satu bulan jadi 20.000 x 30 = 600.000. jadi kalo
satu tahun berarti 600.000 x 12 = 7.200.000 , kalo anda udah 20 taun ngerokok
berarti 7.200.000 x 20 = 144.000.000.. wahh seharusnya kalo mas gak merokok
udah bisa beli mobil tuh!
PR
: saya juga kasih gambaran!
BP
: silahkan
PR
: mas perokok atau tidak?
BP
: tidak. itu haram bagi saya
PR
: LAH? NAPE LO NAIK BUS? MOBIL LO MANA???
BP
: $#^@ X!!? + == D @^-*(%) (nelen bungkus rokok)
Menjelang
Tidur Malam Pertunangan
Di
Kamar Pondok Kelahiran
Senin,
17 Desember 2012. Pukul 01.01
No comments:
Post a Comment