Thursday, 15 November 2012

Jempol Buat Bun


Catatan Anak Desa

Jempol Buat Bun

Saya betul-betul ngacungi jempol buat pacar saya kali ini. Dia menghapus nomor HP mantan pacar saya.
Jempol banget. Andai saja punya sepuluh jempol, saya akan angkat semua untuk dia. Ini betul-betul jempol positif, bukan ngeledek.
Mungkin sebagian orang akan marah atas kelancangan menghapus sebuah kontak tanpa memberi tahu. Tapi bagi saya itu adalah sikap yang harus saya pahami. Saya tidak beranggapan pacar saya cemburu karena menyimpan nomor mantan, sikap dia itu membuat saya berpikir seharusnya memang demikian. Artinya dengan tak punya kontak mantan, saya akan konsen dan lebih serius pada pacar sekarang. Sebab, bisa jadi iseng-iseng tanpa sepengetahuan pacar saya akan hubungi si mantan. Wah itu sangat bahaya sekali. 
Karena bisa jadi kenangan itu akan diulang kembali alias CLBK dengan sang mantan. 
Bagi saya, menghapuas kontak itu adalah sebuah pendidikan dalam sebuah menjalin hubungan. Terlebih lagi ketika kita ada janji serius hingga janur melengkung menjadi saksi.
Alasan pacar saya menghapus kontak itu karena saya beri nama "Zaujati". Kata pacar saya, kalau dikasi nama orangnya tak masalah. Tapi saya tetap menerima dan bahkan saya mendukung me-remove nomor itu. Kalau pun saya ada perlu penting kepada mereka, bisa minta sama-sama kawan-kawannya.
Sebenarnya ada dua nomor si mantan di HP saya, namun yang di-delete hanya satu. Sekalian saja saya delete semua. Bahkan tak hanya itu, nomor mantan yang lain juga saya delete. Ada sekitar tiga nomor mantan yang masih saya simpan. Semua saya delete. Bukan maksud untuk memutuskan komunikasi dan memiliki kenangan pahit. Namun itu adalah sikap menghargai pasangan kita, mendukung apa ia mau selama itu baik dan untuk kelangsungan hubungan. Terlebih lagi hubungan itu untuk ke jenjang selanjutnya!
Toh, sekarang jaman online. Kalau memang ada perlu sangat penting, bisa lewat FB. 
Kenangan tetap kenangan, namun kenangan itu jangan sampai ada di tengah hubungan kita.
Terima kasih Bun, sikapmu mengajarkan saya lebih mencintaimu, menyayangimu, menghargaimu, dan memahamimu.
I Love You, Bun.
Semoga cinta kita dipersatukan oleh Allah dengan janji suci ijab kabul akad nikah, Amin.

Di Kamar Pondok Kelahiran
Sembari Menanti Ibu Bangun untuk Salat Subuh Berjamaah
Kamis, 15 November 2012, Pukul 04.28

No comments:

Post a Comment