Catatan Anak Desa
Makian Pembaca Blog
Oleh Ubay KPI
Posting tulisan, baik catatan harian, ringkasan buku, berita
pribadi, dan cerita-cerita sudah menjadi kebiasaan saya sejak akhir tahun 2010.
Aktifitas itu saya lakukan hanya untuk mengisi
waktu kosong. Sekaligus untuk berbagi informasi kepada pengunjung dunia maya
yang kebetulan kesasar ke blog saya. Pada mula hanya iri pada salah seorang
dosen yang memiliki blog pribadi. Dari situlah saya coba membuat blog pribadi
dengan otodidak. Tanpa belajar pada seseorang. Yang saya lakukan hanya mencari
panduan di internet melalui blogger lain.
Satu, dua, tiga, puluhan, hingga lebih seratus
postingan tulisan saya di blog belum ada satu pun yang komen. Hingga akhirnya
baru di awal tahun 2012, ada beberapa pengunjung yang nitip koment di salah
satu postingan.
Bahagia sekali pada awalnya. Sebab komen itu
berupa sanjungan. Ada pula yang menambahkan, ada juga yang sekedar kenalan
untuk tukat link. Hingga akhirnya ada cacian.
Kaget sekali, sebab setiap komentar terbaru
tampil di layar awal blog saya. Aneka macam cacian itu. .........
Saya coba tidak emosi terhadap cacian itu.
Bahkan saya sempat balas dengan ucapan terima kasih atas koreksinya.
Feeling saya atas cacian itu adalah
ketidakpuasan pembaca terhadap tulisan. Mungkin, orang itu sedang mencari tugas
kuliah hingga masuk ke blog saya. Namun setelah melihat isi postingan itu tak
menemukan jawaban atas ãやą yang
ia cari.
Komen itu ada di salah satu postingan tentang
jurnalistik. Pada postingan itu saya hanya memberikan gambaran umum tentang
sebuah buku berjudul ......m...
Saya memang tak merinci secara detail isi buku
tersebut. Dari postingan itu saya hanya menuliskan sedikit catatan serta daftar
isi pada buku tersebut. Mungkin, mereka mengira di postingan itu akan menjawab
akan ia cari. Namun hasilnya nihil.
Saya sengaja pada postingan itu mengarahkan
pembaca untuk membeli buku yang saya maksud. Agar mereka leluasa mencari
jawaban.
Sebenarnya postinganyang diberi judul sesuai
judul buku tersebut tak hanya pada buku itu. Namun banyak sekali nama-nama buku
yang posting. Hampir ada 20 judul buku yang saya posting. Kesemuanya merupakan
buku-buku yang saya miliki. Dari semua itu 90 persen adalah buku jurnalistik.
Pada postingan itu saya beri title referensi.
Komentar berisi cacian itu tetap saya
pertahankan. Ada sekitar tiga komentar dari satu orang. Tak satu pun saya
hapus. Saya harus berani melakukan itu untuk fair. Meski cacian itu datang,
saya tetap lanjut blogging. Tak pupus saya dihantam oleh cacian itu. Blogging
tetap jalan. Bahkan, pasca itu saya melihat visitor pengunjang saya semakin
meningkat.
Bukan mau dipuji. Melalui blog itu, kadang ada
email nyasar ke saya menanyakan sesuatu yang belum pengunjung ketahui.
Dikarenakan tidak ditemukan di blog.
Bahkan, melalui blog itu juga, saya semakin
punya tempat ber-ekspresi untuk melampiaskan hasrat tulis atau sekedar
menjejerkan foto pada postingan terbaru. Toh, ada juga yang mampir.
Share ke FB merupakan rutinitas saya bila ada
postingan terbaru. Tujuannya barang kali ada yang sudi mampir.
Sebagai wartawan, blog bagi saya adalah media
kedua setelah media tempat saya bekerja. Kerap berita saya tak naik cetak di
koran. Namun saya tak pusing agar tulisan itu tetap sampai ke pembaca.
Alternatifnya terbitkan di blog. Sama-sama terbit dan dibaca. Namun bedanya itu
gratis dan tak dibayar.
Setelah cacian itu. Saya semakin siap akan
segala resiko ke depan terkait blog. Enjoy dan tak perlu minta ♏ªªf bila kemudian hari ada yang salah.
No comments:
Post a Comment