Saturday, 29 December 2012

Matoro’ Oca’

Matoro’ Oca’

Oleh Ubay KPI

Matoro’ oca’ dapat diartikan menitipkan perkataan. Kalimat ini dalam konteks umum bisa dimaksudkan sebuah titipan. Misalnya menitipkan sebuah pesan kepada seseorang melalui perantara orang lain. Persamaan dari kalimat ini ialah nyabe’ oca’.Menurut buku Manusia Madura yang ditulis Mien Ahmad Rifai pada bab Tatan Kekeluargaan, sub bab Perkawinan Dua Insan pada halaman 89 memiliki arti menempatkan kata.
Merujuk pada pengertian itu, catatan ini akan mengarah pada soal perkawinan. Khususnya dalam etika orang Madura dan pengalaman saya sendiri.
Matoro’ oca’ atau nyabe’ oca’ merupakan salah satu rentetan dalam proses perkawinan di masyarakat Madura. Merujuk pada buku Mien Ahmad Rifai, nyabe’ oca’ merupakan langkah kelima dalam proses pencarian jodoh. Pertama adalah nyelaber (menyebarluaskan) atau ngin-nganginaghi (mengangin-anginkan), kedua nyareng bhekal binih (menyaring calon istri), ketiga narabhes jhalen (menerbas jalan), keempat nangghuk (menepuk). Baru yang kelima matoro’ oca’.
Dari beberapa langkah di atas tentu anda sangat menemukan perbedaan yang sangat dengan apa yang terjadi saat ini, khususnya di lingkungan Madura sendiri. Betapa sangat menemukan proses yang panjang bila menganut budaya asli di atas. Akan tetapi, bukanlah hal itu suatu yang sulit dapat dilakukan saat ini. Sebab  beberapa langkah di atas barangkali pembaca menemukan pada sosok seseorang yang mencari cinta.
Mungkin anda akan sepaham dengan saya, yang terjadi saat ini dalam mencari jodoh, umumnya hanya melewati empat langkah saja sampai pada akad nikah. Khususnya mereka yang mencari jodoh sendiri atau tanpa metode Siti Nurbaya.
Pertama umumnya kawan-kawan adalah kenalan, kemudian pacaran. Dilanjutkan dengan meminang, terus akad nikah. Bukannya demikian yang kerap kita temui bukan?
Bahkan, matoro’ oca’ kerap ditinggalkan dan tidak dilakukan oleh anak remaja sekarang. Tak hanya terjadi pada anak Madura, namun mungkin juga pada etnis lain. Padahal, matoro’ oca’ adalah suatu pembuktian keberanian atau proses. Saya katakan pembuktian bila itu dilakukan sendiri oleh si cowok. Saya katakana keberanian, karena si cowok betul-betul memiliki I’tikad baik terhadap keluarga, dan terbuka akan niat tulusnya dalam menjalin hubungan pacaran dengan si cewek. Bukannya demikian kawan?
Matoro’ oca’ adalah proses prameminang. Nah, suatu ajakan yang ingin saya kepada kawan-kawan, jika anda betul-betul memiliki niat baik dan memiliki pandangan yang sama dengan si cewek, maka anda harus berani duduk menghadap kepada orangtua si cewek untuk menyampaikan maksud dari hubungan yang kalian jalin dengan si cewek. Misalnya mengatakan demikian. “Mohon maaf pak, saya sudah beberapa bulan mengenal anak bapak, maksud saya saat ini ingin menyampaikan kalau saya ingin menjalin hubungan yang serius,”.
Cukup itu saja, selanjutnya nanti orang tua si cewek akan lebih banyak bicara. Saya yakin demikian karena saya sudah beberapa melakukan hal demikian terhadap orang tua pacar saya. Gugup? Ya pasti kita gugup sebab umumnya pacaran saat ini lebih banyak akrab dengan si cewek, sedang dengan orang tuanya sangatlah jarang.
Hal demikian dapat dilakukan sebagai mantra dalam mengais restu orang tua. Kenapa saya sampaikan demikian, karena bisa jadi karena keberanian itu hati orang tua tambah terbuka dan menerima anda. Kalau orang tua terlebih dahulu diketahui tidak merestui hubungan anda, cukup matoro’ oca’ sebagai tanda keseriusan anda. Masalah orang tua tidak merestui, itu anda bisa pikirkan di kemudian hari. Dan bagi saya bila terjadi seperti itu, adalah sebuah sifat gentle sebagai laki-laki. Misal tiada restu, kalau bagi saya adalah sebuah kepuasan ketika orang tua menyampaikan kepada kita sendiri, sehingga tak hanya mendengar dari pacar kita sendiri.
Saya ingin berbagi cerita sedikit kepada anda. Ini adalah cerita nyata karena terjadi pada diri saya. Ketika saya pacaran sama cewek yang kini menjadi tunangan saya. Kedekatan mungkin dianggap oleh orang tua tunangan sebagai kawan dekat. Masih ingin menjalani masa pacaran atau bisa punya anggapan lain. Meskipun respon kedua orang tua tunangan saya sangat baik, namun kami sama-sama tidak berani pada awalnya untuk berkata langsung kalau kami sedang pacaran. Yah otomatis malu. Namun sebagai laki-laki, saya harus punya sifat terbuka juga kepada kedua orang tua. Suatu sore entah saya datang ke rumah tunangan saya, selesai salat Magrib, saya langsung menyampaikan maksud kedatangan saya. Pendek sekali pertama kali saya menyampaikan maksud itu. Yakni dengan perkataan, “Bah, ada perlu pada Abah dan Umy,” hanya itu.
Kemudian Abah memanggil Umy yang ada di kamar. Langsung saya duduk di hadapan mereka berdua dan membuka pembicaraan langsung ke tujuan. Dengan bahasa Madura saya sampaikan kepada Abah dan Umy kalau saya ingin menjalin hubungan yang serius dengan anaknya yang bernama Tiya. Saya sampaikan juga bahwa saya mengenalnya sekitar tahun lebih dan bersama (pacaran) dia sekitar lima bulan.
Itu saja, tapi apa respon dari keduanya. Cukup panjang lebar dengan suatu nasihat dan gambaran bagaimana ke depannya. Pokok saya tak bisa menggambarkan suasana saat itu di sini. Sebab sangat panjang, panjang. Banyak yang mereka ucapkan. Keterbukaan, nasihat, perasaan dan sebagainya mereka luapkan. Yang terjadi apa, malah mereka yang sepertinya punya ke-perlu-an. Saat itu saya hanya bisa berkata ia, ia, ia, dan ia.
Cukup sekian coretan saya subuh ini. Semoga ada hikmah dan bermanfaat bagi anda.

Ngonjed pao asambih kardus
Pao ejuwel sampe’ ke oloh
Mon andi’ hajed ngabinah senga’ jhe’ todus
Tako’ egelluin oreng pas adengngal tak meloh

Di Kamar Pondok Kelahiran
Bersamaan Fajar Subuh
Sabtu, 29 Desember 2012. Pukul 04.39

Wednesday, 26 December 2012

Bakso dari Daging Babi?


Bakso dari Daging Babi?
Oleh: Markamah Uswatun Hasanah

Markamah, Syamsul Arifin, dan Si Buah Hati Pertamanya
Informasi dari salah satu stasiun televisi, transcorp. “Terdapat pembuatan bakso berasal dari daging babi yang dilakukan oleh oknum tertentu di Jawa Barat.”

Bakso salah satu makanan yang terjangkau harganya dan mudah didapatkan di berbagai daerah. Pada umunya makanan yang satu ini terbuat dari daging sapi. Jika dilihat kesat mata memang tidak ada perbedaan antara bakso yang terbuat dari daging sapi dengan bakso yang terbuat dari daging babi. Apalagi penjualan bakso dalam kemasan rapi, orang lebih sulit lagi untuk membedakan rasa serta warnanya.
Di zaman sekarang banyak -oknum tertentu yang berani melakukan perbuatan curang dengan berbagai cara menutupi kesalahannya agar tidak diketahui banyak orang. Sama seperti pembuatan bakso di Jawa Barat, dari beberapa pekerja yang melakukan aksinya menggunakan berbagai macam bumbu dapur untuk menghilangkan rasa amis yang terdapat pada daging babi tersebut. Murni daging babi dalam pembuatan bakso tanpa dicampur dengan daging lain.
Aksi kecurangan bisa terungkap setelah beberapa petugas Dinas Kesehatan memeriksa daging yang akan dibuat bakso terbukti daging babi lengkap dengan berbagai macam bumbu dapur sudah disiapkan para pekerja pembuat bakso. Hal ini salah satu usaha untuk memerangi tindak kecurangan, menyelamatkan banyak orang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Daging babi bagi umat muslim memang diharamkan, untuk mewaspadainya sebagai konsumen yang baik setidaknya selalu berhati-hati dengan makanan yang ingin dikonsumsi. Bukan lantaran bakso sebagai makanan favorit lalu tidak memikirkan bahan utama pembuatannya.
Salah satu cara masyarakat di Jawa Barat untuk mensiasati agar bisa membedakan antara mana bakso yang terbuat dari daging babi dan daging sapi bisa dilakukan dengan memperhitungkan harga. Jika harganya diatas 30.000 misal per kilonya, itu daging sapi, dan apabila di bawah 30.000 itu bukan. Bisalah diperhitungkan sendiri, karena dapat dilihat daging sapi sekarang harganya menginjak sekitar 90.000an.
Jeli dalam memilih bahan makanan akan menolong kesehatan seseorang. Jadi sangatlah penting bagi penikmat bakso khususnya jangan terlalu tergiur oleh penetapan harga bakso yang murah dan di bawah rata-rata pada umumnya. Selalu berfikir panjang sebelum membeli. Tindakan ini masih banyak orang lupa, tidak memikirkan bagaimana cara orang yang mengolah dan terbuat dari apa bahan dasar pembuatannya.
Perbedaan tempat dan suasana pedagang bakso bukanlah keutamaan apakah makanannya itu layak dikonsumsi atau tidak. Terkadang bisa makan ditempat yang termahal sekalipun, belum tentu terjaga kualitas dan bahan baku yang bagus. Masih terdapati makanan yang mengandung bahan-bahan beracun bagi tubuh, tetapi tidak semua pula tempat mewah menggunakan bahan baku yang tidak baik. Adapula  terdapat tempat mahal dengan kualitas makanannya sangat baik. Begitu juga bagi para pedagang di pinggiran-pinggiran jalan. Dipandang orang bergengsi makan di tepi jalan, tetapi belum tentu juga dengan tempat yang terlihat kurang menarik, bahan baku makanan yang dibuat lebih nikmat dan terjamin. Sebagian lagi ada pula yang penjual pinggiran yang menggunakan bakan baku tidak layak konsumsi. Bayangkan saja jika makanan yang dijual baik di pinggir jalan maupun di tempat mahal masih melakukan kecurangan dalam pembuatan bahan dasar makanannya. Tidak akan terjual lagi jika terdengar pembuatannya bisa merugikan pembeli, pembeli akan lari dan lebih baik mencari tempat yang lain.
Semua hal tersebut tinggal tergantung dengan para konsumen, apabila ingin mengonsumsi bakso yang enak dan sehat, pilihlah dan selalu berhati-hati sebelum mengkonsumsinya. Ini sangat penting untuk diingatkan, soal yang kelihatannya sepele tetapi bisa mengakibatkan fatal apabila tidak diketahui. Menjadi hidup sehat itu point penting untuk dibenahi dalam diri. Kesehatan adalah kunci utama dalam hidup ini, selalu terjaga dengan dukungan sumber makanan. Salah satunya mengatur kesehatan dengan cara memilih makanan yang sehat dan mana yang tidak dan mengatur pola makan agar tetap terjaga.
Untuk itu siapa yang tidak ingin hidup sehat?
Bakso daging babi yang terdapat di Jawa Barat menjadi sebuah pengajaran bagi orang lain agar lebih bermawas diri. Tindak kecurangan yang dilakukan oleh oknum tertentu bisa jadi atas dasar tingginya kebutuhan ekonomi, persaingan semakin banyak, sehingga berfikir bahwa dengan modal sedikit dan lebih murah bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Belum tentu para oknum yang mengelola bakso daging babi itu mau mengkonsumsinya. Mereka berani melakukannya hanya dengan modal nekat, asalkan bisa bekerja demi menghasilkan pundi-pundi rupiah. Soal merugikan banyak orang itu nomor yang kesekian.
Para pembuat bakso alangkah baiknya selalu meyakinkan diri untuk tetap berbuat kejujuran dalam mengelola bakso. Nantinya para penikmat bakso menjadi lebih puas dengan hasil buatannya.

Tuesday, 18 December 2012

Inkubator Bisnis UMKM

Inkubator Bisnis UMKM Kerjasama Bank Indonesia dan SwaBIna Prakarsa

Oleh Ubay KPI

Bagi saya, Inkubator Bisnis UMKM yang dirintis oleh Lembaga SwaBIna Prakarsa dan mendapat dorongan dari Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat merupakan sekolah direktur.
Mengapa saya mengatakan demikian. Karena lulusan dari program yang disekolahkan selama enma bulan ini lulusannya menjadi direktur. Direktur bagi perusahaannya sendiri.
Setiap lulusan langsung mendapat gelar "Direktur". Dan setiap lulusan memiliki perusahaan baik berbentuk CV atau PT. 
Program kerjasama ini dirintis sejak tahun 2012, lulusan pertama terdiri dari 15 orang dari dua puluh lebih peserta. Banyak spefikasi yang ahrus dipenuhi untuk lulus dari pendidikan Inkubator Bisnis UMKM ini, salah satunya memiliki usaha atau produk.
Waktu saya jepret-jepret prosesi wisuda perdana di halaman kantor Bank Indonesia Lama di Jalan Rahadi Oesman, Pontianak ini, sedikit terbersit dalam diri saya untuk ikut serta dalam pendidikan ini. Namun sampai sekarang belum berani mendaftar. Saya tak berani karena takut saya tidak konsisten terhadap waktu belajar, maklum saja karena banyak kegiatan di luar.
Bagi anda-anda yang ingin mengikuti program pendidikan dengan lulusan direktur perusahaan ini, silahkan menghubungi Bank Indonesia atau Lembaga SwaBIna Prakarsa. Setiap tahun program ini menerima pendaftaran peserta. Semoga informasi ini bermanfaat.


Semangat Direktur Baru Dilambangkan Dengan Gepalan Tangan. Foto Ini Diabadikan Usai Wisuda 15 Peserta Inkubator Bisnis UMKM Kali Pertama. FOTO: Ubay KPI

Perwakilan Dari Bank Indonesia Memberikan Sambutan Saat Prosesi 15 Lulusan Inkubator Bisnis UMKM.
FOTO: Ubay KPI 

15 Direktur Baru Lulusan Inkubator Bisnis UMKM Bersama Jajaran Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat serta Pembimbing Program. FOTO: Ubay KPI

TIGA LAKI-LAKI Yang Punya Peran Penting Dalam Program Inkubator Bisnis UMKM. FOTO: Ubay KPI

Monday, 17 December 2012

Ingat, Tuhan Yang Menjatah Rejeki Makhluknya


Ingat, Tuhan Yang Menjatah Rejeki Makhluknya

Oleh Ubay KPI

Banyak orang yang mendorong saya untuk berhemat. Salah satunya tak lain adalah calon istri saya sendiri. Menurutnya, agar tabungan lebih banyak untuk pernikahan nanti, diminta saya untuk berhenti merokok. 
Yah mungkin anggapannya uang yang biasa dibelikan rokok bisa untuk ditabung.
Hingga detik ini, saya belum menunaikan permintaan orang yang insya-Allah akan menjadi pelengkap tulung rusuk saya.
Pertama saya masih mau berhenti merokok, kedua takut stamina saya turun karena berhenti ketergantungan pada nikotin. Ketiga, saya tak percaya alasan pertama dia.
Yang masuk ke alam pikiran saya dari alasan calon istri saya, adalah kesehatan. Yah, kesehatan diri. Kesehatan keluarga bila nanti sudah bersama. Itu saja. Sedangkan faktor uang, saya masih belum mempercayainya.
Kenapa, karena saya yakin, dan sangat yakin, bahwa Tuhan memberi rejeki sesuai kebutuhan kita bila kita terus berusaha.
Seperti makan, bila kita bekerja maka Allah sentiasa memberi kita rejeki meski untuk sesuap nasi. Tertimpa musibah dan harus mencari hutangan kepada sanak keluarga dan tetangga, ujung-ujungnya kita juga kelar membayarnya.
Guru saya termasuk orang yang merokok. Pernah mengatakan kepada saya, bahwa rejeki rokok itu telah ditentukan Tuhan. Rejeki makan beda lagi. Dan lain sebagainya. Saya termasuk penganut paham itu.
Saya juga membandingkan dengan Firman Allah, bahwa Allah tak akan menguji seseorang di luar kemampuan. Begitu juga dalam hal rejeki, saya yakin, Tuhan tak akan memberi rejeki pada hamba-Nya di luar kebutuhan. Mubadzir kan kalau dikasi uang tapi tak digunakan?
Ada sebuah cerita kuno. Seorang bapak bermaksud menabung. Uang yang ditabung itu adalah uang yang biasa ia belikan rokok setiap hari.
Pada mulanya ia perokok, karena mau nabung, ia dengan tekad kuat berhenti merokok, sekian lama ia menabung uang rokok itu. Apa yang terjadi dari cerita itu, ialah sekian banyak uang yang tabung tak pernah ia rasakan. Penyebabnya karena kebakaran. Nah, kalau gitu. Bukan hanya uang rokok saja yang hangus, namun harta lainnya ikut buyar karena rumahnya kebakaran. Wallahu a'lam.
Cerita lain soal rokok, ialah cerita fiksi dua orang penumpang angkot. Satunya perokok, satunya lagi tidak.
Masuk akal atau tidaknya cerita yang saya terima dari teman saya bernama Dayat melalui blackberry massenger ini, saya serahkan kepada pembaca. Namun bagi saya, cerita ini benarnya.
Berikut cerita aslinya sesuai teks asli yang saya terima.
Jangan lupa tinggalkan komentar anda!!!

Percakapan dua orang lelaki di BUS kota
PR : Perokok
BP : Bukan Perokok

PR mengeluarkan sebungkus rokok dari kantung celananya bermaksud untuk menawarkan kepada orang sebelahnya
PR : Mau rokok mas?
BP : oh tidak,, terimakasih
BP merasa tergugah, dan ingin memberi arahan kepada si PR supaya tidak merokok, lantas mulailah si BP mengawali pembicaraan
BP : sehari habis berapa batang rokok mas?
PR : Biasanya sih 2 bungkus
BP : sebungkus harganya berapa mas?
PR : 10.000
BP : mas udah berapa tahun ngerokok?
PR : kurang lebih 20 tahun
BP : begini saya kasih gambaran, 1 bungkus harganya 10ribu, satu hari mas habis 2 bungkus, jadi 20.000. kalo satu bulan jadi 20.000 x 30 = 600.000. jadi kalo satu tahun berarti 600.000 x 12 = 7.200.000 , kalo anda udah 20 taun ngerokok berarti 7.200.000 x 20 = 144.000.000.. wahh seharusnya kalo mas gak merokok udah bisa beli mobil tuh!
PR : saya juga kasih gambaran!
BP : silahkan
PR : mas perokok atau tidak?
BP : tidak. itu haram bagi saya
PR : LAH? NAPE LO NAIK BUS? MOBIL LO MANA???
BP : $#^@ X!!? + == D @^-*(%) (nelen bungkus rokok)

Menjelang Tidur Malam Pertunangan
Di Kamar Pondok Kelahiran
Senin, 17 Desember 2012. Pukul 01.01





Arti Cinta


Arti Cinta

Oleh Ubay KPI

Sedikit saya berbagi goresan, entah ini bersumber dari mana. Sebuah arti cinta menurut pandangan seseorang. Orang itu entah siapa, saya juga tidak tahu.
Sejak saya pegang blackberry pada Ramadan 2012, kerap saya menerima tulisan panjang. Isinya beraneka ragam. Ada lelucon, kata mutiara, dan lain sebagainya.
Kali ini saya mendapat sebuah kiriman panjang dari seorang kawan bernama Farihatin, begitu saya kenal. Anak STAIN Pontianak yang juga aktif di organisasi ekstra kampus. Saat ini dia menggeluti kesibukannya di Badko HMI Kalimantan Barat.
Goresan panjang yang ia kirim ke blackberry messanger saya mengulas arti cinta.
Cinta menurut bumi, air, api, angin, langit, matahari, pohon, gunung, dan cinta itu sendiri.
Sobat, saya tak menggiring anda untuk percaya akan goresan ini. Bagi saya rajutan kata arti ini adalah sebuah seni. Sebuah pemikiran sebagian. Toh saya meyakini, setiap orang punya definisi berbeda tentang cinta. Saya sendiri tetap bersikukuh dengan sebuah apa yang pernah saya baca tentang arti cinta. 
Adalah, dari bait manapun kata itu, tak akan mampu menguraikan arti cinta. Cinta bagi saya adalah cinta. Anda punya kata lain, silahkan tinggalkan definisi cinta menurut anda.
Berikut goresan arti cinta yang saya terima dari saudara Farihatin:
Aku bertanya pada alam semesta tentang arti “CINTA”..lalu satu demi satu mereka menjawab…
Bumi menjawab...
“CINTA adalah hamparan tempat tumbuh segala bahagia dan harapan akan itu..
Dia memang diinjak dan dihina.. tetapi dia tak peduli..pikir Cinta hanya memberi.. dan itu sajalah inginnya.”..
Air menjawab..
“CINTA adalah hujan yang menumbuhkan benih-benih rasa kesukaan.. kerelaan akan keterikatan..
kerinduan dan kesenduan..atau samudera kasih yang luas sebagai naungan segala perasaan...
Api menjawab..
“CINTA adalah panas yang membakar segala.. dia memusnahkan semua untuk dapat hidup dan menyala...
Demi merasakannya..makhluk rela terbakar dalam amarah dan kedurhakaan.”..
Angin menjawab..
“CINTA adalah hembusan yang menebar sayang tanpa tahu siapa tujuannya.. Orang bilang dia buta.. sebab itu inginnya.
dIa tak terlihat.. tapi tanpanya segala raga akan hampa...”
Langit menjawab..
“CINTA adalah luasan tanpa batas...Luasnya tiada makhluk yang tahu...
Kecuali bahwa cinta itu bahagia yang biru atau derita kelam yang kelabu..
Matahari menjawab..
“CINTA adalah hidup untuk memberi energi kehidupan dan cahaya harapan.. Dia tak akan lelah memberi sampai dia padam dan mati.”..
Pohon menjawab..
“CINTA adalah akar yang menopang segalanya...Dia tulus hingga tak perlu terlihat dan dikenal...
Tapi Dia terus memberi agar batang bahagia tetap kokoh abadi..berbuah dan berbunga indah.”..
Gunung menjawab..
“CINTA adalah rasa yang menjulang tinggi...Rasa itu demikian tenang dan menyejukkan...
Namun saat gundah..Dia akan meleburkan sekelilingnya dengan lautan lava cemburu yang membara.”..
Lalu aku bertanya pada CINTA...
“Wahai cinta apakah sebenarnya arti dirimu...??”
Cinta menjawab..
“CINTA adalah engkau patuh terhadap-Nya..meski kau tak melihat-Nya... Engkau tidak mencium-Nya atau meraba-Nya.. tapi engkau patuh karena engkau merasa akan hadir-Nya...
Sebab cinta bukan indera.. tapi adalah rasa.”...
“CINTA adalah engkau takut akan amarah-Nya dan takut jika Dia meninggalkanmu...
...

Menjelang Tidur di Malam Pertunangan
Di Pondok Kelahiran
Senin, 17 Desember 2012. Pukul 00.37

Friday, 14 December 2012

Mau Stay, Pilih Indosat Saja!


Mau Stay, Pilih Indosat Saja!

Oleh Jubeironi

Ada sebuah anggapan, ada alat komunikasi dan kendaraan, maka segala urusan lancar. Begitulah biasa yang didengungkan rekan-rekan saya di kampung. Bicara soal telekomunikasi (nomor HP) di daerah saya, maka tak akan lepas dari dua nama. IM3 dan Mentari.
Kenapa tidak, sebab di daerah saya di Dusun Mega Sempurna, Desa Mega Timur, sebuah perkampungan yang masih rimbun dengan alam hijau berjarak sekitar 20 kilo meter dari Kota Pontianak, hanya signal Indosat yang mampu menyusup hingga ke balik dinding rumah. Makanya, umum sekali masyarakat di perkampungan yang berjumlah sekitar 2000 kepala keluarga itu menggunakan dua kartu di atas.
Dalam mengikuti kompetisi ini, saya mencoba menangkap tanggapan kawan-kawan saya di kampung tentang jaringan Indosat, baik pakai kartu IM3 atau Mentari.
Edy, salah seorang pelajar di kampung itu sudah dua tahun menggunakan kartu IM3 merasakan sangat nyaman dengan layanan jaringan IM3, padahal di kampung itu tak ada satu pun tower selulur milik Indosat.
“Kayaknya tak pernah ada masalah, jaringan selalu oke meski hanya sebatas,” tuturnya kepada saya.
Sebagai anak muda, yang sangat irit sekali dengan pulsa karena ekonomi yang masih menggantungkan pada kedua orang tua. Yang paling Edy acungi jempol, adalah murahnya SMS dari kartu IM3. Menurutnya, komunikasi kerap ia lakukan dengan SMS. “Biasa kalau isi 5000 itu sampai lima belas hari, kadang itu tak habis, sebab IM3 murah banget. Kalau ada keperluan yang sangat mendesak, kadang meski nelpon tak terlalu banyak habisnya pulsa,” tuturnya dengan senyum sumringah.
Selain Edy, saya juga menjumpai Rohani. Seorang mahasiswa di kampung itu yang kuliah di Pontianak. Rohani hobi online di facebook. Kartu yang ia gunakan adalah Mentari. Saya menanyakan kemudahan internet menggunakan layanan Indosat, tak lain pertama kali yang ia katakana kepada adalah murahnya biaya internet. “Tak pernah saya habis sampai 1000 kalau online sampai 3-4 jam, awal-awal saya selalu cek pulsa takut mahal, eh ternyata murah sekali internetan pakai mentari,” ungkapnya kepada saya.
Selain Edy dan Rohani, saya juga punya cerita menarik dengan layanan Indosat. Terutama IM3 yang hingga saat ini saya gunakan sejak beberapa tahun yang lalu.
Saya senang sekali mengikuti perjalanan ke pedalaman, khususnya di Kalimantan Barat. Baik hanya sekedar jalan-jalan menelusuri kampung sampai mengunjungi keluarga yang ada di pedalaman Kalimantan Barat.
Dari sekian banyak perjalanan yang saya ikuti, tak pernah saya menemukan kesulitan untuk jaringan Indosat. Hingga ke pelosok Kapuas Hulu, sebuah kabupaten paling ujung di Kalimantan Barat, IM3 saya selalu stay, telepon selalu masuk, dan bunyi SMS selalu berdiring. Di awal perjalanan saya ke pedalaman Kabupaten Landak, sebuah desa bernama Rantau Panjang yang berjarak tempuh 30 kilo meter dari Kota Pontianak menggunakan jalur sungai, Indosat selalu menyertai IM3 yang saya punya.
Sejak perjalanan pertama kali itulah saya semakin yakin, bahwa jaringan Indosat sudah tersebar ke seantero negeri ini. Dan saya semakin yakin, bahwa pilihan saya pertama kali memilih IM3 sangatlah tidak salah. Kalau saya boleh mengungkapkan dengan bahasa saya sendiri, bahwa Indosat tak hanya memfasilitasi telekomonikasi negeri ini, namun Indosat mengkomunikasikan keberagaman hingga ke pelosok negeri.




Friday, 7 December 2012

Kriteria "Pakar" atau "Pengamat" Bagi Narasumber

Kriteria "Pakar" atau "Pengamat" Bagi Narasumber
Oleh UBAY KPI
Malam yang hening, hanya ada cicak cekikikan entah dimana. Kaka tidur pulas, begitu juga ibu dan keponakan. Sudah sedari tadi berlayar ke pulau kapuk.
Cuaca tak sedingin pada malam kemarin, seharian tadi memang tak ada hujan. Namun suara guntur sudah sedikit berdahak di awang sana. Yah, mata ini masih tetap saja terbelalak belum mau bisa terpejam.
Entah sampai kapan mata ini terus dan terus melotot? Semoga saja tak sampai melewati jam tiga subuh.
Dengan satu bantal di kepala, satu di kaki, dan satu lagi di sisi kanan, tubuh seberat 69 kilo gram ini berselonjor dengan kepala di arah selatan. Tak ada yang mau dibuat selain jempolan dengan facebook, twitter, BBM, dan membuka situs berita online.
Maklum, lagi seneng baca beberapa tahun terakhir ini. Begitu juga menulis meski hanya ecek-ecek.
Ingin, dan ingin sekali saya memahami banyak tentang jurnalisme. Bahkan mengajar jurnalistik menjadi bagian dari cita-cita panjang saya. Malam ini, dalam kesendirian saya teringat banyak tentang jurnalisme di blog Mas Andreas Harsono. Orang Jember yang hijrah ke Jakarta. Orang pintar yang kata kawan saya di Pontianak kepintaran. Statemen itu terlontar karena mungkin masih mengingat soal "Seruan Pontianak" pada tahun 1999 lalu.
Yah, bagi saya ocehan itu masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Inginnya celotehan seperti itu, ingin saya masukkan dari telingan kanan dan dikeluarkan melalui lubang bokong, tapi kasian kawan saya yang mengatakan seperti itu.
Meski tak terlalu kenal dengan Mas Aha (singkatan nama Mas Andreas), namun saya sangat merasakan ilmu jurnalisme yang pernah ia sampai kepada saya. Baru sekali bertemu dengan dia, tapi sangat senang, karena bertemu langsung di apartemennya dengan waktu obrol yang sangat panjang dan fokus.
Saya membaca tulisan tentang gelar "pakar" atau "pengamat" yang dipaparkan oleh Mas Aha. Begitu kesentil banget rasanya oleh tulisan itu. Bagaimana tidak, dua hari yang lalu, saya menulis "pakar pendidikan" untuk Dr. Aswandi.
Waktu itu tuh, saya betul-betul lupa, padahal dalam tulisan sebelum-sebelumnya saya tak pernah menulis seseorang dengan lebel "pakar" atau "pengamat" pada narasumber yang wawancarai. Itu karena sudah diberitahu oleh Mas Andreas waktu di Pontianak. Tapi dua hari lalu itu saya betul-betul kelupaan banget. Mungkin karena sudah biasa membaca tulisan kawan-kawan di media lain yang selalu menyebut Dr. Aswandi dengan label "pakar" atau "pengamat", sehingga pikiran saya langsung menuju kata itu.
Hmmmm, nyuesel banget, nyesel sekonyongkoter banget. 
Sebab, menurut pandangan saya, Dr. Aswandi memang masih belum layak menyandang label itu, bila mengikuti kriteria yang disampaikan Mas Aha. Kenapa tidak? Masih banyak yang perlu dilengkapi oleh Dr. Aswandi.
Lebih jelasnya, silahkan anda baca tulisan Mas Andreas Harsono tentang kriteria seorang "pakar" atau "pengamat" di sini.

Menjelang Tidur
Di Kamar Pondok Kelahiran
Jumat, 7 Desember 2012, Pukul 01.57

Wednesday, 5 December 2012

Winny, Surga Warung Kopi Pontianak

Winny, Surga Warung Kopi Pontianak

Oleh Ubay KPI

Lokasinya mudah dijangkau. Masih dalam kawasan Coffee Street Area. Di Jalan Gajah Mada Pontianak. Berhadapan dengan hotel mewah berbintang. Memiliki ruang yang luas dan berhadapan dengan jalan raya.
Tak begitu mewah, hanya meja yang terbuat dari kayu dan triplek, serta kursi karet yang biasa dijumpai di pasaran. Tak ada jaringan internet dan televisi. Apalagi layar lebar.
WK Winny. Yah, itulah salah satu warung kopi favorit. Bahkan saking dikenalnya, banyak kawan-kawan menyebutnya sebagai surga warung kopi di Pontianak.
Kenapa tidak? Sebab jarang sekali menjumpai warung satu ini lengang oleh pengunjung. Menunya biasa saja, makanan hanya sebatas indomie. Minuman biasa saja, kopi dan minuman lainnya. Termasuk beberapa minuman beralkohol sejenis guinnes.
Seakan tak ada yang istimewa dari sisi menunya. Namun entah kenapa begitu banyak pengunjung menyukai warung kopi Winny. Termasuk saya sendiri.
Bicara kopi, kurang lebih sama dengan warung kopi lainnya. Apalagi menu lainnya, biasa saja. Dari pagi sampai malam, akan banyak bokong yang mengisi kursi-kursi di lokasi ini. Mulai dari laki-laki muda, dewasa, sampai yang tua. Bahkan, yang cewek-cewek pun ikut nangkring di WK Winny. 
Pengunjungnya juga datang dari berbagai lapisan masyarakat. Dari petani, pelajar, politisi, pejabat. Sampai saya juga kerap menjumpai cewek dengan kepulan asap rokok dengan pakaian sangat feminim nongkrong di sini. Entah itu kupu-kupu malam atau hanya sebatas pecandu rokok.
Warung kopi satu ini juga terbilang memiliki kawasan yang luas. Selain memang memiliki dua los pintu plus lorong jalan yang dimanfaatkan dijadikan lokasi meja, juga memiliki halaman yang luas. Di halaman ruko warung kopi ini sedikitnya bisa ditempati hampir sepuluh meja. Di suasana tanpa hujan, bisa enjoy menikmati udara malam dan penglihatan tembus ke langit berada di luar ruko.
Hanya saja, bagi saya ketidaknyamanan dari warung kopi ini, adalah kebisingan suara kendaraan dari jalan raya. Maklum saja, warung kopi ini pas berada di bibir jalan raya. Namun untuk kebisingan suara pengunjung, itu sudah biasa. Mereka pasti akan ngawur ngidul sesuai selera dan maksud tersendiri. Beda meja, beda juga apa yang dibicarakan.
Soal pelayanan, tak akan kalah dengan warung kopi lainnya. Ada hampir sepuluh karyawan di warung kopi ini. Meski kadang pesanan sedikit terlambat dan perlu diulangi pemesanannya, namun tetap akan terlayani. 
Oh iya, selain minuman, di warung kopi ini juga tersedia gorengan ringan, seperti pisang goreng dengan aneka rasa. Maksudnya dibumbuhi keju atau susu. Dan juga bakwan. 
Demikian cerita singkat saya tentang WK Winny. Anda ingin berkunjung ke lokasi ini, dipersilahkan.
Mungkin anda orang luar Pontianak yang bingung ingin menikmati kopi khas Pontianak karena masih awam di kota ini, anda bisa hubungi saya di line telepon 085750776672. Saya bersedia menemani anda selama berada di Pontianak. Saya siap mendampingi anda untuk berwisata warung kopi dan lainnya di Kota Khatulistiwa ini. 
Selamat datang di Pontianak, dan selamat menikmati kopi khas kota ini.
Kami tunggu kedatangannya anda.

Menjelang Tidur
Di Kamar Pondok Kelahiran
Rabu, 5 Desember 2012, Pukul 00.49