Bergabung Banser, Anggota Ini Dikatakan ‘MURTAD’
CAD, PONTIANAK – Kejadiannya pada Senin (26/2/2018) malam di
acara tabligh shalawat bersama Habib Fahmi Bin Abu Bakat Al-Idrus di Jalan Parwasal Pontianak Utara.
Saat acara tersebut saya memegang komando pasukan yang ikut
melancarkan jalannya acara. Acara 13 anggota Banser di acara tersebut, ada yang
menjaga lalu lintas di depan gang yang menjadi jalan masuk ke acara, ada yang
bertugas di lokasi acara, dan dua fatser stay di dekat jamaah wanita.
Saya hanya memantau agar pasukan tetap berada di titik yang
telah ditugaskan, tetap fokus pada tugasnya membantu jamaah dan panitia. Dalam situasi
tenang saya tetap wajibkan pasukan ikut shalawatan bukan main HP atau bergurau sesama
anggota.
Anggota Banser pada saat bersamaan juga membantu acara di
Jalan Perdamaian, tepatnya di Jalan Karya bersama Habib Abdullah Ridho Bin
Yahya. Di acara tersebut, sahabat-sahabat Banser dari Pontianak Tenggara,
Pontianak Kota, dan Pontianak Barat yang bertugas di bawah komando Komandan
Luqman.
Usai pembacaan doa di shalawatan dalam rangka Harlah Darul
Musthafa dan GPAY yang di laksanakan di Parwasal, satu per satu anggota Banser
saya pantau. Ada yang saya tugaskan membantu mengeluarkan sepeda motor jamaah yang
akan pulang. Ada yang tetap stay di depan gang untuk menjaga lalu lintas.
Sedangkan Fatser, tetap menjaga jamaah wanita yang hendak
keluar, termasuk merapikan sandal jamaah yang terkena seret jamaah lainnya
sehingga berserakan.
Di situasi jamaah yang sudah mulai longgar, terdengarlah
celetukan kata ‘MURTAD’ terhadap satu anggota Banser. Saya coba lihat orang
yang mengeluarkan kata tersebut, namun tetap membiarkan ia pergi meninggalkan
lokasi acara. Saya pikir anggota Banser yang ditatap orang tersebut mendengar
kalimat yang baru saja keluar.
Anggota Banser tersebut memang baru di Banser. Ia merupakan
lulusan Banser Angkatan III Kota Pontianak yang sebelumnya pernah mengabdi
bersamaa ormas lain. Lantaran ada masalah dan tidak ada kecocokan di ormas
tersebut, ia bergabung mantap hati bersama Banser Kota Pontianak.
Saya tak menghiraukan orang tersebut, sebab Banser sudah
biasa di-bully. Kasarnya, Banser itu sudah kebal dengan bully dan cacian.
Setelah acara selesai seluruh pasukan kembali ke lokasi
awal, depan Gang Ikhlas tempat diparkirnya sepeda motor seluruh anggota Banser.
Sebelum bubar barisan saya sedikit memberikan evaluasi dan ucapan terima kasih.
Kami bersama anggota lainnya berlanjut ke sebuah café di Jalan
28 Oktober pada pukul 23.07 WIB. Saya menanyakan perihal perkataan tersebut
kepada anggota Banser. Ternyata benar, anggota tersebut tidak mendengar, namun
ada anggota Banser lain yang saat itu berada tak jauh dari saya juga mendengar
kalimat tersebut.
Menanggapi hal tersebut, saya kembali briefing seluruh
anggota Banser, untuk tidak membalas cacian dengan cacian.
"Ndan, saya ini sejak 2008 menjadi anggota di sana, namun saya memilih bergabung BANSER, bukan karena benci kepada mereka, tapi ini panggilan hati, saya yakin di BANSER lebih baik dan lebih jelas bagaimana mendidik para anggota," ujar anggota Banser yang mendengar kalimat MURTAD.
"Ndan, saya ini sejak 2008 menjadi anggota di sana, namun saya memilih bergabung BANSER, bukan karena benci kepada mereka, tapi ini panggilan hati, saya yakin di BANSER lebih baik dan lebih jelas bagaimana mendidik para anggota," ujar anggota Banser yang mendengar kalimat MURTAD.
Cukup anggota Banser berjalan sesuai tugasnya saat di
lapangan, anggota Banser tidak boleh adu argument dengan siapapun, apalagi
dengan jamaah, sebab tujuan utamanya adalah shalawatan dan membantu suksesnya
acara. Ada masalah di lapangan, tanggung jawab komandan.
Alhamdulillah, seluruh anggota Banser yang bertugas memahami
dan SIAP 55 dengan apa yang saya sampaikan.
Dalam briefing sambil ngopi tersebut, tak lupa saya
mengingatkan pula, untuk menanggapi setiap masalah dengan kepala dingin. Kalau perlu
sambil kopi-an dan rokok-an agar tak banyak urat leher dan urat kepala yang
tegang.
Tak perlu saya membahas kata’MURTAD’ yang terucap dari orang
itu. Sebab MURTAD adalah bagi mereka yang pindah dari Islam ke agama lain. Tujuan
kami jelas, menjaga ulama dan NKRI. Sesuai dengan garis koordinasi Satkornas.
Selamat bertugas dan mengabdi bersama kami para sahabat
Banser lulusan Rasau Jaya, Sekadau, dan Kota Pontianak. Kalian semua yang
berjumlah lebih 220 yang lulus pada bulan Februari 2018 ini, adalah sahabat
kami. Selalu jaga etika saat bertugas, tanamkan dan selalu jaga dalam hatimu
untuk senatiasa hormat kepada ulama, kiai, dan habaib.
Mereka adalah orang yang sangat pantas dihormati karena
keilmuan, keimanannya, dan keturunannya. Gapailah tangan ulama, kiai, dan
habaib. Cium tangannya saat sahabat-sahabat berjumpa mereka. Mereka adalah
orang yang dekat dengan Allah SWT, mereka penyambung ilmu-ilmu Allah dan Nabi
Muhammad, dan mereka adalah dzurriyahnya Baginda Nabi Muhammad SAW.
Bet on Sbobet.com
ReplyDeleteSbobet.com allows you to bet with a trusted Sbobet.com platform. You can now ทางเข้า m88 wager on any sport and sbobet ทางเข้า be part of the 온카지노 Sbobet team. You can choose to