Pihak Administrator Pelabuhan (Adpel) saat melajukan jumpa pers terkait karamnya kapan KLM Rahmatia Sentosa. FOTO: Ubay KPI |
Adpel Belum Pastikan Alur Perairan Normal
Oleh Ubay KPI
Pontianak - Administrator Pelabuhan (Adpel) Pontianak belum bisa memastikan kapan alur perairan menuju pelabuhan Pontianak kembali normal seperti biasanya pasca insiden bertabraknya kapal yang terjadi beberapa hari yang lalu.
Ketua Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak, Sugiono pada jumpa pers, Selasa (15/2) siang kemarin mengatakan, pihak Adpel Pontianak akan bekerja semaksimal mungkin untuk mengevakuasi KLM Rahmatia Sentosa yang tenggelam di laur perairan Muara Jungkat.
Hingga kemarin, Sugiono menerangkan, posisi KLM Rahmatia Sentosa yang berisikan 14.000 sak semen atau lebih kurang 760 ton susah berkurang, namun pihak Adpel masih belum dapat merincikan berda semen yang sudah dibuang ke laut.
Sugiono menambahkan, pihak Adpel akan berusaha secara maksimal untuk mengangkat kapal mengingat kondisi muatan kapal yang berisi semen sudha menjadi batu. Dalam kondisi seperti itu, semen bisa dibongkar dan kapal bisa digeser ke samping dengan menggunakan tagboat agar kapal tidak mengganggu alur perairan.
Selain menggunakan tagboat, Adpel juga menggunakan tenaga 20 orang untuk membantu evakuasi kapal. Untuk memperlancar alur perairan menuju pelabuhan, Adpel memerintahkan Pelindo II untuk memandu kapal yang memiliki draft tidak lebih dari empat meter untuk keluar masuk Pelabuhan Pontianak.
Dalam proses pengapungan kapal KLM Rahmatia Sentosa, meski Adpel memiliki 12 balon pengapung, butuh waktu yang tidak bisa ditentukan. “Apalagi pengapungan balon ini perlu tenaga ahli dan Adpel tengah mengupayakan mendatangkan dari Jakarta atau Batam,” Kata Sugiono.
“Kami masih dalam proses negosiasi,” tambahnya.
Dijelaskan Sugiono, pihaknya kesulitan dalam mengevakuasi karena kapal terbuat dari kayu dan memiliki muatan semen yang saat ini sudah membatu. Sehingga semen banyak melekat pada kapal dan perlu dilakukan cara penyelaman dengan memasang jala dan memasang box besi.Kemudian semen tersebut banyak yang melekat sehingga harus dilakukan dengan cara penyelaman dengan memasang jala-jala, memasang box besi
“Diangkat satu-satu dengan cram yang membutuhkan banyak waktu,” tuturnya.
Saat ini kondisi belum sepenuhnya normal, namun kapal kapal yang berdraft dibawah 4 meter bisa melalui alur perairan tersebut. Sehingga kapal kapal pengangkut BBM maupun sembako tidak ada masalah melalui perairan tersebut.
Sementara kronologis tabrakan tersebut, pihaknya menggunakan asas praduga tak bersalah, sementara ini kita lihat kejadian ini adalah human error yang bisa disebabkan karena tidak adanya komunikasi radio antara 2 kapal atau komunikasi antara kapal dengan operator pemandu
Dalam hal ini dari pihak Adpel sedang menyelidiki dengan membuat Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) kedua belah pihak ABK kapal. Dari hasil BAPP ini akan disimpulkan siapa yang bertanggung jawab yang nantinya akan disampaikan ke Mahkamah Pelayaran.
“Dan nantinya di mahkamah pelayaran sendiri yang memutuskan siapa yang bersalah dan bertanggung jawab akibat tubrukan kedua kapal tersebut. Yakni KLM Rahmatia Sentosa dan KM Wewah,” tandasnya.
No comments:
Post a Comment