Warga Curiga Kongkalikong
Walikota Heran Bensin di Kios Masih Ada
Oleh Ubay KPI
Pontianak – Walikota Pontianak, Sutarmidji heran kenapa di SPBU sampai antri berkepanjangan sedangkan di tingkat pengecer ada, padahal konsumen sudah tidak diperbolehkan menggunakan jiriken.
“Saya juga tidak tahu jelas mereka dapat darimana. Kok di tingkat pengecer ada. Saya minta pertamina serius menanggapi hal ini dalam 2 hari,” ujar Midji.
Ditanya mengenai harga di tingkat pengecer yang cukup tinggi apakah pemerintah akan mengambil kebijakan menetapkan harga BBM di tingkat pengecer? Sutarmidji hanya menjawab pemerintah tidak mungkin buat batasan-batasan. Sebab ngontrolnya susah.
Karena kelangkaan dan mengapa pengecer masih memiliki BBM untuk dijual, beberapa masyarakat Kota Pontianak timbul kecurigaan. Bahkan, salah satu warga Kota Pontianak yang tidak ingin menyebutkan identitasnya mengatakan saat ini terjadi pembelotan profesi kenapa di pengecer tetap ada BBM sedangkan di SPBU harus antri.
Menurutnya, ia pernah menemukan sebuah oplet menguras tangki minyaknya dan dijual ke pengecer dengan harga yang lebih tinggi dan kemudian pengecer menjual lebih tinggi juga.
“Saya melihat sendiri hal itu bang, karena penasaran saya ikuti lagi oplet tersebut dan ternyata ia antri kembali minyak di BBM. Jadi pemerintah harus memantau agar pengguna motor tidak harus membeli BBM dengan harga yang sangat tinggi,” ucapnya.
Steven yang ditemui saat motornya kehabisan bensin di sekitar Jalan Tanjung Raya Pontianak tadi malam saat ditanya soal harga minyak mengatakan harga BBM di pengecer sebesar Rp20 ribu dan ia hanya membeli setengah liter lantaran uangnya pas-pasan.
“Dua tempat saya tanya bang semua 20 ribu, awalnya saya tak beli karena terlalu mahal, tapi karena yang lain juga 20, akhirnya saya beli setengah liter saja asal sampai rumah,” ujar pekerja swasta ini.
No comments:
Post a Comment