Mahasiswa Poltekkes “Boikot” Perayaan Dies Natalis
Dies Natalis Politeknik Kesehatan Pontianak ke-11 yang
berganti nama Olahraga Bersama, berlangsung sejak tanggal 16-21 April. Namun
perayaan tak semeriah pada tahun sebelumnya. Ini dikarenakan, mahasiswa dari
beberapa jurusan memilih boikot tak mengikuti kegiatan. Indikasinya, pihak
akademik dianggap tidak transparan terhadap anggaran dana kemahasiswaan tahun
2012.
Opini tersebut langsung dibantah oleh Pembantu Dorektur III
yang sekaligus Ketua Panitia Pelaksana, Aspian saat ditemui di ruangannya
kemarin siang. Menurut Aspian, aksi tak mengikuti kegiatan oleh sebagian
mahasiswa tersebut bukanlah sikap boikot, namun keputusan sendiri dari
segelintir mahasiswa.
Pasalnya, Dies Natalis yang melibatkan seluruh Ketua Jurusan
Poltekkes Kemenkes Pontianak sebagian penanggung jawab masing-masing kegiatan
ini tetap berlangsung. “Terserah mereka, kami telah memfasilitasi, dengan
melibatkan Ketua Jurusan yang punya hubungan langsung dengan mahasiswa,”
ungkapnya.
Aspian juga menjelaskan, ada masukan dari mahasiswa untuk
melaksanakan lomba futsal. Namun untuk sementara (Dies Natalis) tidak
melaksanakan disebabkan karena waktu yang sedikit. “Futsal nanti akan
dilaksanakan secara khusus dengan memperebutkan piala Direktur Poltekkes,”
tuturnya.
Berbagai kegiatan yang dilaksanakan pada Olahraga Bersama
Poltekkes Kemenkes Pontianak tahun ini diantaranya orasi ilmiah diikuti oleh
sekitar 150 undangan. Jalan sehat diikuti sekitar 500 peserta, makan kerupuk,
sepeda lambat, apresiasi seni, dan kunjungan ke panti jompo.
Kegiatan Olahraga Bersama tahun ini memang diperuntukkan
kepada mahasiswa. Makanya melibatkan Ketua Jurusan langsung sesuai dengan SK.
“UKM dan BEM sama-sama mahasiswa,” ungkapnya.
Pada tahun memang pelaksanaan Dies Natalis tidak melibatkan
BEM atau UKM, semua dikoordinatori oleh akademik. Bahkan, ada opini BEM tidak
diundang dalam rapat.
“Kami sudah mengundang BEM untuk ikut serta,” tegas Aspian.
Tak hanya mahasiswa, boikot juga dilakukan oleh BEM kampus
tersebut. Pasalnya, ada kekecewaan terhadap akademik yang hingga ini belum
terselesaikan.
BEM Poltekkes Kemenkes Pontianak, melalui Koordinator
Litbang, Hendra saat ditemui di Sekeretariat BEM kemarin menuturkan, BEM tidak mengerahkan mahasiswa untuk boikot,
namun mahasiswa sendiri memilih. Meskipun sebagian yang ikut karena
keterpaksaan. “Mungkin saja ada tekanan dari beberapa pihak, maka mereka
terpaksa ikut. Hal itu disampaikan oleh salah satu mahasiswa kepada BEM,”
ungkapnya.
Menurut Hendra, perayaan Dies Natalis dengan dana yang besar
sangat tidak masuk akal. Pasalnya kegiatan yang diadakan seperti kegiatan anak
SD dan TK. “Bayangkan, setingkat kita lombanya kayak 17-an saja. Makan kerupuk
dan sepeda lambat,” tuturnya penuh kecewa kemarin.
Aksi boikot tersebut juga didasari oleh kekecawaan terhadap
anggaran kemahasiswa senilai Rp120 juta yang tak pasti pertanggungjawabannya
oleh pihak terkait. Dana Rp120 juta tersebut sesuai RKAL menurut Hendra, Rp80
juta untuk BEM, dan sisanya untuk UKM yang terdiri dari kerohanian Islam dan
Kristen.
“Kami heran, BEM baru menggunakan dana 12 juta, kok
bendahara akademik bilang sisa dana untuk BEM
15 juta. Kan sangat jauh dengan anggaran, dan ada bukti lagi penggunaan
dana kerohanian Islam telah mencapai di atas 50 juta. Itu kan perlu
dipertanyakan,” jelas Hendra didampingi pengurus BEM lainnya.
Mengenai hal ini, saat akan dikonfirmasi ke Pudir III
waktunya sangat terbatas, karena Pudir III Poltekkes Kemenkes Pontianak akan
mengikuti rapat.
No comments:
Post a Comment