Wednesday, 16 May 2012

Rak Jurnalistik menjadi Tujuan Utama


Rak Jurnalistik menjadi Tujuan Utama
Oleh Ubay KPI

Selasa, 11 Mei 2010 sekitar pukul 12 siang ba’da shalat Dzuhur, hari ini memang sengaja saya sempatkan untuk ke Perpustakaan kampus untuk mencari bahan tulisan tugas mata kuliah BPKI yang diampu Yusriadi sebagai tugas masuk pada hari Rabu (12/5) siang.
Sebenarnya tugas ini tidak begitu berat, hanya saja kadang saya tidak ada mau ke perpustakaan, akan tetapi kali ini sengaja memang kuluangkan waktu, seperti biasanya, setiap saya masuk ke perpustakaan pasti yang akan saya jambangi pertama kali adalah rak yang tersusun buku-buku jurnalistik yang berada di sebelah kanan tengah dari pintu masuk.
Sepertinya saya tidak terlepas dari rak itu, rak itu seperti telah menjadi satu dengan ruhku, seperti bercampurnya air dan khamar yang tak mampu dipisahkan karena memeliki dzat yang sama. Aku seperti terhipnotis oleh tumpukan buku yang memang menjadi kesukaanku sejak saya masuk di KPI Dakwah.
Di sinag itu, aku hanya melihat sebaian buku jurnalistik, baik jurnalistik media cetak dan atau elektronik, namun yang pasti sangat saya perhatikan adalah buku jurnalistik media cetak, karena buku itu sesuai dengan profesiku saat ini sebagai wartawan.
Pertama kali yang ku pegang adalah buku “Kiat menjadi Penulis Sukses”, namun saya lupa siapa yang menciptakan buku itu, aku tak terfikir untuk melihat pengarangnya padahal itu merupakan hal yang sangat penting dalam membaca dan untuk mengutip isi bukunya. Aku tertarik dengan buku itu karena saya punya angan-angan dalam waktu dekat akan merancang sebuah buku, akan tetapi, mungkin rencana ini sedikit tertunda karena ada sebuah saran yang masuk dari seorang dosen, yang mana dosen tersebut boleh dikatakan dosen kontrofersi dikalangan mahasiswa STAIN, ada yang menganggap ia otoriter, menyebelkan karena banyaknya tugas yang diberikan, dan selalu mengotak-atik kepribadian mahasiswa, namun ada sebagian mahasiswa yang sangat menyukai, dan kebanyakan mereka-mereka (mahasiswa) yang menyukai pribadi dosen itu, sukses setelah lulus kuliah. Dosen itu yakni Yusriadi sang anak hulu yang sukses dengan karya tulisnya.
Saran Yusriadi supaya saya menyelesaikan dulu tugas kuliah, baru nantinya  membuat buku.
Kurasakan, setiap kali ku berpandang dengan buku jurnalistik, ku selalu teringat dengan beliau, namun penuh pertanyaan, apakah saya mampu meniru titah tapak beliau yang telah banyak menelurkan banyak lembaran dalam jilidan buku?
Setelah ku selesai dari rak yang bersusunkan buku jurnalistik, ku mencari buku untuk tugas lainnya, yakni buku tentang ilmu komunikasi khususnya yang berisi tentang prinsip-prinsip komunikasi yang dipaparkan oleh Dedy Mulyana, namun ku tak menemukan buku itu. Di perpustakaan saya hanya sekitar 20 menit dan setelah itu saya turun kembali ke kelas KPI II dan tak lama kemudian bumi tersiram oleh air hujan.
Begitu pula ketika saya ke toko buku Gramedia Mega Mall, sudah pasti yang menjadi sasaran langkahnku yakni rak jurnalistik meskipun kadang isi buku di rak tersebut tidak terdapat buku baru, namun saya begitu sangat suka di rak itu.
Akhir-akhir ini setelah ada tugas dari Yusriadi saya memang masih belum sempat ke toko buku, hanya saja pada tanggal 2 Mei lalu, saya sempat kesana dengan Jumita sekaligus belanja beli perlengkapan mandi dan juga pada waktu itu saya juga bertemu degan pak Pimred BOM.
Selain untuk beli perlengkapan mandi, saat itu juga saya ada janji dengan seorang cewek yang bernama Puji Fatimah Azzahra salah seorang dosen honor di Universitas Muhammadiyah Pontianak Fakultas Kesehatan.
Sesampainya di Gramedia, sembari menghubungi puji, ku sambil membaca buku di rak jurnalistik sedangkan Jumita mencari buku di rak lain, buku yang ku baca berjudul Wartawan Esek-esek. Aku tak sampai satu lembar membaca buku itu, ada SMS dari Puji kalau dia berada di rak Alquran, langsung saja kutemui dia dan ngobrol sebentar serta kuperkenalkan dia dengan Jumita, tak lama kemudian kubawa dia ke rak jurnalistik, kebetulan ia juga suka dengan tulis menulis, jadi sedikit nyambung ketika membicarakan tumpukan buku yang ada di hadapan.
Di Gramedia hanya sekitar 40, saat itu aku bermaksud untuk membeli sebuah buku tentang kewartawanan yang judul bukunya saya lupa, namun itu aku urungkan karena uang yang kubawa pas-pasan, namun niatku masih tetap ingin membeli buku itu, dan niat itu tidak boleh tidak (wajib) bulan depan harus kesampaian.
Setelah meneliti satu persatu buku yang ada dan sedikit membacanya, kemudian saya bergegas pergi dengan Jumita dan juga Puji keluar Gramedia, serta meninggalkan Mega Mall.
Yang ku peroleh dari dua tempat yang saya kunjungi yakni, ku dapatkan sebuah pengalaman serta ilmu dari buku yang telah ku baca, serta yang sangat kurasakan adalah menambahkan kecintaan saya terhadap dunia jurnalistik dan memberi motivasi kepada saya untuk lebih profesional, dan punya kredebilitas yang tinggi dalam menjalani profesi sebagai kuli tinta.
Selain itu, juga angan untuk mengarang sebuah buku semakin tertanam dan serasa itu adalah sebuah kewajiban untuk pribadiku.
Terima kasih Yusriadi sang bapak jurnalistik Jurusan Dakwah, dosen yang mengerti dan sayang dengan mahasiswanya, dan sang penulis yang enggan menempelkan gelarnya di ujung dan atau di awal namanya. 
     

No comments:

Post a Comment