Rak
Jurnalistik menjadi Tujuan Utama
Oleh Ubay KPI
Selasa,
11 Mei 2010 sekitar pukul 12 siang ba’da shalat Dzuhur, hari ini memang sengaja
saya sempatkan untuk ke Perpustakaan kampus untuk mencari bahan tulisan tugas
mata kuliah BPKI yang diampu Yusriadi sebagai tugas masuk pada hari Rabu (12/5)
siang.
Sebenarnya
tugas ini tidak begitu berat, hanya saja kadang saya tidak ada mau ke
perpustakaan, akan tetapi kali ini sengaja memang kuluangkan waktu, seperti
biasanya, setiap saya masuk ke perpustakaan pasti yang akan saya jambangi
pertama kali adalah rak yang tersusun buku-buku jurnalistik yang berada di
sebelah kanan tengah dari pintu masuk.
Sepertinya
saya tidak terlepas dari rak itu, rak itu seperti telah menjadi satu dengan
ruhku, seperti bercampurnya air dan khamar yang tak mampu dipisahkan karena
memeliki dzat yang sama. Aku seperti terhipnotis oleh tumpukan buku yang memang
menjadi kesukaanku sejak saya masuk di KPI Dakwah.
Di
sinag itu, aku hanya melihat sebaian buku jurnalistik, baik jurnalistik media
cetak dan atau elektronik, namun yang pasti sangat saya perhatikan adalah buku
jurnalistik media cetak, karena buku itu sesuai dengan profesiku saat ini
sebagai wartawan.
Pertama
kali yang ku pegang adalah buku “Kiat menjadi Penulis Sukses”, namun saya lupa
siapa yang menciptakan buku itu, aku tak terfikir untuk melihat pengarangnya
padahal itu merupakan hal yang sangat penting dalam membaca dan untuk mengutip
isi bukunya. Aku tertarik dengan buku itu karena saya punya angan-angan dalam
waktu dekat akan merancang sebuah buku, akan tetapi, mungkin rencana ini
sedikit tertunda karena ada sebuah saran yang masuk dari seorang dosen, yang
mana dosen tersebut boleh dikatakan dosen kontrofersi dikalangan mahasiswa
STAIN, ada yang menganggap ia otoriter, menyebelkan karena banyaknya tugas yang
diberikan, dan selalu mengotak-atik kepribadian mahasiswa, namun ada sebagian
mahasiswa yang sangat menyukai, dan kebanyakan mereka-mereka (mahasiswa) yang
menyukai pribadi dosen itu, sukses setelah lulus kuliah. Dosen itu yakni
Yusriadi sang anak hulu yang sukses dengan karya tulisnya.
Saran
Yusriadi supaya saya menyelesaikan dulu tugas kuliah, baru nantinya membuat buku.
Kurasakan,
setiap kali ku berpandang dengan buku jurnalistik, ku selalu teringat dengan
beliau, namun penuh pertanyaan, apakah saya mampu meniru titah tapak beliau
yang telah banyak menelurkan banyak lembaran dalam jilidan buku?
Setelah
ku selesai dari rak yang bersusunkan buku jurnalistik, ku mencari buku untuk
tugas lainnya, yakni buku tentang ilmu komunikasi khususnya yang berisi tentang
prinsip-prinsip komunikasi yang dipaparkan oleh Dedy Mulyana, namun ku tak
menemukan buku itu. Di perpustakaan saya hanya sekitar 20 menit dan setelah itu
saya turun kembali ke kelas KPI II dan tak lama kemudian bumi tersiram oleh air
hujan.
Begitu
pula ketika saya ke toko buku Gramedia Mega Mall, sudah pasti yang menjadi
sasaran langkahnku yakni rak jurnalistik meskipun kadang isi buku di rak
tersebut tidak terdapat buku baru, namun saya begitu sangat suka di rak itu.
Akhir-akhir
ini setelah ada tugas dari Yusriadi saya memang masih belum sempat ke toko
buku, hanya saja pada tanggal 2 Mei lalu, saya sempat kesana dengan Jumita sekaligus
belanja beli perlengkapan mandi dan juga pada waktu itu saya juga bertemu degan
pak Pimred BOM.
Selain
untuk beli perlengkapan mandi, saat itu juga saya ada janji dengan seorang
cewek yang bernama Puji Fatimah Azzahra salah seorang dosen honor di
Universitas Muhammadiyah Pontianak Fakultas Kesehatan.
Sesampainya
di Gramedia, sembari menghubungi puji, ku sambil membaca buku di rak
jurnalistik sedangkan Jumita mencari buku di rak lain, buku yang ku baca
berjudul Wartawan Esek-esek. Aku tak sampai satu lembar membaca buku itu, ada
SMS dari Puji kalau dia berada di rak Alquran, langsung saja kutemui dia dan
ngobrol sebentar serta kuperkenalkan dia dengan Jumita, tak lama kemudian
kubawa dia ke rak jurnalistik, kebetulan ia juga suka dengan tulis menulis,
jadi sedikit nyambung ketika membicarakan tumpukan buku yang ada di hadapan.
Di
Gramedia hanya sekitar 40, saat itu aku bermaksud untuk membeli sebuah buku
tentang kewartawanan yang judul bukunya saya lupa, namun itu aku urungkan
karena uang yang kubawa pas-pasan, namun niatku masih tetap ingin membeli buku
itu, dan niat itu tidak boleh tidak (wajib) bulan depan harus kesampaian.
Setelah
meneliti satu persatu buku yang ada dan sedikit membacanya, kemudian saya
bergegas pergi dengan Jumita dan juga Puji keluar Gramedia, serta meninggalkan
Mega Mall.
Yang
ku peroleh dari dua tempat yang saya kunjungi yakni, ku dapatkan sebuah
pengalaman serta ilmu dari buku yang telah ku baca, serta yang sangat kurasakan
adalah menambahkan kecintaan saya terhadap dunia jurnalistik dan memberi
motivasi kepada saya untuk lebih profesional, dan punya kredebilitas yang
tinggi dalam menjalani profesi sebagai kuli tinta.
Selain
itu, juga angan untuk mengarang sebuah buku semakin tertanam dan serasa itu
adalah sebuah kewajiban untuk pribadiku.
Terima
kasih Yusriadi sang bapak jurnalistik Jurusan Dakwah, dosen yang mengerti dan
sayang dengan mahasiswanya, dan sang penulis yang enggan menempelkan gelarnya
di ujung dan atau di awal namanya.
No comments:
Post a Comment