Forkomnas, Tantangan Meraih Lebel Resmi
Oleh Ubay KPI
Tanpa ikut berpartisipasi pada Kongres III Forkomnas KPI
yang dilaksanakan di UIN Surakarta, Solo. Yang digelar 30 Juni-3 Juli 2012. Saya
merasa ikut bangga dengan keberhasilan Kongres yang berjalan lancar meski harus
usai larut malam. Bahkan dini hari.
Saat bersamaan, saya berada di Jakarta untuk suatu urusan.
STAIN Pontianak sendiri diwakili oleh tiga mahasiswa. Bambang Eko, Anwar, dan
Haris. Mereka bertiga menjadi penyampai aspirasi dari Pontianak.
Pada awalnya saya ingin datang pada kongres tersebut. Saya juga
telah sampai ke Semarang dengan maksud menunggu kedatangan tiga rekan saya dari
Pontianak di Tanjung Emas. Namun saya harus kembali ke Jakarta.
Saya mengikuti perjalanan kongres hanya melalui telepon
seluler. Beberapa kali saya menghubungi kawan yang ada di forum. Bahkan, saya
mendengarkan secara live via telepon pembicaraan di dalam forum. Seperti saat
usulan Pontianak yang berkeinginan pindah ke wilayah II. Begitu juga bakal
calon dipilih. Saya hubungi kawan di dalam forum yang juga kandidat Ketua Umum
Forkomnas 2012-2013. Akrin Nur Huda.
Saya mendengarkan suara dalam forum kongres. Dan ada empat
bakal calon yang akhirnya hanya tiga calon yang bisa menjadi calon. Ialah Rizal dari UIN Bandung, Maulana Saif dari Unsiq Wonosobo, dan Akrin dari Insuri
Ponorogo.
Dari awal saya sudah kontakan via telepon dengan mereka
bertiga. Bahkan sempat men-setting ketiganya untuk aklamasi dengan kelapangan
dan keterbukaan dari mereka. Namun settingan itu tak bisa, akhirnya ditentukan
dengan polling.
Sebelumnya, via telepon juga saya menanyakan akan keinginan
yang dicapai bila mereka jadi orang nomor satu di organisasi mahasiswa
Komunikasi Penyiaran Islam tersebut. Rata-rata mereka sama, melanjutkan estafet
Forkomnas yang sampai saat masih abu-abu tanpa kejelasan statusnya. Serta memperbaiki
sistem organisasi yang belum berjalan dengan baik.
Begitu juga dengan kelegalan organisasi. Menurut Rizal di
kepungurusan saat ini, Forkomnas KPI harus punya baju, atau dengan kata lain
seluruh persyaratan sebagai organisasi setingkat nasional keberadaannya
diketahui dan punya cirri dn khas.
Yah, memang menurut pandangan saya kelegalan itu sangat
penting. Di kepengurusan yang dipimpin Fathur Ridwan sebelumnya, Forkomnas
hanya baru memiliki akte notaries. Bermodal itulah dan semangat kawan-kawan
KPI, Forkomnas tahun ini punya nama dan legal. Organisasi “abu-abu” ini memang
belum punya nama di tingkat nasional dan warna, maklum saja ini adalah
organisasi baru. Akan tetapi, organisasi ini telah berjalan dengan ragam
kegiatannya. Termasuk pertemuan nasional yang selalu dilakukan setiap tahun.
Tantangan lain yang dihadapi kepengurusan dan anggota ke
depan selain kelegalan, adalah bagaimana berperan serta menentukan kurikulum
yang tepat untuk mahasiswa. Sudah menjadi wacana hampir 99 persen perwakilan
kampus. Bahwa kurikulum yang diberikan akademik kepada mahasiswa masih berkutat
soal kedakwahan. Itu mungkin wajar saja. Sebab KPI rata-rata di Indonesia berada
di bawah Fakultas Dakwah. Akan tetapi, bila melihat lagi ke dalam. Banyak kampus
yang menggaungkan kompetensi KPI pada jurnalistik, public relation,
broadcasting, dan photografi. Namun, isi di dalamnya kebanyakan di
kampus-kampus penyelenggara KPI mata kuliah yang mengarah ke bidang itu
sangatlah minim sekali.
Saat ini, melalui Kongres III di Solo telah terpilih Ketua
Umum yang baru untuk satu setengah tahun ke depan. Mas Rizal dari UIN Bandung. Sekretaris
Akrin Nurhuda dari Insuri Ponorogo. Bendahara Dhika dari STAIN Palangkaraya. Sedangkan Maulana Saif
duduk manis di Ketua I Bidang Keorganisasian. Dan saya sendiri yang tak hadir
pada Kongres dipercaya oleh kawan-kawan team formatur duduk nungging di Ketua
III Bidang Kehumasan. Mungkin saya ada muka-muka humas kali’ ya? Hahahahhaha.
Yah, selama kita yakin berusaha apa yang kita inginkan insya
Allah terwujud. Begitu juga dengan organisasi kita ini kawan. Bila kita ingin
dan berbuat insya Allah bisa. Yakin kan dengan grup di FB kita tuh “KPI Juga
Bisa”. Asyiiiikkkkkkkkkkkkkkkkk.
So, mari kita berbuat dan cepat bergerak. Kalau bukan kita
yang memperhatikan, siapa lagi? Ayoooo.
Andai masih jaman penjajah, mungkin kita juga akan sama
menggunakan motto “KPI Harga Mati”. Hahahah.
Selamat buat Mas Rizal. Anda ujung tombak selanjutnya Forkomnas KPI, dan saya
yakin, Akrin dan Saif yang nyungsep suaranya saat pemilihan karena sampeyan
memborong 25 suara tetap akan mendukung setiap kebijakan dan terobosan. Begitu juga
saya yang berada di “Borneo Barat” Pontianak. Akan menjalankan kepercayaan
kawan-kawan yang menempatkan saya di kepengurusan.
Dan untuk pengetahuan, bagi saya pribadi. KPI akan tetap ada
bersamaku dan dalam jiwaku. Itu pasti. Karena KPI saya jadi begini hidup bisa
mandiri. Serta KPI akan terus melekat dalam nama penaku yang telah paten. So,
ingat Ubay KPI Semali yah.
Wasaalam.
Di Kost Kawan Daerah Kalimalang Jakarta Timur
3 Juli 2012 pukul 10.00
ReplyDeleteSitus Judi Poker Online Terpercaya 2020 Server Pkv – Bermain Poker Online Pkv Sama Dengan Anda Bermain Poker Texas Holdem. Permainan judi online poker merupakan salah satu jenis permainan yang tidak ada matinya.
Semakin lama permainan poker online semakin banyak peminat. Tidak hanya dari kalangan muda saja, tetapi sampai lanjut usia juga masih banyak yang hobi bermain poker online. Dalam permainan kartu poker online banyak keseruan dan kenikmatan tersendiri yang menjadi daya tarik dari games kartu poker.
Pendaftaran Hubungi Kontak Resmi Kami Dibawah ini (Online 24 Jam Setiap Hari) :
» Nomor WhatsApp : 0812–2222–995
» ID Telegram : @bolavitacc
» ID Wechat : Bolavita
» ID Line : cs_bolavita