Tas Baru: Dari Bodypack ke Eiger
Oleh UBAY KPI
Ada kesenangan pada hari ini.
Terutama saat tadi malam usai membawa pulang sebuah tas dari pertokoan di Jalan
Pangeran Natakusuma, Pontianak.
Yah, malam tadi saya membeli tas
baru yang menurut saya lebih praktis. Praktis untuk aktifitasku sehari-hari. Juga,
tas model tersebut memang telah lama saya incar dan sangat ingin memilikinya. Ini
berawal dari kecemburuan pada salah satu kawan saya yang juga jurnalis. Sebut saja
Arif, wartawan Radar Pontianak serta beberapa rekan photografernya. Dengan enteng
ia menggunakan tas selempang bermerek.
Pikirku saat itu, ketika awal-awal
saya membeli sebuah kamera DSLR merek Nikon D3100 sudah nyaman dengan tas mini
yang didapat bersama dengan membeli kamera itu. Tapi setelah menggunakan,
rasanya begitu agak repot. Karena kamera bersama tas berbentuk memanjang dengan
sedikit lebih kecil di bagian bawahnya itu harus saya masukkan ke tas ransel
yang biasa saya gunakan.
Perlu dua kali membuka ketika saat
akan menggunakan kamera. Pertama membuka tas ransel, dan kedua membuka tas
kamera. Maklum saja, saya tak bisa lepas dari tas ransel. Sebab ada beberapa
barang yang harus saya ketika beraktifitas. Kertas kecil, pulpen. Laptop dengan
cargernya. Serta jarang tertinggal juga, sebuah buku jurnalistik dalam tas
ranselku.
Setelah hampir setahun dengan
kebiasaan itu. Saya mengusahakan punya tas yang mirip dengan punya Arif. Dan baru
terwujud tadi malam. Sebuah tas yang didesign khusus kamera serta beberapa
tempat untuk benda-benda kecil bermerek Eiger. Pada awalnya saat saya melihat
di toko kurang tertarik, karena tas selempang ini sangat sempit ruangnya. Di bagian
atas agak terbuka dan biasa Arif menggunakannya sebagai tempat buku. Setelah saya
cek tadi malam memang langsung kepikiran, di mana saya harus menempatkan
notebookku. Sedangkan benda ini sangat dibutuhkan untuk menulis. Sebelum membeli,
saya tes terlebih dahulu. Notebook dan kamera saya keluarkan dari tas ransel
yang biasa saya gunakan. Dan ternyata ruang di paling atas sangat pas untuk
notebook. Langsung mantap deh beli tas tersebut.
Pagi-pagi sebelum berangkat kerja dengan tas Eiger baru. Heheheheh |
Bicara harga, saya bukan orang yang
perhitungan. Intinya barang itu saya sukai, saya selalu mengusahakan. Toh saya
yakin, lebih mahal barang tersebut, kualitasnya tentu lebih top mar kotop. Yah,
begitulah gaya saya dan kebiasaan saya. Tak ada penyesalan setelahnya meski
harus merogoh kocek agak dalam untuk barang yang disukai selama itu untuk
kepentingan diri dan memberikan manfaat.
Mungkin untuk ukuran mahasiswa yang
menggantungkan biayanya kepada orangtua serta keadaan orang tuanya menengah ke
bawah, itu harga yang cukup tinggi. Yah, harga tas khusus kamera merek Eiger tersebut
saya beli di toko Eiger Pontianak dengan harga Rp 410.000. Tapi kalau bagi
mahasiswa yang sudah bekerja dan itu memang kebutuhan. Atau orang tuanya
berpunya. Mungkin itu harga yang biasa. Tapi terlepas dari itu. Bagi saya
adalah kepuasan pada diri sendiri.
Nah, setelah ini mungkin
hari-hariku akan bersama tas Eiger ini. Sedangkan tas lama yang biasa saya
gunakan sebelumnya lebih banyak saya tinggalkan. Bahkan, waktu tadi malam saya mau
berangkat berencana membeli tas, tas lama bermerek Bodypack yang saya beli di
Kota Madiun pada tahun 2010 lalu sudah ada yang pesan. Hah, perkiraan saya tak
meleset. Pasti ada yang memakainya. Siapa lagi kalau bukan kakak saya, Nursiti
Yinwana atau yang kawan-kawannya biasa panggil Nana’.
Tas merek Bodypack yang saya beli di Madiun dulu selanjutnya dipakai Kak Nana' |
Tas ransel itu cukup besar. Besar sekali
bisa muat banyak barang. Waktu itu saya beli di Madiun karena bawaan saya cukup
banyak. Memang sengaja membeli tas yang besar. Lagian pula waktu itu saya beli
buku jurnalistik agak banyak dari Madiun, sehingga cukup berat. Tas Bodypack
itu sampai saat ini masih bagus. Hanya sedikit kusam di bagian luar karena
kerap dipakai. Di dalamnya hanya sobek sedikit di bagian tempat laptop. Pokok masih
bagus sekali. Bahkan tas itu tak mudah masuk air saat hujan. Itu saya buktikan
kerapkali saat saya pulang hujan-hujan. Tas itu dilengkapi dengan lapis anti
air di beberapa sisinya.
Untuk anti tembus airnya ini, saya
betul-betul menjaganya. Sebab ini salah satu kelebihan tas tersebut. Saya ikuti
saran penjualnya dulu di Madiun. Untuk tidak mencuci tas tersebut dengan
pembersih apapun. Sebab akan merusak lapisan anti tebus air tersebut. Selama kurang
lebih dua tahun saya pakai. Tas itu hanya dicuci beberapa kali dengan hanya
diusap menggunakan tangan di bagian luar.
Bodypack mulai hari ini dipakai
kakak. Ingat kak, hanya hak pakai bukan memiliki. Hahahahaha.
Dan, tas kamera sebelumnya, tidak
saya gunakan lagi. Sebab di tas baru sudah sangat praktis dengan kotak-kotak
yang pas untuk badan kamera, lensa, dan benda kecil lainnya. Namanya juga tas khusus kamera. Kkkkkkkkk.
Tas kamera Nikon yang tak pakai lagi. Dadadadadada |
Oya, di dua sisi samping tas baru saya
merek Eiger ada dua kocek yang berukuran agak kecil. Itu tidak saya gunakan
karena cukup memperburuk pemandangan bagi saya.
Ini bagian yang saya lepas |
Jadi, keduanya saya lepas. Sebab kedua
kocek tersebut hanya dilekatkan dengan perekat seperti kayak di sandal gunung. Tahukan
kayak apa sandal gunung? Hehehehe. Perekat yang dimaksud neh itu yang ketika
dibuka bunyi kraaaakkkkk. Jkkkkkkkk.
Seperti ini yang saya maksud. Jkkkkkk |
Oke deh, sekian dulu ceritaku pagi
ini tentang tas baru. Sampai bertemu lagi dengan Catatan Anak Desa selanjutnya
ya kawan-kawan blogger.
Di Ruang Tamu Pondok Kelahiran
Sabtu, 28 Juli 2012. Pukul 06.07
keren bro tas nikonnya
ReplyDeletekeliatan klasik