Bentuk Lead Berita
Oleh UBAY KPI
Hmmmm, usai sudah pertandingan antara Inggris melawan Ukraina
pada turnamen piala Eropa tahun 2012. Saya bangun dari baringan di depan
televisi dengan kekecewaan. Kecewa karena Inggris menang tipis dengan skor 1-0.
Ukraina sebagai tuanrumah selanjutnya harus menjadi penonton dan pelayan setiap
tim yang masih bertahan.
Saya pendukung Inggris, namun saya tak menafikan kalau saya
tak suka dengan Rooney. Pahlawan setan merah itu adalah musuh bebuyutan tim
kebanggaan saya, Manchester City. Makanya, sepanjang pertandingan selalu
berharap Ukraina menang meski Seva masuk di akhir babak kedua.
Ukraina kalah, tapi saya tak mau kalah dengan nafsu yang
mengajak saya untuk terbaring berlayar dalam tidur. Selain pagi-pagi nanti saya
harus menemui kegiatan Wakil Walikota Pontianak, Paryadi. Bila saya tidur, akan
rugi dua kali. Tak salat Subuh dan bakal tak bisa liputan karena sibuk kepala
di atas bantal. Waktu sudah hampir Subuh. Tarhim anak di musolla dekat rumah
saling bersahutan. Ibu masih terbaring tidur bersama keponakan di ruang tengah.
Mending saya ke kamar menyantap kembali tulisan Hikmat Kusumaningrat dan
Purnama Kusumaningrat dalam rangkaian karyanya pada buku “Jurnalistik Teori dan
Praktik”.
Dua bulan ini, saya memang seakan tak bisa lepas dari membaca
buku. Setiap hari seakan wajib membaca buku meski hanya lima menit. Itu
berangkat dari kesadaran bahwa saya masih harus banyak belajar untuk lebih
pandai. Saya percaya sebuah omongan bahwa tak ada orang pintar itu yang tidak
suka membaca. Makanya, saya ikut melaksanakan hal itu. Beberapa buku
jurnalistik telah saya baca meski tak semuanya saya ingat. Mana duli, yang
penting saya membaca, toh saya yakin dari sekian banyak yang saya, meski
sedikit pasti ada yang saya ingat.
Sejak kemarin, dari buku itu saya mulai mempelajari tentang
pembuatan lead berita. Ternyata, banyak yang tidak saya ketahui dari lead itu
sendiri meskipun telah ratusan berita telah satu tulis sejak 18 Januari 2010
lalu.
Hmmm, menulis buta dan menulis tanpa tahu ilmunya, hanya
bermodal pengetahuan lapangan dan di meja redaksi. Itulah yang saya rasakan.
Mungkin, bagi sekian banyak orang itu tak penting. Seng penting adalah berita
selesai dan masuk ke redaksi, lalu cetak. Tapi tidak bagi saya, saya harus tahu
dan mengembangkan tulisanku. Maklum, meski telah tiga tahun kuliah, alias
semester enam dan baru dua semester mata kuliah yang selesai. Gini-gini masih
punya cita-cita ke Harvard University, Amerika Serikat untuk belajar pada
kampus yang bombing oleh Bill Kovack. Apes-apesnya, yah lanjut S2 di Jakarta
pada fakultas jurnalistik. Hehehe, amin.
Kawan-kawan semua. Yang mungkin baru belajar menulis berita
atau yang belum tahu ada berapa bentuk lead berita itu. Saya akan membagi apa
yang telah saya baca dari buku Jurnalistik Teori dan Praktik.
Cukup banyak kawan, dan saya sendiri sangat sulit mengingat
dan membedakannya meski kadang-kadang saya pernah menggunakan bentuk lead itu
pada tulisan berita saya. Yang namanya orang tahu, yah menulis sesuai dengan
apa yang saya inginkan asal tidak melenceng dari kaidah penulisan berita.
Seperti biasa, rumusnya adalah piramida terbalik dan memenuhi
syarat 5W+1H.
Sebagai tulisan awal dari saya, saya akan menulis kembali
bentuk-bentuk lead itu di sini. Sedang kejelasan dan contohnya, nanti insya
Allah saya lanjutkan dengan tulisan satu persatu sesuai bentuk lead.
Sebelumnya, kepada siapa saja yang telah mengetahui tentang
teori ini, saya mohon maaf bila ada ketidaksamaan atau kesalahan.
Berikut bentuk lead menurut pandangan saya dari buku tersebut
dibagi ke dalam dua sub:
1.
Lead retorika
2.
Lead stilistik
Lead retorika ini seperti menggambarkan atau efek dramatic
suatu tulisan. Seperti memulai kepala berita dengan “Saya sampai ke lokasi
tenpat pembuangan akhir (sampah) itu matahari belum sepenuhnya terbit di ufuk
timur. Namun telah banyak ibu-ibu menyanggul karung, dan sebagian lagi
menjinjingnya menuju lokasi pembungan sampah itu”.
Itu contoh kecil dari saya. Dan kawan-kawan mungkin bisa
menerkanya persamaan dari contoh itu.
Nah, dari lead retorika ini punya kontruksi gramatikal yang
dapat digunakan untuk menyusun sebuah kisah berita yang akan kita tulis. Yakni
frasa partisipial, infinitif, preposisional, kalimat kata benda, dan kalimat
bersyarat.
Sedangkan lead-lead stilistik memiliki kontruksi. Seperti
lead menonjok, deskriptif, kontras, bertanya, kutipan, kepenasaran kumulatif,
berurutan, parody, epigram, tersendat-sendat, ledakan, dialog, dan sapaan.
Banyak kan kawan? Mungkin kalian ada yang telah memiliki
gambaran dari beberapa kontruksi tersebut. Dan mungkin juga sebagian dari
sekian banyak itu ada yang telah anda praktikkan. Nah, dari sekian banyak
kontruksi lead stilistik itu, nanti akan saya jabarkan satu persatu. Mungkin
saya bisa dan tentu isi dari penjabaran itu akan sesuai dengan kemampuan saya.
Jadi, tunggu aja tulisan saya selanjutnya. Mungkin besok saya
bisa menuliskan satu kontruksi dan begitu seterusnya. Sekarang, saya mau salat
subuh dulu. terima kasih kawan dan semoga CATATAN ANAK DESA ini bisa memberikan
sedikit pengetahuan dan semoga bermanfaat. Wassalam.
Di Gubuk Kelahiran
Rabu, 20 Juni 2012 sebelum Subuh
Terima kasih saudaraku Bung Ubay telah mengomentari buku saya JURNALISTIK - Teori dan Praktik. Saya bukan hanya gembira karena mendapat apresiasi yang begitu sungguh-sungguh dari saudaraku Bung Ubay, tetapi yang terutama adalah bahwa ilmu yang telah saya tulis ikut tersebar ke semua orang yang memerlukan melalui media internet. Lebih-lebih, saudaraku Ubay juga mampu mengembangkan teori-teori jurnalistik yang saya tulis dalam aplikasinya di lapangan. Sekali lagi, terima kasih Saudaraku. Semoga Tuhan memberkahimua. Amin.
ReplyDeleteWah, saya lebih gembira lagi pak. Karena bapak mampir ke blog dan tulisan sederhana di atas. SUngguh amat tak menyangka bapak akan membaca tulisan pendek di atas.
ReplyDeleteMohon doanya juga pak agar ilmu itu bemanfaat untuk saya dan rekan-rekan saya.
Salam kenal Pak Hikmat.
mantappp.........
ReplyDelete