Friday, 27 September 2013

Ditentang, Karapan Sapi dengan Kekerasan Tetap Berlanjut

Ditentang, Karapan Sapi dengan Kekerasan Tetap Berlanjut


Penulis : Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman
Minggu, 22 September 2013 I 17.12

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Walaupun mendapat tentangan dari Badan Koordinasi Wilayah Madura (Bakorwil) IV Madura, pelaksanaan seleksi karapan sapi dengan sistem kekerasan (rekeng) Piala Presiden di Kabupaten Pamekasan, terus berlangsung. Hari ini, Minggu (22/9/2013) digelar seleksi peserta untuk tiga kecamatan, yakni Kecamatan Kota Pamekasan, Tlanakan dan Kecamatan Proppo. Seleksi dilaksanakan di Stadion R. Soenarto Hadiwodjojo, Pamekasan.

Ada 60 peserta yang terlibat dalam seleksi kali ini. Masing-masing 20 pasang sapi dari tiga kecamatan. Mereka akan diseleksi untuk memperebutkan posisi tiga terbaik dan akan bersaing pada seleksi tingkat kabupaten, 6 Oktober mendatang. Seleksi ini berdasarkan tiga kategori, yakni campuran, sapi besar dan sapi kecil.

Muhammad Sahri, panitia seleksi karapan sapi mengatakan, sistem rekeng yang dilaksanakan di tiga kecamatan dan sepuluh kecamatan lainnya, merupakan kesepakatan para pemilik sapi karapan (pangerap). Usulan pelaksanaan karapan sapi sistem tanpa kekerasan (pakopak) yang diajukan oleh Bakorwil IV Pamekasan, sangat tidak memungkinkan untuk dilaksanakan tahun ini.

"Jangan paksa kami untuk melaksanakan karapan sapi sesuai dengan keinginan pemerintah, sebab untuk mengubahnya butuh waktu," kata Sahri.

Dijelaskan Sahri, walaupun Bakorwil Pamekasan bersikukuh menggelar karapan sistempakopak, para pangerap tidak akan menghalanginya. Sebab 98 persen pangerap di Madura sudah sepakat untuk tetap menggunakan sistem rekeng. Karapan sapi sistem pakopak, ada komunitasnya tersendiri dan tidak bisa dicampuraduk dengan sistem rekeng.

"Walapun belum ada titik temu antara pangerap dengan Bakorwil Pamekasan, karapan sapi sistem rekeng akan tetap digelar setelah seleksi di masing-masing kabupaten di Madura," tandasnya.

Sebelumnya, Bakorwil VI Pamekasan tidak akan menggelar karapan sapi sistem kekerasan. Hal itu berdasarkan instruksi Gubernur Jawa Timur. Karapan sapi selain yang diselenggarakan oleh Bakorwil Pamekasan, tidak berhak memakai label Piala Presiden.

Karapan sapi sistem rekeng yakni dengan melukai sapi karapan dengan menggarukkan paku di bokong sapi. Bahkan sebelum diperlombakan, sekujur tubuh sapi dimandikan dengan spirtus ataupun air jahe. Sedangkan sistem pakopak, tidak menggunakan cara demikian untuk menambah kecepatan sapi. Sapi hanya dicambuk dengan cambuk khusus.
Editor : Farid Assifa

No comments:

Post a Comment