"Ngotot" Pakai Kekerasan,
Karapan Sapi Piala Presiden Dibekukan
Penulis :
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman
Senin, 23 September 2013 | 21:51 WIB
PAMEKASAN, KOMPAS.com — Kejuaraan karapan sapi Piala Presiden
tahun ini dipastikan tidak akan digelar di Madura. Hal itu menyusul tarik ulur
antara pemilik sapi karapan (pangerap) yang menginginkan karapan
sapi menerapakan sistem kekerasan (rekeng) dan
sistem tanpa kekerasan (pakopak).
Gubernur Jawa Timur Soekarwo sudah membekukan Karapan Sapi Piala Presiden tahun ini. Hal itu ditegaskan Sekretaris Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) IV Pamekasan, Budiono, Senin (23/9/2013). Budiono kepada Kompas.com mengatakan, Gubernur Jatim sudah menyatakan tidak akan menggelar karapan sapi jika tetap menggunakan sistem rekeng. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah menginstruksikan kepada Gubernur Jatim bahwa pelaksanaan Karapan Sapi Piala Presiden harus tanpa kekerasan.
"Karena pangerap tetap menginginkan sistem kekerasan, akhirnya tahun ini dibekukan dulu," katanya.
Sampai kapan Karapan Sapi Piala Presiden akan dibekukan? Budiono tidak memberikan kepastian waktu. Namun, selama sistem kekerasan dalam karapan sapi tetap dipertahankan, maka Piala Presiden tetap tidak akan pernah digelar di Madura sampai kapan pun. Kalaupun ada bupati di Madura yang akan menyelenggarakan kejuaraan karapan sapi, Bakorwil Pamekasan tidak ingin ikut campur.
"Kalau ada kejuaraan karapan sapi di Madura menggunakan nama Piala Presiden, itu tidak dibenarkan sebab Karapan Sapi Piala Presiden tetap akan digelar tanpa kekerasan," tandasnya.
Bakorwil sendiri, kata Budiono, sudah diamanatkan oleh Gubernur Jawa Timur untuk mengajak damai pihak-pihak yang bertikai dalam karapan sapi. Ketika pihak-pihak yang sudah bertikai itu sepakat bahwa karapan sapi tanpa kekerasan, Piala Presiden akan digelar. Patung piala karapan sapi berlapis emas yang akan diperebutkan dalam Piala Presiden akan disimpan di rumah dinas Gubernur Jatim sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo sudah membekukan Karapan Sapi Piala Presiden tahun ini. Hal itu ditegaskan Sekretaris Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) IV Pamekasan, Budiono, Senin (23/9/2013). Budiono kepada Kompas.com mengatakan, Gubernur Jatim sudah menyatakan tidak akan menggelar karapan sapi jika tetap menggunakan sistem rekeng. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah menginstruksikan kepada Gubernur Jatim bahwa pelaksanaan Karapan Sapi Piala Presiden harus tanpa kekerasan.
"Karena pangerap tetap menginginkan sistem kekerasan, akhirnya tahun ini dibekukan dulu," katanya.
Sampai kapan Karapan Sapi Piala Presiden akan dibekukan? Budiono tidak memberikan kepastian waktu. Namun, selama sistem kekerasan dalam karapan sapi tetap dipertahankan, maka Piala Presiden tetap tidak akan pernah digelar di Madura sampai kapan pun. Kalaupun ada bupati di Madura yang akan menyelenggarakan kejuaraan karapan sapi, Bakorwil Pamekasan tidak ingin ikut campur.
"Kalau ada kejuaraan karapan sapi di Madura menggunakan nama Piala Presiden, itu tidak dibenarkan sebab Karapan Sapi Piala Presiden tetap akan digelar tanpa kekerasan," tandasnya.
Bakorwil sendiri, kata Budiono, sudah diamanatkan oleh Gubernur Jawa Timur untuk mengajak damai pihak-pihak yang bertikai dalam karapan sapi. Ketika pihak-pihak yang sudah bertikai itu sepakat bahwa karapan sapi tanpa kekerasan, Piala Presiden akan digelar. Patung piala karapan sapi berlapis emas yang akan diperebutkan dalam Piala Presiden akan disimpan di rumah dinas Gubernur Jatim sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Editor : Farid Assifa
No comments:
Post a Comment