FOTO vaquitabandpurwokertopamijen.blogspot.com |
Dari “Lubang Jurnalistik”, Saya "Intip" Purwokerto
Oleh Ubay KPI
Oleh Ubay KPI
Langkah saya terasa semakin jauh, namun jauhnya
langkah ini, tak sejauh lorong yang ditapaki kedua orang tua yang sangat saya
banggakan. Kini tak hanya Pontianak atau Kubu Raya yang saya tapaki. Melainkan
merambah ke daerah lainnya di Kalbar. Bahkan, tanah Jawa dan Sumatera pun saya
jangkau.
Ini bagi saya sebuah perkabulan dari Tuhan atas
angan yang ada dalam hati sejak kecil. Namun, saya juga tak memungkiri, hal ini
terjadi lantaran organisasi Forkomnas KPI, juga profesi saya sebagai jurnalis.
Kabupaten dan kota di Kalbar nyaris akan tertapaki
semua, dan waktu terdekat, saya akan melangkahkan kaki ke tanah Purwokerto.
Sejak beberapa waktu lalu, saya sudah membayangkan,
akan indahnya Batu Raden dan kampus STAIN Purwokerto. Namun hal itu hanya
sebatas bayangan dari lubang kecil yang mungkin saja benar, mungkin juga
selisih.
Dari “lubang jarum” jurnalisme, Purwokerto saya “intip”.
Begitulah ungkapan saya belakangan hari ini. Tak lain,
lantaran 17 Februari mendatang, saya akan berangkan ke tanah penuh sejarah
tersebut. Kali ini, berkat pencapaian di dunia jurnalistik.
sedikit mengulas, menjadi jurnalis sudah saya lakoni sejak 18 Januari 2010. Suatu impian pertama, bagaimana menjadi penulis yang baik. Menyajikan informasi yang akurat dan enak dibaca.
Tak hanya sampai di situ, profesi wartawan juga sarat dengan bumbu kebahagian yang menantang profesi itu sendiri.
Bukan dalam melakukan liputan rutin, hal itu sudah menjadi rutinitas. Melainkan lomba jurnalistik. Baik artikel maupun foto.
Ini menjadi tantangan, peluang, sekaligus tambahan pemasukan bagi wartawan. Bila karya mendapat predikat tiga besar. Enak juga kan?
Apalagi, lomba jurnalistik kerap kali diselenggarakan. Bukan hanya oleh instansi pemerintah, pihak swasta, BUMN juga kerap menggelar kompetisi ini.
Kepiawaian merangkai kata dan menyajikan cerita melalui gambar menguntungkan bagi siapa saja.
Nah, beberapa hari lalu, saya mendapat sebuah email dari seseorang bernama Kian. Ia merupakan pihak penyelenggaran lomba jurnalistik tahun lalu. Ia merupakan perwakilan dari Sampoerna Kretek.
Tahun lalu, sewaktu Sampoerna menggelar Asyiiik Fest 2013, sekaligus dibarengi dengan lomba jurnalistik berkaitan dengan acara tersebut. Kebetulan, pada kesempatan itu, Sampoerna Kretek melaksanakan Asyiiik Fest di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Indonesia. Momen tersebut saya manfaatkan.
Alhamdulillah, hasilnya memuaskan. Dalam kompetisi dua aspek, yakni cerita asyiiik dan foto cerita. Saya terpilih menjadi juara di dua kategori tersebut.
Pada cerita asyiiik saya menjadi terbaik ketiga, dan pada foto cerita saya menjadi terbaik kedua. Lumayan, hadiahnya untuk nambah biaya persiapan persalinan istri yang diprediksi akan melahirkan bulan ini. Asyikkan kalau dapat informasi seperti itu?
Tak hanya uang tunai lho, ternyata tanpa diduga, panitia juga menyiapkan paket liburan kepada pemenang. Nah, kali ini paket liburan gratis tujuannya ke Jawa Tengah. Daerah Purwokerto. Gimana? Tertarik ndak?
Coba bayangkan, kalau jalan-jalan menggunakan dana sendiri, akan berapa habis uang tabungan kita. Tentunya akan berpikir sepuluh kali, gaji dari kantor digunakan untuk jalan-jalan.
Namun, jalan-jalan gratis bagi wartawan itu bukan hal yang aneh. Bisa saja wartawan itu berkeliling Indonesia, bahkan dunia dengan biaya yang ditanggung pihak ketiga. Bisa melalui paket liburan prestasi. Bisa juga melakukan liputan yang biayanya ditanggung kantor, atau pihak lain.
Kembali ke soal lomba, liburan ke Purwokerto bagi saya mengejutkan. Sebab, beberapa bulan lalu, sebenarnya saya punya agenda organisasi ke daerah tersebut, namun saya urung berangkat lantaran ada kendala.
Bagaimana tidak mengejutkan bagi saya, sebab daerah yang sudah pernah saya bayangkan, akhirnya bakal saya tapaki juga. Ini sungguh di luar dugaan bagi saya. Ke Purwokerto bakal terwujud, berkat sebuah prestasi dalam jurnalisme.
sedikit mengulas, menjadi jurnalis sudah saya lakoni sejak 18 Januari 2010. Suatu impian pertama, bagaimana menjadi penulis yang baik. Menyajikan informasi yang akurat dan enak dibaca.
Tak hanya sampai di situ, profesi wartawan juga sarat dengan bumbu kebahagian yang menantang profesi itu sendiri.
Bukan dalam melakukan liputan rutin, hal itu sudah menjadi rutinitas. Melainkan lomba jurnalistik. Baik artikel maupun foto.
Ini menjadi tantangan, peluang, sekaligus tambahan pemasukan bagi wartawan. Bila karya mendapat predikat tiga besar. Enak juga kan?
Apalagi, lomba jurnalistik kerap kali diselenggarakan. Bukan hanya oleh instansi pemerintah, pihak swasta, BUMN juga kerap menggelar kompetisi ini.
Kepiawaian merangkai kata dan menyajikan cerita melalui gambar menguntungkan bagi siapa saja.
Nah, beberapa hari lalu, saya mendapat sebuah email dari seseorang bernama Kian. Ia merupakan pihak penyelenggaran lomba jurnalistik tahun lalu. Ia merupakan perwakilan dari Sampoerna Kretek.
Tahun lalu, sewaktu Sampoerna menggelar Asyiiik Fest 2013, sekaligus dibarengi dengan lomba jurnalistik berkaitan dengan acara tersebut. Kebetulan, pada kesempatan itu, Sampoerna Kretek melaksanakan Asyiiik Fest di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Indonesia. Momen tersebut saya manfaatkan.
Alhamdulillah, hasilnya memuaskan. Dalam kompetisi dua aspek, yakni cerita asyiiik dan foto cerita. Saya terpilih menjadi juara di dua kategori tersebut.
Pada cerita asyiiik saya menjadi terbaik ketiga, dan pada foto cerita saya menjadi terbaik kedua. Lumayan, hadiahnya untuk nambah biaya persiapan persalinan istri yang diprediksi akan melahirkan bulan ini. Asyikkan kalau dapat informasi seperti itu?
Tak hanya uang tunai lho, ternyata tanpa diduga, panitia juga menyiapkan paket liburan kepada pemenang. Nah, kali ini paket liburan gratis tujuannya ke Jawa Tengah. Daerah Purwokerto. Gimana? Tertarik ndak?
Coba bayangkan, kalau jalan-jalan menggunakan dana sendiri, akan berapa habis uang tabungan kita. Tentunya akan berpikir sepuluh kali, gaji dari kantor digunakan untuk jalan-jalan.
Namun, jalan-jalan gratis bagi wartawan itu bukan hal yang aneh. Bisa saja wartawan itu berkeliling Indonesia, bahkan dunia dengan biaya yang ditanggung pihak ketiga. Bisa melalui paket liburan prestasi. Bisa juga melakukan liputan yang biayanya ditanggung kantor, atau pihak lain.
Kembali ke soal lomba, liburan ke Purwokerto bagi saya mengejutkan. Sebab, beberapa bulan lalu, sebenarnya saya punya agenda organisasi ke daerah tersebut, namun saya urung berangkat lantaran ada kendala.
Bagaimana tidak mengejutkan bagi saya, sebab daerah yang sudah pernah saya bayangkan, akhirnya bakal saya tapaki juga. Ini sungguh di luar dugaan bagi saya. Ke Purwokerto bakal terwujud, berkat sebuah prestasi dalam jurnalisme.
Purwokerto,
kan saya tapaki tanah agungmu.
Salam Jurnalisme.
Beretika, Idealis, dan untuk bangsa.
Di Teras Rumah, Sambil Jaga Konter
Minggu, 9 Februari 2014
Salam Jurnalisme.
Beretika, Idealis, dan untuk bangsa.
Di Teras Rumah, Sambil Jaga Konter
Minggu, 9 Februari 2014
No comments:
Post a Comment