|
BATIK SMKN 3 Pontianak dipajang di pelataran sekolah. Merupakan hasil asli kreatifitas siswa SMKN 3 Pontianak. Terlihat juga Pembina Spesialis Corak Ingsang (SCI) Wasilah menerangkan kepada salah seorang dari Disperindagkop dan UKM Kota Pontianak, Ersa yang datang melakukan survey. Jumat (1/3) sore kemarin. FOTO: Ubay KPI
SCI SMKN 3 Pontianak Berani Terima
Pesanan Batik Jumlah Besar
|
Oleh Ubay KPI
Spesialis Corak Ingsang adalah
komunitas batik yang dimiliki SMKN 3 Pontianak Pontianak, dulunya pecinta batik
di SMKN 3 Pontianak bernama Batik Wadah SMKN 3 Pontianak. Seiring dengan
banyaknya siswa yang mahir dan berpengalaman dalam memproduksi batik, kini SMKN
3 Pontianak sudah berani menantang konsumen dalam jumlah besar.
Satu tahun lalu, siswa kreatif SMKN
3 Pontianak masih mengandalkan batik Jawa. Namun sejak akhir 202 lalu, semakin
meningkatkan kreatifitasnya dan berani mengangkat symbol daerah, khususnya
Kalimantan Barat.
Bahkan, pengkombinasian corak sudah
sangat terlihat dari hasil-hasil batik yang telah selesai diolah. Seperti corak
ingsang dan lidah buaya, corak Dayak dan China. Sudah mulai tampak. Bahkan, ada
hasil spektakuler yang telah diproduksi SMKN 3 Pontianak. Yakni batik tiga
dimensi dengan corak kombinasi insang, lidah buaya, dan China.
Ketua Spesialis Corak Ingsang (SCI)
SMKN 3 Pontianak Wasilah saat ditemui disela-sela memantau 300 siswa SMKN 3
Pontianak melakukan produksi batik berbagai corak, Jumat (1/3) sore kamarin di
SMKN 3 Pontianak, Wasilah mengatakan produksi SMKN 3 Pontianak kini tak hanya
bermain di Pontianak. Namun sudah ke nasional dan internasional. Hanya saja,
untuk melakukan produksi dalam jumlah banyak, pihaknya tidak berani karena
sangat terkendala dengan sarana dan peralatan.
“Kalau jumlah ratusan, kami masih
sanggup dengan kerja para siswa yang sudah mahir. Tapi kalau sudah ribuan, kita
tidak berani. Makanya, kami mengharapkan bantuan pemerintah dalam mengupayakan
adanya peralatan dan sarana,” ujarnya kemarin.
Kemarin, juga ada pihak
Disperindagkop dan UMKM Kota Pontianak yang datang menyaksikan langsung
bagaimana siswa-siswa memproduksi batik. Ersa,
Kasi di bidang industry datang melihat kondisi para siswa membatik di pelataran
sekolah yang juga merupakan lokasi parkir kendaraan. Pengeringan dilakukan di
lapangan sekolah. Begitu juga proses pengecapan dilakukan dilokasi yang
bergabung dengan lokasi parkir.
Kepada Borneo Tribune, Ersa menyatakan
merasa bangga dengan kreasi siswa yang penuh semangat menciptakan batik khas
daerah. Yang sangat ia berikan jempol, SMKN 3 Pontianak tak hanya memperhatikan
corak yang populer di Pontianak yakni ingsang, namun corak Dayak juga ikut
dipopulerkan. Karenanya, pemerintah melalui Disperindagkop dan UMKM tahun ini
memberikan bantuan sesuai yang diajukan oleh pihak sekolah.
“Ini masih tahap awal. Untuk
produksi lebih besar dan dukungan pemerintah, saya masih belum bisa memberikan
komentar,” ujar Ersa.
Salah satu siswa kelas atas yang menjadi mentor
sekaligus pembina karena memiliki kemampuan yang hebat dalam membatik, Erlin
Claudya saat dittanya soal fasilitas, ia mengatakan masih belum mengganggu
semangat rekan-rekannya. Akan tetapi menurutnya, itu menjadi salah satu
kendala. “Tapi kawan-kawan tetap semangat. Dan kami pun lebih semangat,”
ujarnya.
Ditanya soal proses, Erlin mengatakan proses yang
dibutuhkan cukup panjang. Hanya saja hal itu tergantung motif yang akan dibuat.
Soal bahan baku, SMKN 3 Pontianak menurut Erlin
menggunakan kain katun asli. Selain memiliki kelebihan menyerap tinta atau
malam lebih baik. Juga memiliki ketahanan dalam mempertahankan warna batik.
“Harapan kami,
ya ini bisa dikembangkan. Mengenai pemensanan, kami siap kerjakan kalau
hanya dalam jumlah ratusan. Silahkan datang saja kesini (SMKN 3 Pontianak),
ujar Erlin dengan nada seakan menantang konsumen.
Erlin juga sempat
menjelaskan proses-proses yang dilalui dalam menghasilkan dua meter batik.
Mulai dari persiapan lukisan, mengecap, membilas, menjemur, sampai pada
penakaran warna. “Bahan-bahan pewarna yang kita gunakan murni yang alami.
Makanya ketahanan warna sangat baik dan terjamin,” pungkasnya.
Berikut saya lampirkan beberapa foto kegiatan dan proses membatik di SMKN 3 Pontianak
|
Motif bunga-bunga |
|
Motif bunga-bunga |
|
Batik dengan motif bunga-bunga diberi bayangan dengan menggunakan cotton bud |
|
Batik-batik SMKN 3 Pontianak dipajang dibagian dinding sekolah |
|
Memberikan bayangan pada motif cetak |
|
Memberikan bayangan |
|
Pemberian warna dasar kain setelah diberi motif |
|
Ditiriskan setelah diberi warna dasar |
|
Pemberian warna dasar kain yang awalnya polos putih |
|
Sebelum diberi warna, kain dibentangkan agar tidak ada kerutan |
|
Pemberian warna pada kain dilakukan dengan perlahan agar mendapatkan hasil yang rata. Dari atas ke bawah, kemudian sebaliknya |
|
Salah satu staff Disperindag Kota Pontianak Ersa (duduk kiri) melihat hasil batik karya siswa SMKN 3 Pontianak |
|
Memberi warna dasar kain yyang dilakukan pada sebuah bak yang telah diberi zat pewarna alami |
|
Setelah pemberian warna, kain dibentangkan sebelum dijemur agar mendapatkan hasil warna yang rata |
|
Pewarnaan kain dengan zat pewarna yang bersumber dari alam |
|
Beberapa batik yang selesai dengan berbagai corak dan warna |
|
Proses batik cap dengan motif corak ingsang (Khas Melayu) |
|
Batik cap dengan motif lidah buaya bermahkota. Menyimbolkan Pontianak merupakan penghasil lidah buaya dan olahan lidah buaya merupakan khas Kota Pontianak |
|
Kain polos putih dipersiapkan untuk dibuat bati cap |
|
Batik corak lidah buaya bermahkota |
|
Batik cap motif khas Dayak |
No comments:
Post a Comment