Kesbangpol di Posisi
Buntut
Midji: Wartawan yang
Salah
Oleh Ubay KPI
Kesbangpol Kota
Pontianak masih tercatan di posisi buntut alias paling bawah dari 34 SKPD yang
ada di Kota Pontianak. Kesbangpol secara prestasi administrasi mendapat nilai
kurang. Nyaris sama dengan Kecamatan Pontianak Tenggara yang lebih mendapat
nilai sedikit lebih bagus, yakni cukup.
Penilaian tersebut
dibeberkan Walikota Pontianak Sutarmidji usai Penandatanganan Dokumen Penetapan
Kinerja Pemkot dan SKPD di Lingkungan Pemkot Pontianak, di Aula Sultan Syarif
Abdurrahman (SSA) Kantor Walikota. Senin (4/3) siang kemarin.
Terhadap prestasi
kesbangpol yang masih terpuruk dibanding dengan SKPD lainnya tersebut,
Sutarmidji terus menekan Kesbangpol untuk bekerja lebih. Baik dalam
administrasi yang menjadi muara segala urusan sampai pada pelaksanaan.
“Selaku pimpinan harus tegas, disiplin dalam
melaksanakan aturan. Adminitrasi itu muara untuk out put. Kalau itu salah, bisa
ikut salah,” ujarnya kepada awak media.
Akan tetapi, Midji tak memungkiri di
Kesbangpol saat ini sedikit sudah ada perbaikan dibanding sebelumnya. “Mungkin
karena ngurus politik,” ujar Midji dengan sedikit tertawa.
Terkait penandatanganan dokumen
penetapan kinerja, Midji menjelaskan merupakan suatu langkah untuk menghindari
adanya korupsi. Hal ini sesuai dengan cita-cita Pemkot yang telah dikomitmenkan
bersama menjadi Kota Bebas Korupsi.
Menurut Midji, Semua daerah bercita-cita
bebas korupsi. Karenanya, Midji berjanji pemerintah Kota Pontianak akan terus
melihat dan mengupayakan semaksimal mungkin tidak ada pengelolaan anggaran yang
tidak transparan.
“Saya pastikan, di kota (Pontianak) tidak
ada yang fiktif. Saya pastikan itu. Dan semuanya kite laksanakan sesuai
ketentuan. Pelatihan perlu, penyusunan dan lainnya sebagai pedoman,” tuturnya.
Sutarmidji kemarin juga menjawab
pertanyaan wartawan, soal predikat Kota Pontianak yang berhasil menggondol
prestasi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang sempat menjadi sorotan banyak
kalangan hingga ke dewan. Dalam hal ini, Sutarmidji sempat mengeluarkan
kata-kata menyalahkan wartawan. “Yang salah wartawan ini kan, yang bingung kite.
WTP yang disoroti. Apapun hasilnya WTP itu jauh lebih baik dibandingkan dengan
yang belum WTP. Itu tak bisa dibantah. Lucunya kan ada anggota dewan misalnya.
Yang disorot yang WTP. Die itu harus memberikan pembelajaran kepada masyarakat.
Tidak semua hal harus dicurigai. Dan kami tertib,” ungkapnya.
No comments:
Post a Comment