Bumi
Lancang Kuning
Oleh UBAY KPI
6 September 2012,
saya menjejakkan kaki di tanah berjuluk Lancang Kuning, sebutan biasa Bumi
Betuah. Pekanbaru, Riau.
Pesawat yang saya
tumpangi bersama rombongan kontingen Kalimantan Barat yang akan ikut serta pada
Pekan Olahraga Nasional mendarat di Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II sekitar
pukul 16.00 sore. saat pewasat betul-betul berhenti sesaat landing dan sebagian
penumpang telah siap turun, saya menyegarakan berlari ke depan. Harus
beredesakan dengan rekan dari Kalbar yang memenuhi ruang kosong bagian kursi di
kabin pesawat. Mereka sibuk mengambil tas bawaan, sebagian ada yang turun.
Saya lewat di
antara sela-sela mereka dengan mengacungkan kamera ke atas sebagai tanda saya
akan mengambil gambar.
Mereka yang tahu
dan paham, langsung memberi saya jalan untuk keluar lebih dulu.
Tujuan saya satu.
Mengambil foto Ketua Kelompok Terbang, yang juga Sekretaris KONI Kalbar,
Firdaus Zar'in. Saat ini dia belum turun. Samapi di pintu pesawat saya langsung
turun melalui tangga yang telah mapan ditempatkan.
Belum siap setting
kamera, sosok yang akan menjadi objek sudah terlihat turun dari pesawat. Tanpa
pikir panjang saya mengerakan merubah dari manual menjadi auto pada pengaturan
kamera saya.
"Cepret,
cepret, cepret" tiga kali saya mendapat moment Firdaus Zar'in melambaikan
tangan ke arah kamera.
Itulah pertama kali
saya menjejakkan kaki di tanah Riau. Kemudian saya kembali ke kabin pesawat
untuk mengambil tas yang masih ada di kursi. Dan mengikuti rombongan lain masuk
ke ruang tunggu bandar udara.
Sebuah prosesi adat
Melayu ternyata menyambut kedatangan rombgongan tim PON Kalbar. Tarian khas
Melayu dilakukan oleh anak-anak muda Riau dengan mengenakan pakaian kuning yang
menjadi simbol Melayu. Ada juga yang mengenakan pakaian pengantin serta payung
yang sangat khas dengan tanah Melayu tersebut.
Memasuki ruang
tunggu, saya melihat keindahan yang tidak saya temukan di bandara Supadio
Pontianak. Yah, sebuah design ruangan yang sangat bagus. Penataan yang rapi.
Melongok keluar,
sungguh luar biasa. Ada kantin yang menyajikan makanan yang siap memanjakan
lidah para pengunjung. Hanya saja, dari tatapan mata, bandara ini masih belum
selesai keseluruhan pembangunannya. menurut informasi, bandara ini dibuat
memang menjelang pelaksanaan PON XVIII Riau.
Namun, sejauh mata
memandang setelah saya keluar dari ruangan, bandara itu akan menjadi bandara
besar nantinya. Tata ruang yang sangat bagus. Untuk lokasi parkir yang sangat
rapi. Dan lokasi yang luas menjadi ruang bebas menata lebih indah bandar udara
itu.
Tertuliskan dengan
huruf yang besar "Sultan Syarif Kasim II Int'l Airport" di bagian
depan bandara itu.
Yah, ini menjadi
keloksi kota ke sekian dalam perjalanan saya. Sebelumnya, saya pernah sampai ke
Bekasi, Jakarta, Surabaya, Madiun, Semarang, Malang, Kediri, dan tentu tanah
leluhur saya, Madura Island.
No comments:
Post a Comment