Saturday, 8 September 2012

Bumi Lancang Kuning


Berlatar Masjid Agung An-Nur, Pekanbaru, Riau. Oke kan??
Bumi Lancang Kuning

Oleh UBAY KPI

6 September 2012, saya menjejakkan kaki di tanah berjuluk Lancang Kuning, sebutan biasa Bumi Betuah. Pekanbaru, Riau. 
Pesawat yang saya tumpangi bersama rombongan kontingen Kalimantan Barat yang akan ikut serta pada Pekan Olahraga Nasional mendarat di Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II sekitar pukul 16.00 sore. saat pewasat betul-betul berhenti sesaat landing dan sebagian penumpang telah siap turun, saya menyegarakan berlari ke depan. Harus beredesakan dengan rekan dari Kalbar yang memenuhi ruang kosong bagian kursi di kabin pesawat. Mereka sibuk mengambil tas bawaan, sebagian ada yang turun.
Saya lewat di antara sela-sela mereka dengan mengacungkan kamera ke atas sebagai tanda saya akan mengambil gambar.
Mereka yang tahu dan paham, langsung memberi saya jalan untuk keluar lebih dulu. 
Tujuan saya satu. Mengambil foto Ketua Kelompok Terbang, yang juga Sekretaris KONI Kalbar, Firdaus Zar'in. Saat ini dia belum turun. Samapi di pintu pesawat saya langsung turun melalui tangga yang telah mapan ditempatkan.
Belum siap setting kamera, sosok yang akan menjadi objek sudah terlihat turun dari pesawat. Tanpa pikir panjang saya mengerakan merubah dari manual menjadi auto pada pengaturan kamera saya.
"Cepret, cepret, cepret" tiga kali saya mendapat moment Firdaus Zar'in melambaikan tangan ke arah kamera.
Itulah pertama kali saya menjejakkan kaki di tanah Riau. Kemudian saya kembali ke kabin pesawat untuk mengambil tas yang masih ada di kursi. Dan mengikuti rombongan lain masuk ke ruang tunggu bandar udara. 
Sebuah prosesi adat Melayu ternyata menyambut kedatangan rombgongan tim PON Kalbar. Tarian khas Melayu dilakukan oleh anak-anak muda Riau dengan mengenakan pakaian kuning yang menjadi simbol Melayu. Ada juga yang mengenakan pakaian pengantin serta payung yang sangat khas dengan tanah Melayu tersebut.
Memasuki ruang tunggu, saya melihat keindahan yang tidak saya temukan di bandara Supadio Pontianak. Yah, sebuah design ruangan yang sangat bagus. Penataan yang rapi. 
Melongok keluar, sungguh luar biasa. Ada kantin yang menyajikan makanan yang siap memanjakan lidah para pengunjung. Hanya saja, dari tatapan mata, bandara ini masih belum selesai keseluruhan pembangunannya. menurut informasi, bandara ini dibuat memang menjelang pelaksanaan PON XVIII Riau. 
Namun, sejauh mata memandang setelah saya keluar dari ruangan, bandara itu akan menjadi bandara besar nantinya. Tata ruang yang sangat bagus. Untuk lokasi parkir yang sangat rapi. Dan lokasi yang luas menjadi ruang bebas menata lebih indah bandar udara itu.
Tertuliskan dengan huruf yang besar "Sultan Syarif Kasim II Int'l Airport" di bagian depan bandara itu. 
Yah, ini menjadi keloksi kota ke sekian dalam perjalanan saya. Sebelumnya, saya pernah sampai ke Bekasi, Jakarta, Surabaya, Madiun, Semarang, Malang, Kediri, dan tentu tanah leluhur saya, Madura Island.

No comments:

Post a Comment