Fitriana Puspa Hidasari
Si Anak Sintang Penyumbang Perunggu
Oleh Ubay KPI
Bukan anak Pontianak yang menjadi barometer olahraga Kalbar,
bukan juga anak Kubu Raya yang menjadi pintu depan jalur udara untuk masuk ke
Kalbar. Namun anak mungil dari pedalaman Sintang lah yang mampu menyumbangkan
medali pertama untuk kontingen Kalimantan Barat pada ajang Pekan Olahraga
Nasional, Pekanbaru, Riau. Meskipun itu hanyalah medali perunggu.
Fitriana Puspa Fidasari, atau yang biasa disapa Fifit oleh
rekan-rekannya adalah atlet yang pertama kali menyumbang medali untuk Kalbar.
Gadis kelahiran Sintang, 26 April 1990 ini memiliki kemampuan yang baik selama
aktif di cabang aeromodeling sejak tahun 2009 lalu.
Keikutsertaannya di cabang ini sudah banyak, mulai Kejurnas,
liga nasional dan Porprov. Baru sekitar empat tahun ia bersama aeromodeling,
khususnya nomor terbang bebas. Namun beberapa prestais telah ia kantongi.
Perunggu seakan telat lekat pada diri Fifit. Seperti pada
Porprov Kalbar 2010 lalu, Fifit membela Kubu Raya dan meraih perunggu. Begitu
juga saat Pra PON ia bertengger di posisi tiga setelah Jawa Tengah.
Akan tetapi, semangat anak berusia 22 tahun ini sangat kuat.
Berjuang untuk lebih baik.
Pada perhelatan PON beberapa hari lalu, ia sempat bertengger
di posisi kedua. Namun akhirnya lenyap di hari terakhir karena kendala pesawat.
Yang mana, pesawat utama yang biasa ia gunakan mengalami kerusakan dan tidak
mau terbang. Akhirnya ia memilih mengganti pesawat dengan pesawat cadangan.
Sudah dalam dugaan sebelumnya, PON pertama yang diikutinya
harus membuahkan hasil. Meskipun PON merupakan event tingkat nasional yang
belum pernah ia jejaki.
Meski hanya medali emas yang ia mampu sumbangkan untuk
Kalbar, air mata bangga dan senang ikut terurai saat pengumuman. “Saya tetap
bangga dengan prestasi meski target yang ingin saya capai belum tercapai,” ujarnya.
Menurut mahasiswa Fakultas Olahraga Universitas Yogyakarta
ini, keberhasilannya yang ia capai di PON tak lepas darii dukungan banyak
orang. Pelatih, rekan-rekan, dan KONI Kalbar yang terus memfasilitasi.
Fifit menceritakan, kegagalan meraih poin lebih untuk
mendapat medali lebih baik selain factor pesawat juga alam yang tidak
bersahabat di hari ketiga, pasalnya saat pelaksanaan angin berhembus sangat
kencang.
“Mungkin ini sudah rejeki saya dan sebagai isyarat saya
tidak boleh putus asa untuk meraih prestasi lebih baik,” ujar putri cantik
lulusan MI dan MTs Negeri Sintang ini kemarin.
Fifiti juga mengakui, sangat susah mengalahkan Jawa Tengah
yang sejak Pra PON lalu memang telah menempati posisi pertama dan kedua. “Saya
sudah berjuang untuk Kalbar, dan inilah hasilnya. Mungkin di kesempatan lain
saya bisa mempersembahkan lebih baik,” tutur alumni SMAN 2 Sintang ini dengan
suara agak terisak.
No comments:
Post a Comment