International Borneo Sumpit
Tournament (IBoST)
Filosofi Sumpit Media
Pendidikan Karakter
Berbagai daerah dan negara dengan pakaian tradisional
khas dayak berbaur di halaman Museum Negeri. Mereka ada yang berasal dari
daerah se-Kalimantan, DI Yogyakarta, Malaysia dan Brunei, untuk berkompetisi
pada International Borneo Sumpit Tournament (IBoST). IBoST yang digelar mulai
tanggal 5 – 7 Oktober 2012 ini atas inisiasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif (Kemparekraf), bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
(Disbudpar) Provinsi Kalbar dan Disbudpar Kota Pontianak sebagai tuan rumah, bertujuan
meningkatkan promosi destinasi pariwisata Kalimantan Barat serta melestarikan
tradisi budaya sumpit sebagai salah satu olahraga tradisional. IBoST ini
dirangkaikan dengan Hari Jadi Kota Pontianak ke 241 yang jatuh pada tanggal 23
Oktober mendatang.
Momentum ini telah menginspirasi Walikota Pontianak,
Sutarmidji untuk mengembangkan olahraga sumpit di kalangan pelajar dengan
memasukkannya ke dalam program Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota
Pontianak. “Makanya kita mengambil momentum ini untuk dijadikan sebagai awal
kita membuat olahraga sumpit ini tumbuh dan berkembang dan disenangi oleh para
pelajar,” ujar Sutarmidji, Jumat (5/10) pada konfrensi pers di Museum Negeri
usai membuka secara resmi IBoST.
Menurutnya, filosofi yang terkandung dalam olahraga
sumpit ini sangat bermanfaat membentuk karakater seseorang agar menjadi lebih
sabar. “Selain itu, olahraga sumpit ini juga bermanfaat bagi kesehatan terutama
pada pernafasan karena untuk meniup sumpit diperlukan trik-trik khusus mengatur
pernafasan,” jelasnya.
Tidak hanya memasukkan program ini pada Dispora saja,
Dinas Pendidikan pun juga akan menerapkan pendidikan karakter dengan
menggunakan media sumpit ini. Bahkan, Sutarmidji berencana menggagas ide untuk
mendirikan Sumpit Centre sebagai tempat mempelajari filosofi terkait olahraga
sumpit. “Sehingga kalau kita berhasil menjadikan filosofi sumpit ini sebagai
media pendidikan karakter anak, bukan mustahil Kota Pontianak menjadi tujuan
daerah-daerah lainnya untuk belajar dari kita,” terangnya.
Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kemparekraf,
M Faried mengatakan, IBoST ini sebagai salah satu even untuk mempromosikan
perpaduan olahraga dan pariwisata. “Lomba sumpitnya itu sendiri bukan utamanya,
tetapi sebagai atraksi makanya persyaratan untuk mengikuti lomba sumpit ini
adalah performance peserta dalam kemampuannya menampilkan budaya lokal
khususnya dayak sebagai kebudayaan berkembangnya sumpit,” papar Faried.
Selain itu, sebagai even promosi ia berharap imbasnya
tidak hanya pada satu wilayah tetapi juga berdampak pada daerah lainnya
khususnya di Kalimantan tempat berkembangnya olahraga sumpit ini.
IBoST digelar kedua kalinya di Kalimantan Barat, tahun
ini Pontianak terpilih sebagai tuan rumah. Faried menilai, IBoST tahun ini
berbeda dari tahun sebelumnya karena lebih meriah dan cukup banyak mengundang
minat orang menyaksikannya.
Faried memuji kiprah Sutarmidji sebagai orang nomor
satu Kota Pontianak yang membuat terobosan-terobosan yang memberi warna bagi
pengembangan pariwisata di Kota Pontianak. “Antara lain, kebersihan Kota
Pontianak yang menjadi perhatian beliau sebagai salah satu upaya menjadikan
Kota Pontianak sebagai destinasi yang nyaman dan indah,” pungkasnya. (Jemi
Ibrahim/Humas Pemkot Pontianak)
No comments:
Post a Comment