Friday, 12 October 2012

International Borneo Sumpit Tournament (IBoST)


International Borneo Sumpit Tournament (IBoST)

Filosofi Sumpit Media Pendidikan Karakter


Berbagai daerah dan negara dengan pakaian tradisional khas dayak berbaur di halaman Museum Negeri. Mereka ada yang berasal dari daerah se-Kalimantan, DI Yogyakarta, Malaysia dan Brunei, untuk berkompetisi pada International Borneo Sumpit Tournament (IBoST). IBoST yang digelar mulai tanggal 5 – 7 Oktober 2012 ini atas inisiasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemparekraf), bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Kalbar dan Disbudpar Kota Pontianak sebagai tuan rumah, bertujuan meningkatkan promosi destinasi pariwisata Kalimantan Barat serta melestarikan tradisi budaya sumpit sebagai salah satu olahraga tradisional. IBoST ini dirangkaikan dengan Hari Jadi Kota Pontianak ke 241 yang jatuh pada tanggal 23 Oktober mendatang.
Momentum ini telah menginspirasi Walikota Pontianak, Sutarmidji untuk mengembangkan olahraga sumpit di kalangan pelajar dengan memasukkannya ke dalam program Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Pontianak. “Makanya kita mengambil momentum ini untuk dijadikan sebagai awal kita membuat olahraga sumpit ini tumbuh dan berkembang dan disenangi oleh para pelajar,” ujar Sutarmidji, Jumat (5/10) pada konfrensi pers di Museum Negeri usai membuka secara resmi IBoST.
Menurutnya, filosofi yang terkandung dalam olahraga sumpit ini sangat bermanfaat membentuk karakater seseorang agar menjadi lebih sabar. “Selain itu, olahraga sumpit ini juga bermanfaat bagi kesehatan terutama pada pernafasan karena untuk meniup sumpit diperlukan trik-trik khusus mengatur pernafasan,” jelasnya.
Tidak hanya memasukkan program ini pada Dispora saja, Dinas Pendidikan pun juga akan menerapkan pendidikan karakter dengan menggunakan media sumpit ini. Bahkan, Sutarmidji berencana menggagas ide untuk mendirikan Sumpit Centre sebagai tempat mempelajari filosofi terkait olahraga sumpit. “Sehingga kalau kita berhasil menjadikan filosofi sumpit ini sebagai media pendidikan karakter anak, bukan mustahil Kota Pontianak menjadi tujuan daerah-daerah lainnya untuk belajar dari kita,” terangnya.
Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kemparekraf, M Faried mengatakan, IBoST ini sebagai salah satu even untuk mempromosikan perpaduan olahraga dan pariwisata. “Lomba sumpitnya itu sendiri bukan utamanya, tetapi sebagai atraksi makanya persyaratan untuk mengikuti lomba sumpit ini adalah performance peserta dalam kemampuannya menampilkan budaya lokal khususnya dayak sebagai kebudayaan berkembangnya sumpit,” papar Faried.
Selain itu, sebagai even promosi ia berharap imbasnya tidak hanya pada satu wilayah tetapi juga berdampak pada daerah lainnya khususnya di Kalimantan tempat berkembangnya olahraga sumpit ini.
IBoST digelar kedua kalinya di Kalimantan Barat, tahun ini Pontianak terpilih sebagai tuan rumah. Faried menilai, IBoST tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya karena lebih meriah dan cukup banyak mengundang minat orang menyaksikannya.
Faried memuji kiprah Sutarmidji sebagai orang nomor satu Kota Pontianak yang membuat terobosan-terobosan yang memberi warna bagi pengembangan pariwisata di Kota Pontianak. “Antara lain, kebersihan Kota Pontianak yang menjadi perhatian beliau sebagai salah satu upaya menjadikan Kota Pontianak sebagai destinasi yang nyaman dan indah,” pungkasnya. (Jemi Ibrahim/Humas Pemkot Pontianak)

No comments:

Post a Comment