Saturday, 14 May 2011

287 Mahasiswa STAIN Pontianak ke Bumi Uncak Kapuas

287 Mahasiswa STAIN Pontianak ke Bumi Uncak Kapuas
 
Oleh Ubay KPI

Dalam dunia pendidikan secara populer telah dikenal 3 (tiga) tugas pokok Perguruan Tinggi ; Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, tiga aspek ini dalam dunia akademis dikenal dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Ketiga aspek tersebut saling terangkai dan berkorelasi dalam mengokohkan peran strategis dan eksistensi semua Perguruan Tinggi. Tanpa Terkecuali bagi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak.
Menyadari urgensi akan kiprahnya yang sangat dibutuhkan masyarakat Kalimantan Barat dalam rangka implementasi pengabdian pada masyarakat melalui program Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Tahun 2011, STAIN Pontianak secara responsif memilih Kabupaten Kapuas Hulu dan Kabupaten Kubu Raya sebagai lokasi KKL. Kabupaten Kapuas Hulu atau yang lebih dikenal “Bumi Uncak Kapuas” direncanakan akan kedatangan mahasiswa kelas reguler sebanyak 287 mahasiswa yang dibimbing 30 orang Dosen. Sedangkan Kabupaten Kubu Raya rencananya akan ditempatkan bagi mahasiswa kelas khusus sebanyak 78 orang mahasiswa. Ditetapkannya Kabupaten Kubu Raya, disamping lokasi yang lebih dekat juga mempertimbangkan mobilisasi bagi mahasiswa kelas khusus yang semuanya berstatus guru PNS yang memiliki tanggung jawab mengajar.
Untuk mencapai kata mufakat antara Pimpinan STAIN Pontianak dengan Pemerintah Daerah Kapuas Hulu nampaknya tidak terlalu alot, dan panjang. Audiensi beberapa kali dilakukan melalui delegasi Tim Survei KKL terdiri Drs. H. Rustam A, M.Pd (Pembantu Ketua Bidang Akademik), Drs. H. Yapandi Ramli, M.Pd (Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat), Syahbudi Natoras, M.Ag (Ketua Panitia KKL) dan Eka Hendry Ar, M.Si (Koordinator KKL Bidang Akademik). Bak gayung bersambut melalui komunikasi yang intens dan koordinasi yang baik antara Pimpinan dan Panitia KKL STAIN Pontianak dengan Bupati serta Sekretaris Daerah Kapuas Hulu apa yang diharapkan kedua belah pihak dapat terwujud.
Dipastikan pada tanggal 15 Mei dilaksanakan pelepasan sebanyak 287 mahasiswa di STAIN Pontianak, dan acara penyerahan mahasiswa KKL secara resmi oleh Ketua STAIN Pontianak kepada Bupati Kabupaten Kapuas Hulu di Kecamatan Hulu Gurung, Nanga Tepuai pada hari Senin 16 Mei 2011 sebanyak 287 mahasiswa didampingi 30 Dosen Pembimbing dan 17 panitia pendamping.
Penetapan Kabupaten Kapuas Hulu sebagai lokasi KKL didasari beberapa alasan, seperti yang diungkapkan Ketua STAIN Pontianak, Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag dalam acara pembekalan pada tanggal 4 – 7 Mei 2011 di gedung UPT ruang teater STAIN Pontianak bahwa : “Hampir 10 hingga 15 Tahun STAIN Pontianak telah lost contact dan untuk menguatkan simpul silaturahmi tersebut kita mencanangkan KKL STAIN Pontianak di Kabupaten Kapuas Hulu. Mengingat Kapuas Hulu penyumbang terbesar jumlah mahasiswa STAIN Pontianak, karena itu STAIN punya tanggung jawab menjaga silaturahim dengan masyarkat Kabupaten Kapuas Hulu. Dan yang lebih penting lagi Pemda sangat antusis menyambut kedatangan mahasiswa KKL, dan momentum ini harus kita manfaatkan secara baik”. Lebih lanjut beliau menjelaskan “Karena itu mahasiswa harus mempersiapkan fisik dan mental diri secara baik. Bagi mahasiswa KKL, pengalaman dengan situasi baru seperti gejala shock culture (meminjam istilah Kelvero Obelg, 1995) yang berarti gegar budaya, bingung untuk beradaptasi dan bersikap dalam waktu hanya 1-2 minggu adalah hal yg lumrah. Karena itu keberhasilan KKL mahasiswa diukur dengan kemampuan beradaptasi, dan perlu memahami masyrakat tempatan dengan baik”.
Dalam proses pembekalan turut dihadiri Perwakilan Pemerintahan Kapuas Hulu, Didik Arfianto, S.IP serta dari Kepala Kementerian Agama Kabupaten Kapuas Hulu, Drs. Syahrul Yadi, M.Si yang mengungkapkan kondisi sosial keagamaan, dan kultur masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu.
Melalui pertemuan ini tujuan KKL akan bermuara pada harapan bersama agar melalui KKL akan menghasilkan buku tentang kehidupan sosial keagamaan masyarakat muslim Kapuas Hulu, guna mengenal fakta historis serta mengangkat citra masyarakat Kapuas Hulu, sehingga memberikan perubahan yang positif. Nampaknya inilah yang semestinya ditanamkan kepada mahasiswa STAIN Pontianak yang akan melaksanakan KKL dimanapun ditempatkan kelak. Pengalaman tetap harus diekplorasi dari bawah, yakni masyarakat. Layaknya sebuah Disertasi, teori harus duji. Demikian halnya dengan momentum KKL yang dilakukan sebagai uji atas teori-teori pembelajaran yang telah diperoleh di bangku kuliah. Bahkan bukan tidak mungkin untuk menemukan teori baru. Singkat kata melalui masyarakatlah nilai pembelajaran dan implementasi sesungguhnya. Dan outcome dari eksplorasi pengalaman dalam pelaksanaan KKL mahasiswa STAIN Pontianak diharapkan memberikan perubahan yang positif dan progresif tanpa meruntuhkan kemapanan kultur, kearifan lokal (local wisdom) masyarakat di Bumi Uncak Kapuas.

No comments:

Post a Comment