LANGKAHI DULU MAYAT KAMI !
OlehKembang Anggrek
Sejak memproklamirkan kemerdekaan pada Mei 1948, Indonesia dan puluhan negara Islam dan Arab lainnya tidak mengakui eksistensi Israel. Negara itu dianggap penjajah karena menduduki tanah Arab dan mengangkangi bangsa Palestina hingga hari ini.
Sikap Indonesia ini dipandang sebagai sikap konsisten terhadap UUD 1945 yang menyatakan penjajah di atas bumi ini harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan, selain sebagai sikap solidaritas dengan sesame negara Muslim. Juga sebagai ungkapan keprihatinan atas serangan-serangan brutal Israel terhadap rakyat sipil Palestina yang terpenjara di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Namun, hal ini tidak menghalangi niat sejumlah warga di Jakarta untuk menggelar perayaan hari kemerdekaan Zionis Israel pada Sabtu, 14 Mei 2011, di Jakarta. Tujuan mereka adalah untuk menjalin persahabatan antara kedua negara: Indonesia dan Israel.
Dalam siaran pers yang disebar ketua panitia, Unggun Dahana, Kamis (12/05) disebutkan acara perayaan akan digelar di sebuah lapangan di Jakarta Selatan di sebuah tempat yang masih dirahasiakan.Unggun menjelaskan, latar belakang acara ini adalah sebagai warga negara yang cinta Proklamasi Republik Indonesia dan menjunjung tinggi Kedaulatan Republik Indonesia. Sedangkan tujuan acara adalah mengakui dan menghormati kedaulatan Israel sebagai negara Yahudi.
Pernyataan Unggun di atas berbau kontroversial. Kalau sebagai pencinta proklamasi kemerdekaan Indonesia dan menjunjung tinggi kedaulatan Indonesia sebagaimana yang diklaimnya seharusnya dia mendukung kemerdekaan Palestina yang dijajah Israel, bukan malah mengakui dan menghormati kedaulatan Israel sebagai negara Yahudi.
Palestina sejauh ini menolak Israel sebagai negara Yahudi, sebab kalau itu dilakukan implikasinya akan cukup luas, yaitu hak pulang sekitar 4 juta pengungsi Palestina -- yang tersebar di berbagai negara terutama di Yordania, Suriah, dan Lebanon – yang terusir dari rumah mereka di Israel tidak dapat pulang. Kota-kota histories Yahudi seperti Betlehem dan Yerusalem juga akan jatuh ke tangan Israel, padahal di Yerusalem tempat becokol Masjiddil Aqsa, masjid tersuci ketiga umat Islam setelah Mekah dan Madinah. Dan di Betlehem terdapat makam-makam Nabi Islam.
Unggun, pria asal Yogya lulusan ITS berusia 48 tahun ini, kepada detikcom lewat telepon menuturkan, acara perayaan kemerdekaan itu nantinya akan dimulai dengan upacara pengibaran bendera merah putih, diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya, pembacaan naskah proklamasi Indonesia dan juga Pancasila.
Setelah itu acara dilanjutkan dengan pengibaran bendera Israel dengan diiringi lagu kebangsaan Hatikvah. "Selanjutnya, pembacaan deklarasi kemerdekaan Israel, doa untuk perdamaian dunia dan keamanan di Indonesia," jelas Unggun yang mengaku baru sebulan ini terang-terangan mendukung Israel. Mendukung Israel adalah hak pribadi masing-masing orang, tapi merayakan kemerdekaan Israel di tengah kaum Muslim Indonesia yang sedang prihatin dengan nasib bangsa Palestina yang hingga sekarang masih teraniaya oleh serangan-serangan rudal Israel adalah sebuah provokasi.
Apalagi Unggun berharap, acara yang digelarnya ini bisa membuka kontak persahabatan antara Indonesia dan Israel. "Agar hubungan diplomatik antara Indonesia dan Israel segera dibuka. Berkatilah Israel dan Indonesia akan diberkati," tutur Unggun yang mengaku bekerja sebagai konsultan migas ini.
Pada 1994 almarhum KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, sekembalinya dari Israel, mengusulkan kepada pemerintah agar segera membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Tak pelak, ia mendapat kecaman dari berbagai pihak.
Ketika menjadi presiden pada 1999, hal yang sama diungkap kembali oleh Gus Dur. Pernyataan Gus Dur yang hendak membuka hubungan diplomatik Israel-Indonesia segera mendapat tanggapan serius dari negara-negara Arab. Sebanyak 16 Duta Besar negara Arab kemudian mengadakan pertemuan dengan Gus Dur dan meminta konfirmasi atas pernyataannya itu. Gus Dur, yang khawatir Indonesia akan dikecam negara Arab, berdalih bahwa ia hanya ingin membuka hubungan dagang dengan Israel.
Sejauh ini Polisi belum mau mengomentari soal rencana Unggun tersebut. Sampai dengan saat ini Polda Metro belum menerima pemberitahuan dari pihak penyelenggaranya."Kami belum menerima pemberitahuan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Baharudin Jafar kepada wartawan di kantornya, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (12/05).
Bagaimana jika kelak ada pemberitahuan resmi perihal acara itu? Akankah polisi akan memberi izin? "Kami tidak akan menanggapi sebelum menerima surat pemberitahuannya," jawab Baharudin. Pernyataan Baharudin Jafar itu menunjukkan polisi kebingungan menanggapi rencana Unggun ini. Di satu pihak, polisi merasa tidak berhak melarang orang yang mau mengekspresikan kehendaknya. Di pihak lain, rencana ini akan mendapat tanggapan berupa kemarahan kaum Muslim yang bisa merepotkan polisi.
Memang bila Unggun dan kawan-kawannya jadi menyelenggarakan acara yang provokatif itu, besar kemungkinan mereka akan menghadapi amukan kaum Muslim, dan bisa merembet ke konflik sektarian karena Unggun merupakan penganut Kristiani. Orang juga akan mudah menuduh Unggun sebagai kacung Israel yang mendesakkan kemauannya pada pemerintah Indonesia.
Unggun mengatakan, niatnya itu bukan sekadar mencari sensasi. Unggun berkilah, dia ingin Indonesia dan Israel menjalin persahabatan. "Saya tidak mencari sensasi, saya ingin merayakan secara sederhana, paling sekitar 5-10 orang saja," kata Unggun saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (12/05). Di lokasi perayaan akan dipasangi bendera.
"Sudah ada bendera Israel dari sana (Israel), oleh-oleh dari teman," klaimnya.
Unggun mengaku tidak khawatir dirinya akan dihujat atau diserang pihak tertentu yang antiIsrael. Karena dia menggelar acara ini dengan niat mulia, untuk perdamaian. "Saya ingin melaksanakan dengan maksud damai, murni ingin mewujudkan perdamaian Israel dan Palestina," jelas Unggun. Sulit dimengerti logika Unggun bahwa perayaan diniatkan untuk perdamaian Israel dan Palestina.
Apalagi Unggun terang-terangan memproklamirkan dirinya sebagai orang yang proIsrael sejak sebulan terakhir. Karena sebagai penganut kristiani, dia hanya melaksanakan ajaran Tuhan. Jadi, rupanya niat Unggun itu lebih bermotifkan agama ketimbang politik. Tapi justru ini lebih berbahaya. Kaum Muslim akan menuduhnya sebagai antek Yahudi dan Kristen untuk menyeret Indonesia ke pihak mereka dengan meninggalkan Palestina.
Komunitas Pecinta Israel ini mengakui memang mereka belum memberi tahu polisisoal ini, tapi mereka akan segera memberi tahu polisi mengenai acara yang mereka sebut sebagai aksi damai ini.
"Belum lapor karena persiapannya mepet. Tapi kita akan memberitahukan aksi damai ini ke kepolisian. Mungkin nanti sore saya ke Polda Metro," ujar Ketua Panitia acara, Unggun Dahana, Kamis (12/05).
Unggun menjelaskan acara pengibaran bendera Israel ini hanya akan dihadiri 10 orang. Panitia sengaja membatasi peserta karena persiapan acara ini kurang matang.
"Yang daftar baru 10 orang. Tapi memang saya batasi. Acara memang sengaja kecil-kecilan. Persiapannya pun kurang matang dan mepet," jelasnya.
Namun acara pengibaran bendera ini tidak hanya di Jakarta. Panitia akan menggelar acara yang sama di beberapa daerah di Bandung, Yogyakarta, Solo, dan Surabaya. Untuk di kota-kota selain Jakarta akan digelar acara besar-besaran.
"Kalau yang daerah lain mungkin agak besar-besaran. Kalau Jakarta simbolis saja," ungkapnya. Menurut Unggun, acara nantinya akan digelar di satu tempat saja. Namun hingga kini Unggun masih belum mendapatkan tempat yang pas untuk acara yang controversial itu.
"Bukan konvoi. Begitu dikibarkan (bendera Israel) dengan doa untuk perdamaian dunia. Kemudian kita turunkan lagi. Sudah selesai," ujarnya. Unggun mengaku tidak mengundang tokoh-tokoh Indonesia. Unggun khawatir hal ini menimbulkan kontroversi. Unggun pun sudah mempersiapkan jika memang ada kelompok-kelompok yang tidak setuju dengan acara ini.
"Teman-teman juga khawatir. Apalagi mereka awam. Tapi saya akan menghargai. Saya lakukan aksi damai. Saya antikekerasan," katanya. Unggun juga mengatakan, akan tetap menyelenggarakan acara ini jika nanti ada imbauan agar tidak dilaksanakan. "Ya kalau ada imbauan misalnya dari kepolisian, saya tidak mengurunkan niat. Tapi saya menghargai imbauan itu. Misalnya mengubah tempat atau susunan acaranya," tandasnya.
Acara yang akan diselenggarakan Unggun ini sangat riskan. Dan orang mudah curiga bahwa ia telah dibayar atau disponsori oleh Israel dan AS. Sebagaimana diketahui, Duta Besar Israel untuk Singapura sering melakukan kunjungan diam-diam ke Jakarta untuk membangun hubungan dengan pihak-pihak yang berpengaruh di bidang politik yang mau bekerja sama dengan Israel. Bukan tidak mungkin Unggun adalah orang yang dicari Israel untuk melaksanakan agendanya di Indonesia.
Sebagai negara terbesar di Asia Tenggara dan negara dengan populasi Muslim terbesar di Indonesia, Israel sejak dulu mengincar Indonesia untuk membuka hubungan diplomatic dengan Israel. Diharapkan, bila Indonesia telah berdamai dengan Israel akan terjadi efek domino, yakni sejumlah negara Islam seperti Malaysia, Brunei, Pakistan, dan negara-negara non-Arab di Afrika akan mengikuti jejak Indonesia sehingga semakin melemahkan perjuangan Palestina. Pada gilirannya, Israel akan mendikte syarat-syarat perdamaiannya dengan Palestina.
Selain politik, Israel juga mengincar pasar Indonesia yang sangat potensial. Dengan penduduk sebesar 240 juta jiwa dengan pendapatan per kapita sebesar 3.000 dollar AS per tahun, Indonesia menyediakan pasar yang besar bagi produk-produk Israel seperti alat-alat modal, komoditas pertanian, dan peralatan militer yang canggih. Hal-hal inilah yang membuat mantan PM Israel seperti Shimon Peres dan mendiang PM Yitzhak Rabin berkunjung ke Jakarta secara rahasia pada tahun 1994 untuk menawarkan pembukaan hubungan diplomatik kedua negara.
Acara yang akan diselenggarakan Unggun dan kawan-kawan ini ditengarai sebagai langkah awal menciptakan komunitas Israel di Indonesia secara terbuka yang kelak diharapkan akan memainkan peran penting bagi pemulihan hubungan Indonesia-Israel. Namun, aksi Unggun yang sangat berani ini bisa jadi akan berujung pada konflik fisik yang mengganggu stabilitas politik Indonesia.
No comments:
Post a Comment