Mein Odop |
Perempuan Kehilangan Peran dalam Pelestarian Lingkungan
Oleh Ubay KPI
Sahabat Lingkungan Kalimantan Barat (SALAK) bersama Walhi Kalbar bekerjasama dengan Rektorat Universitas Panca Bhakti Pontianak mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terus memperhatikan lingkungan dengan melaksanakan dialog publik bertajuk “Perempuan, Lingkungan dan Perubahan Iklim” di Rektorat UPB Pontianak, Jumat (20/5) dua hari lalu.
Kegiatan yang menghadirkan beberapa pemateri di antaranya DPD Dapil Kalbar, PKK Kalbar, dan Rektorat UPB tersebut mengusung tema Resparasi Lingkungan Kalbar, agar Indonesia Pulih merupakan rangkaian dari peringatan Hari Bumi yang bertepatan dengan tanggal 22 April.
Selain dialog publik, kegiatan juga dirangkai dengan penanaman pohon bersama di lingkungan Universitas Tanjung Pura dan UPB Pontianak.
Ketua Panitia, Mein Odop menjelaskan dialog mengenai “Perempuan, Lingkungan dan Perubahan Iklim” dipilih karena perempuan dalam perannya sebagai pengelola rumah tangga, telah banyak berinteraksi dengan lingkungan dan sumber daya alam. Itulah mengapa, dalam beberapa kajian alam semesta acapkali disimbolkan dengan perempuan atau ibu. Sebab kearifan perempuan dalam pengelolaaan lingkungan telah banyak memiliki makna positif. “Sayangnya selama ini peran tersebut terus direduksi sehingga perempuan kehilangan peranannya melestarikan lingkungan. Padahal dampak kerusakan lingkungan lebih banyak dirasakan oleh mereka,” ujarnya.
Dengan itu, pemerhati lingkungan Kalimantan Barat yang merupakan jantung dunia ini mengharapkan perubahan iklim sebagai istilah sekaligus peristiwa alam yang belakangan ini muncul, telah mengejutkan kesadaran manusia untuk lebih memperhatikan, memelihara dan melestarikan lingkungan. Namun jauh sebelum perubahan iklim ini terjadi, kaum perempuan telah tergugah pikiran sekaligus batinnya untuk melakukan penyelamatan lingkungan. Jauh sebelum orang menyadari dampak dari perubahan iklim karena pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara serakah, perempuan telah melestarikan lingkungan sekitarnya secara bersahaja. Sebab itu, tidak heran bila di Indonesia, penyelamatan dan pelestarian lingkungan lebih banyak dilakukan oleh kaum perempuan, terutama ibu rumah tangga,
“Perempuan di desa-desa yang miskin dan hanya bekerja sebagai buruh tani. Namun karena pembangunan yang timpang atas pentingnya peran mereka dalam menjaga ekosistem bumi, lahan-lahan pertanian mereka telah direbut dan digantikan dengan lahan-lahan industri. Meski begitu kaum perempuan terus berbuat dalam rangka pelestarian lingkungan hidup,” ujar Mein Odop.
Dengan kegiatan ini ia juga berharap mampu membuka mata semua masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
Sahabat Lingkungan Kalimantan Barat (SALAK) bersama Walhi Kalbar bekerjasama dengan Rektorat Universitas Panca Bhakti Pontianak mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terus memperhatikan lingkungan dengan melaksanakan dialog publik bertajuk “Perempuan, Lingkungan dan Perubahan Iklim” di Rektorat UPB Pontianak, Jumat (20/5) dua hari lalu.
Kegiatan yang menghadirkan beberapa pemateri di antaranya DPD Dapil Kalbar, PKK Kalbar, dan Rektorat UPB tersebut mengusung tema Resparasi Lingkungan Kalbar, agar Indonesia Pulih merupakan rangkaian dari peringatan Hari Bumi yang bertepatan dengan tanggal 22 April.
Selain dialog publik, kegiatan juga dirangkai dengan penanaman pohon bersama di lingkungan Universitas Tanjung Pura dan UPB Pontianak.
Ketua Panitia, Mein Odop menjelaskan dialog mengenai “Perempuan, Lingkungan dan Perubahan Iklim” dipilih karena perempuan dalam perannya sebagai pengelola rumah tangga, telah banyak berinteraksi dengan lingkungan dan sumber daya alam. Itulah mengapa, dalam beberapa kajian alam semesta acapkali disimbolkan dengan perempuan atau ibu. Sebab kearifan perempuan dalam pengelolaaan lingkungan telah banyak memiliki makna positif. “Sayangnya selama ini peran tersebut terus direduksi sehingga perempuan kehilangan peranannya melestarikan lingkungan. Padahal dampak kerusakan lingkungan lebih banyak dirasakan oleh mereka,” ujarnya.
Dengan itu, pemerhati lingkungan Kalimantan Barat yang merupakan jantung dunia ini mengharapkan perubahan iklim sebagai istilah sekaligus peristiwa alam yang belakangan ini muncul, telah mengejutkan kesadaran manusia untuk lebih memperhatikan, memelihara dan melestarikan lingkungan. Namun jauh sebelum perubahan iklim ini terjadi, kaum perempuan telah tergugah pikiran sekaligus batinnya untuk melakukan penyelamatan lingkungan. Jauh sebelum orang menyadari dampak dari perubahan iklim karena pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara serakah, perempuan telah melestarikan lingkungan sekitarnya secara bersahaja. Sebab itu, tidak heran bila di Indonesia, penyelamatan dan pelestarian lingkungan lebih banyak dilakukan oleh kaum perempuan, terutama ibu rumah tangga,
“Perempuan di desa-desa yang miskin dan hanya bekerja sebagai buruh tani. Namun karena pembangunan yang timpang atas pentingnya peran mereka dalam menjaga ekosistem bumi, lahan-lahan pertanian mereka telah direbut dan digantikan dengan lahan-lahan industri. Meski begitu kaum perempuan terus berbuat dalam rangka pelestarian lingkungan hidup,” ujar Mein Odop.
Dengan kegiatan ini ia juga berharap mampu membuka mata semua masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
No comments:
Post a Comment