Monday, 16 May 2011

Malam

Malam

Oleh Kembang Anggrek
 
Sketsa Malam Datang Bersamaan Dengan Terbenamnya Mega Keemasan Di Langit Jingga, Yang Semakin Lama Semakin Membangkitkan Duka Dan Nestapa Di Antara Puing-Puing Akal Manusia . . . .

Suara Awan Yang Ikut Berarak Pelan Terasa Sangat Kelam Dan Menakutkan, Ditemani Kesunyian Diri Yang Terlalu Merendahkan, ('Bahkan') Menafikan Arti Cita Di Depan Mata Tak Bertahta . . . .

Rentetan Peristiwa Masa Lalu Seakan Menusuk Keras Tulang Tengkorak, Dengan Tanpa Bosan Dan Rasa Bersalah, Ia Sisakan Timbunan Luka Yang Tak Berhenti Menganga . . . .

Segala Bentuk Prasangka Tak Lelah Mengiris Ulu Hati Dan Jiwa, Seraya Bergegas Menyiapkan Bara Api Terpanas Untuk Memanggang Keduanya, Sampai Hangus Tak Bersisa . . . .

Fatamorgana Yang Melukiskan Goresan-Goresan Warna Dari Pelangi Semesta, Telah Merajam Semua Harapan Yang Selama Ini Tumbuh Dan Terjaga, Dengan Terus Menggali Dan Mengubur Harapan Itu Dalam-Dalam, Sedalam Inti Bumi Ini Berada . . . .

Lembar Kata Yang Terangkum Indah, Tak Lebih Dari Sepasang Sandal Usang, Berhiaskan Keletihan Masa Yang Tak Pernah Berhenti Melangkah, Dan Dengan Pasti Ia Terus Mengenakan Kedua Sandal Itu Diantara Jari-Jari Manisnya Yang Semakin Merenta . . . .

@_fa

No comments:

Post a Comment