Gubernur dan Jurnalis Saksikan Pemutaran Perdana Film Batas
Oleh Ubay KPI
Oleh Ubay KPI
Pemutaran perdana film Batas “Antara Keinginan dan Kenyataan” garapan sutradara sekaligus pemeran utamanya Marcella Zalianty di bioskop XXI Ayani Mega Mall Pontianak mendapat sambutan penonton. Bahkan Gubernur Kalbar Cornelis dan keluarga bersama para jurnalis turut menyaksikan film yang mengambil lokasi syuting di Dusun Suluh Tembawang, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau itu.
Menurut petugas bagian ticketing bioskop XXI Mega Mall, penonton paling ramai pada pukul 19.00. tiket pada waktu tersebut habis terjual. Begitu pun pemutaran pada pukul 21.15 WIB.
Usai menyaksikan film Batas yang bercerita tentang minimnya keinginan masyarakat Dayak di perbatasan untuk sekolah serta kurangnya tenaga pendidik di sana, Cornelis menyampaikan pesan yang diambil dari film Batas sangat jelas yakni untuk memperhatikan pendidikan anak dengan sekolah.
“Masyarakat sendiri juga harus berusaha sendiri untuk merubah nasibnya. Salah satunya dengan sekolah. Dan pemerintah baik pusat maupun daerah kiranya bisa mengambil pesan yang disampaikan dalam film tersebut,” ungkapnya.
Karolin Margret Natasa juga menyampaikan film Batas merupakan salah satu sisi potret nyata tentang perbatasan. Dari persoalan yang ada, baik pusat dan daerah harus cepat melakukan tindakan tentang apa yang telah tergambar jelas dalam film Batas itu. “Dengan film Batas kita harus berterima kasih dan menghargai karya mereka,” katanya.
Salah satu penonton mengaku sangat tergugah hatinya usai menonton film Batas. Apa yang terjadi di Perbatasan tidak sama dengan yang dirasakan di Pontianak apalagi Jakarta. “Saya belum pernah ke sana, dan saya baru tahu potret di sana melalui film itu. Nasib mereka terutama dalam pendidikan sangat memprihatinkan. Dan saya berharap pemerintah segera bertindak untuk kemajuan daerah dan bangsa,” ujar Windi.
Menurut petugas bagian ticketing bioskop XXI Mega Mall, penonton paling ramai pada pukul 19.00. tiket pada waktu tersebut habis terjual. Begitu pun pemutaran pada pukul 21.15 WIB.
Usai menyaksikan film Batas yang bercerita tentang minimnya keinginan masyarakat Dayak di perbatasan untuk sekolah serta kurangnya tenaga pendidik di sana, Cornelis menyampaikan pesan yang diambil dari film Batas sangat jelas yakni untuk memperhatikan pendidikan anak dengan sekolah.
“Masyarakat sendiri juga harus berusaha sendiri untuk merubah nasibnya. Salah satunya dengan sekolah. Dan pemerintah baik pusat maupun daerah kiranya bisa mengambil pesan yang disampaikan dalam film tersebut,” ungkapnya.
Karolin Margret Natasa juga menyampaikan film Batas merupakan salah satu sisi potret nyata tentang perbatasan. Dari persoalan yang ada, baik pusat dan daerah harus cepat melakukan tindakan tentang apa yang telah tergambar jelas dalam film Batas itu. “Dengan film Batas kita harus berterima kasih dan menghargai karya mereka,” katanya.
Salah satu penonton mengaku sangat tergugah hatinya usai menonton film Batas. Apa yang terjadi di Perbatasan tidak sama dengan yang dirasakan di Pontianak apalagi Jakarta. “Saya belum pernah ke sana, dan saya baru tahu potret di sana melalui film itu. Nasib mereka terutama dalam pendidikan sangat memprihatinkan. Dan saya berharap pemerintah segera bertindak untuk kemajuan daerah dan bangsa,” ujar Windi.
No comments:
Post a Comment