Belasan Tahun Jalan Bekas TPA Tak Diperhatikan
Oleh Ubay KPI
Jalan perbatasan Kota Pontianak paling timur di Kecamatan Pontianak Utara yang berdampingan dengan Sungai Malaya sebagai pemisah kota dan kabupaten yang belasan tahun lalu difungsikan sebagai tempat pembuangan akhir sampai saat belum mendapat perhatian dari Pemerintah Kota Pontianak.
Jalan yang menjadi akses penduduk Kubu Raya yang berada di Desa Mega Timur sebelah utara untuk ke kota tersebut belum tersentuh pembangunan. Bahkan, jalan amat susah untuk dilalui karena bekas aspal yang ditambal sulam.
Pasca pembuangan sampah dipindah ke Jalan Kebangkitan Nasional, nyaris ‘bekas jalan TPA’ terlepas kontrol pembangunan. Hal ini banyak mengundang tanya bagi penduduk perbatasan kota yang merasa dianak tirikan oleh pemerintah kota lantaran akses jalan yang tidak pernah diperhatikan.
Seperti yang dikatakan salah satu warga, Rusdi mengatakan, sudah belasan tahun jalan tersebut dibiarkan begitu saja. Padahal menurutnya jalan tersebut digunakan warga untuk mensuplai hasil perkebunannya ke Kota Pontianak.
“Kami merasa sangat dianaktirikan, sebab sejak sebelum tahun 2000 jalan ini memang tidak pernah dibangun. Jangankan dibangun, ditinjau saja kayaknya ndak pernah. Mana peran pemerintah yang ingin mensejahterakan masyarakatnya,” ujar Rusdi.
Mengenai hal ini, Anggota DPRD Kota Pontianak Dapil Pontianak Utara, Midin saat dihubungi kemarin sore mengatakan jalan tersebut pernah dibicarakan di rapat anggota dewan, hanya saja terjadi tarik ulur antara Pemkot dan Pemprov. Salah satunya saling menuding bagian hak. Namun, Pemkot sudah mengambil niat baik akan memperbaiki jalan tersebut dalam waktu dekat dengan menggunakan dana Pemkot.
Kepala Dinas PU Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, saat dikonfirmasi kemarin sore menjelaskan, PU Kota Pontianak telah menganggarkan untuk perbaikan tambal sulam jalan tersebut. PU akan menganggarkan di tahun 2012 untuk melakukan perbaikan. “Kita sudah membicarakan hal itu, dan kita akan anggarkan tahun 2012 nanti. Nanti juga akan kami tinjau ke lapangan sejauh mana kerusakan jalan tersebut. Kami bukan tidak memperhatikan, namun karena anggaran yang tidak memadai untuk pembangunan sampai ke situ,” jelas Edi Kamtono.
No comments:
Post a Comment