Friday 1 April 2011

Ahmad Jais

Ahmad Jaiz
Yang Muda yang Terpilih
Oleh Yusriadi

Ahmad Jais. Usianya masih muda. Lahir tahun 1970. Namun, penampilan yang kalem memperlihatkan kewibawaannya. Dia nampak wara’. Gaya bicaranya lembut. Bicaranya sedikit, namun yang keluar dari mulutnya, berisi.
Penampilan ini menjadi daya tariknya. Daya tarik yang membuat orang menetapkan pilihan padanya sekalipun masih muda. Akhirnya, dia terpilih sebagai ketua wilayah Muhammadiyah Kalbar.
Sejak Musyawarah Wilayah Muhammadiyah di Sintang tahun 2005, Ahmad Jais sudah dipilih. Waktu itu dia mendapat suara terbanyak dalam pemilihan pengurus Muhammadiyah Kalbar, dengan perolehan 97 suara.
Seharusnya, waktu itu, sebagai pemenang dia bisa menjadi ketua wilayah Muhammadiyah Kalbar. Tetapi, dia tidak mau mengemban amanah itu.
“Dahulu saya menolak, karena saya lihat Muhammadiyah besar. Saya masih terlalu muda untuk memimpin Muhammadiyah Kalbar, termasuk amal usahanya. Saya juga tidak memiliki banyak hubungan keluar. Pada sisi lain, saya masih lihat ada senior saya, Pak Pabali, yang saya anggap layak. Layak dari sisi ilmu dan lama masa di Muhammadiyah, dan sebagainya”.
Ahmad Jais merasa masih baru karena dia baru bergabung dalam Muhammadiyah sejak tahun 1990. Waktu itu dia bergabung melalui Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Surakarta, Solo.
Karena itulah pada periode itu, Ahmad Jais meminta Pabali Musa menjadi ketua wilayah. “Saya meminta beliau mengemban amanah itu”.
Rupanya, pengurus Muhammadiyah tidak berhenti berharap pada Ahmad Jais. Malah, agaknya, sikap mengalah dia pada periode sebelumnya membuatnya orang di bawahnya semakin tertawan hatinya. 
Lalu, pada saat pemilihan anggota Majelis Muhammadiyah, yaitu anggota 13 Muhammadiyah, di Pontianak, 1 Januari 2011 lalu, pilihan kembali jatuh kepada beliau. Dari 147 pemilih, 129 suara mempercayakan Ahmad Jais masuk dalam anggota 13 Muhammadiyah Kalbar.
Keunggulan Ahmad Jais kali ini juga istimewa. Sebab, walaupun 5 tahun sudah berlalu, namun, dia masih terhitung muda lagi. Muda dari sisi usia dan pendidikan, dan juga muda dari sisi kiprah  -- maksudnya kiprah di luar Muhammadiyah, setidaknya dibandingkan dengan banyak calon lainnya.
Dalam deretan nama orang yang masuk dalam Majelis Muhammadiyah, ada nama Oscar Primadi dan Haitami Salim, dua kandidat Walikota Pontianak, dan juga Pabali Musa yang menjadi calon wakil Bupati Sambas. Selain itu ada juga nama seperti Nursyam, Mulyadi, Abdul Samad, Hamka Siregar, dll.
Ahmad Jais mengaku tidak ada menggalang dukungan untuk maju kali ini. Tidak ada ajakan dan seruan dalam pemilihan.
“Saya juga tidak pernah bercita-cita jadi ketua Wilayah Muhammadiyah.
Bahkan, saya juga tidak menyiapkan pidato iftitah”.
Pidato iftitah maksudnya pidato pembukaan seorang ketua terpilih pada rapat perdana anggota 13 Muhammadiyah.
Dia juga tidak menggunakan pakaian khusus untuk menyambut kemenangan itu. Pada saat pemilihan, dia hanya mengenakan baju batik biasa. Bukan jas dan tidak berdasi.
Perolehan suara terbanyak belum menentukan seseorang  menjadi ketua wilayah Muhammadiyah. Keputusan siapa yang akan menjadi ketua ditentukan dalam musyawarah mufakat tim formatur –yaitu 13 orang yang meraih suara terbanyak dalam pemilihan. Rapat itu dilaksanakan jam 12 malam tanggal 1 Januari.
Pabali Musa yang memimpin rapat itu menyampaikan penegasan. Pemilihan sudah selesai. Sudah diketahui hasilnya, siapa yang mendapat suara terbanyak. Seperti juga di pusat, ketua terpilih Din Syamsudin adalah peraih suara terbanyak, Pabali menghendaki di Kalbar juga begitu. Ahmad Jais yang memperoleh suara terbanyak diharapkan memimpin Muhammadiyah.  
Selain itu, alasan masih terlalu muda, alasan belum lama di Muhammadiyah, dan alasan tidak punya jaringan keluar, disanggah oleh beberapa pengurus Muhammadiyah. Kiprah Ahmad Jais di Muhammadiyah terhitung sudah lama.  
“Dalam rapat itu semuanya meminta saya tidak lagi menolak seperti sebelumnya,” katanya.
“Jabatan ini adalah amanah. Kalau semua mengamanahkan saya tidak bisa lagi menolak,” tambahnya.
Ahmad Jais juga mengaku bahwa dia sempat panas dingin ketika ditunjuk menjadi ketua. Maklum, amanah itu dirasakannya sangat berat. Muhammadiyah Kalbar adalah organisasi yang besar.  Dan, dia tahu, sebagai Ketua Wilayah kelak, dia bukan saja mengurus organisasi Muhammadiyah, tetapi juga akan ikut terlibat dalam kegiatan amal usaha Muhammadiyah. Dalam bidang ini ternasuk lembaga pendidikan Muhammadiyah.
“Ini yang saya pikirkan jika jadi pemimpin Muhammadiyah”.
Lalu, setelah terpilih apa yang akan dilakukan? Ahmad Jais mengatakan dia akan melaksanakan keinginan bersama yang sudah direkomendasi dalam kongres, dan juga program yang sudah dibicarakan dalam rapat komisi.
Di antara keinginan bersama itu adalah peningkatan konsolidasi organisasi, agar pimpinan wilayah bisa memberikan semangat, bimbingan dan lain-lain kepada daerah. Untuk itu dia merencanakan akan membagi wilayah kerja bagi anggota pengurus yang terpilih. Selain itu, ada keinginan bersama menerapkan system satu pintu dalam pengelolaan keuangan amal usaha Muhammadiyah.
Ahmad Jais berazam akan berusaha melakukan yang terbaik dan mengemban amanah yang diberikan. Selamat berkerja dan semoga sukses.

No comments:

Post a Comment