CRID: Tingkatkan Toleransi untuk NKRI
Oleh Ubay KPI
Di ulang tahunnya yang kelima, Centre for Research and Inter Religious Dialogue (CRID) berkomitmen meningkatkan toleransi untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang digelar di ruang Nusantara I, Wisman Nusantara Pontianak, Sabtu (1/10) pagi hingga siang kemarin.
Perayaan ulangtahunnya, sekaligus dirangkai dengan seminar bertemakan ”Meneguhkan Toleransi demi Menjaga Keutuhan NKRI” menghadirkan tiga narasumber. Yakni, Romo Heru Prakoso dari KWI, Imdadun Rahmat sebagai Wakil Sekjen PBNU Pusat, dan Romo Johanes Robini Marianto sebagai Direktur CRID. Seminar dipandu oleh Mohammad, Ketua PC. GP. Anshor.
Sebelum seminar kemarin, dilaksanakan presentasi penelitian yang dilakukan CRID berjudul “Derajat Toleransi di Kalimantan Barat” yang disampaikan Nur Hafid, dan penyerahan cinderamata oleh keynote speaker, Paulus Florus kepada Ketua DPRD Kota Pontianak, Hartono Azas.
Paulus Florus menjelaskan, CRID akan terus mengembangkan bentuk-bentuk dialog kehidupan untuk kedamaian, keadlian, dan kesejahteraan masyarakat. Karenanya, toleransi sangat perlu ditumbuhkembangkan dalam dialog kehidupan sehari-hari, agar Kalimantan Barat dengan sejarah konflik bernuansa etnik yang biasanya diprovokasi antar pemeluk agama, dan dengan penduduk yang memang multi etnis meredam dengan sebuah sikap toleran.
Mengenai komitmen CRID dalam mewujudkan sebuah toleransi untuk kedamaian ini, Ketua IPNU Kalimantan Barat, Nuruddin menilai positif untuk kedamaian Kalimantan Barat ke depan. Begitu juga dengan pergerakan generasi muda. Yang kadang mudah sekali terpancing dengan unsur SARA. Mampu diredam dengan sebuah komunikasi yang antara antar organisasi agama, dan lainnya.
Perayaan ulangtahunnya, sekaligus dirangkai dengan seminar bertemakan ”Meneguhkan Toleransi demi Menjaga Keutuhan NKRI” menghadirkan tiga narasumber. Yakni, Romo Heru Prakoso dari KWI, Imdadun Rahmat sebagai Wakil Sekjen PBNU Pusat, dan Romo Johanes Robini Marianto sebagai Direktur CRID. Seminar dipandu oleh Mohammad, Ketua PC. GP. Anshor.
Sebelum seminar kemarin, dilaksanakan presentasi penelitian yang dilakukan CRID berjudul “Derajat Toleransi di Kalimantan Barat” yang disampaikan Nur Hafid, dan penyerahan cinderamata oleh keynote speaker, Paulus Florus kepada Ketua DPRD Kota Pontianak, Hartono Azas.
Paulus Florus menjelaskan, CRID akan terus mengembangkan bentuk-bentuk dialog kehidupan untuk kedamaian, keadlian, dan kesejahteraan masyarakat. Karenanya, toleransi sangat perlu ditumbuhkembangkan dalam dialog kehidupan sehari-hari, agar Kalimantan Barat dengan sejarah konflik bernuansa etnik yang biasanya diprovokasi antar pemeluk agama, dan dengan penduduk yang memang multi etnis meredam dengan sebuah sikap toleran.
Mengenai komitmen CRID dalam mewujudkan sebuah toleransi untuk kedamaian ini, Ketua IPNU Kalimantan Barat, Nuruddin menilai positif untuk kedamaian Kalimantan Barat ke depan. Begitu juga dengan pergerakan generasi muda. Yang kadang mudah sekali terpancing dengan unsur SARA. Mampu diredam dengan sebuah komunikasi yang antara antar organisasi agama, dan lainnya.