Tuesday, 8 November 2011

Membuang Image Kekerasan Senior

Membuang Image Kekerasan Senior
Oleh Ubay KPI
 
Orientasi mahasiswa baru seakan menjadi momok menakutkan. Di mata masyarakat, orientasi mahasiswa baru identik dengan kekerasan berdalih balas dendam oleh senior kepada junior. Himpunan Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (HM-PPKn) STKIP Pontianak mencoba menghapus image tersebut dengan menggelar momen keakraban antara senior dan junior.
Kegiatan yang dilaksanakan pasca orientasi secara keseluruhan STKIP Pontianak beberapa waktu lalu berlangsung di Aula Kampus I STKIP Pontianak. Mengenakan kaos berwarna kuning, khas Program Studi PPKn, mahasiswa baru duduk melasah di aula. Bersama dengan pengurus HM-PPKn dan senior.
Bertajuk Malam Keakraban (Makrab) tersebut, mengharap suatu tujuan terbentuknya rasa persaudaraan dan kebersamaan antar mahasiswa Program Studi PPKn STKIP Pontianak.
Malam keakraban yang sedianya akan diiringi dengan hiburan band kampus tersebut tak seperti pada biasanya. Pasalnya, sebelum kegiatan berlangsung, pada sore harinya civitas akademika STKIP Pontianak dirundung duka. Salah satu dosen STKIP Pontianak Program Studi Geografi berpulang keharibaan Tuhan Yang Maha Esa.
Ketua Panitia Makrab, Alo menuturkan, band kampus yang sedianya akan mengisi hiburan diurungkan karena panitia tidak ingin bahagia di atas duka. Meski konsentrasi panitia pecah disebabkan kabar tersebut, Makrab tetap dilaksanakan. Karena musibah itu juga, Ketua Program Studi PPKn yang pada awalnya akan hadir, mengurungkan kehadirannya.
Alo menambahkan, selain untuk membunuh image buruk tentang kekerasan senior terhadap junior di kampus, juga untuk memelihara dan memperkenalkan apa saja program HM-PPKn selama satu periode, serta meningkatkan hubungan lebih erat, saling memiliki antar mahasiswa.
Salah satu mahasiswa baru Program Studi PPKn, Yusi asal Sintang mengungkapkan, sudah tidak ada lagi kekerasan oleh senior terhadap junior dalam orientasi. Karenanya, Yusi sangat menyambut baik terhadap sikap yang dilakukan senior dalam membimbing junior. “Dulu saya sangat mengkhawatirkan sikap anarkis senior, tapi setelah masuk, syukur itu sudah tidak ada,” ujarnya.
Yusi berharap, langkah dilaksanakannya Makrab oleh senior merupakan suatu solusi hangat dan mengompori mahasiswa baru memacu diri setelah masuk dalam perguruan tinggi. Khususnya, mencontoh senior yang sukses dengan nilai yang baik.
Marta asal Sambas juga berpendapat, Ospek mahasiswa baru sudah sangat baik, selain pengenalan akademik, senior juga memberikan pengalaman yang sangat berkaitan dengan perjalanan di kampus.

No comments:

Post a Comment