Saturday, 27 August 2011

Mempertahankan Ibadah Ramadan

Mempertahankan Ibadah Ramadan
Oleh: Cucu
Kedatangan bulan Ramadan selalu dinanti dan dirindukan sebagian besar kaum muslimin.  Hal ini karena mereka meyakini bahwa bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh barakah, yakni bulan yang dapat memberikan perubahan baik bagi siapa pun yang memanfaatkannya dengan berbagai amalan ibadah. Maka dari itu tidak heran jika di bulan Ramadan masjid-masjid menjadi sempit dan sesak dengan jama’ah yang menjalankan salat berjamaah khususnya di malam hari. Begitu juga di siang hari warung-warung atau rumah makan kebanyakan tutup tidak berjualan.  Namun sayang, keadaan ini hanya bertahan sampai hari keempat atau kelima atau paling lama hanya sampai satu minggu. Berdasarkan obrol-obrol dan pengamatan singkat, memasuki hari kelima masjid-masjid mulai menjadi luas kembali, jamaah salat malam mulai berkurang. Begitu juga para penjual makanan dan minuman, mereka tidak segan-segan mulai membuka warungnya di siang hari.
Untuk meraih sukses, termasuk meraih kemuliaan di bulan Ramadan, memerlukan perjuangan dan kesungguhan.  Di antara syarat kesuksesan suatu perbuatan atau ibadah adalah niat yang ditanamkan di awal. Namun kenyataan, niat yang baik, niat yang mulia, yang dicita-citakan setinggi langit seringkali gagal diraih. Hadis nabi yang menegaskan bahwa “Yang dianggap bagi setiap orang adalah apa yang ia niatkan”, tentu bukan sekedar niat yang seringkali dipahami hanya berupa kata-kata atau kalimat yang dilafalkan di awal perbuatan/ibadah. Akan tetapi, untuk dapat mewujudkan harapan atau tujuan ibadah tersebut, Niat mesti selalu dijaga dan diingat sepanjang atau ketika menjalankan ibadah tersebut. Sehingga ketika muncul rasa malas, letih, kebosanan, atau godaan dari luar, maka akan dapat mempertahankan dan mengusahakan agar tetap dapat menjalankan ibadah dengan baik yakni sesuai dengan tuntunan syari’at. Tidak cukup sampai di situ, amalan yang sudah selesai dijalankan, harus terus dijaga dan dipelihara dari berbagi penyakit yang seringkali merusak bahkan menghanguskan nilai ibadah tersebut. Di antara penyakit tersebut adalah perasaan bangga dapat menyelesaikan ibadah, menganggap rendah kepada mereka yang tidak beribadah, merasa lebih atau paling baik karena telah beribadah. Dengan selalu menjaga niat yang tulus yakni mencari ridha Allah SWT, dan menjaga amalan, insya Allah apa yang dilakukan akan menghasilkan amalan atau perbuatan yang paling baik. Di dalam surah Al-Mulk ayat 2, ditegaskan bahwa yang akan meraih sukses dalam kehidupan, bukan mereka yang banyak amalnya, tetapi mereka yang paling baik dalam beramal (ahsanu ‘amala). Di antara ciri amal yang baik, adalah: (a) tulus dalam menjalankan ibadah/ meraih ridha Allah; (b) ibadahnya sesuai dengan ketentuan Allah dan rasulNya.
Sekali lagi, agar dengan berpuasa dapat meraih kemuliaan yang dijanjikan Allah di surat Al-Baqarah: 183, maka niat harus tetap  dijaga , di awal, di pertengahan dan setelah beribadah. inilah di antara “benteng pertahanan” dalam beribadah khususnya selama ibadah Ramadan.
(Penulis adalah Dosen STAIN Pontianak)

No comments:

Post a Comment