Refleksi Ibadah Bulan Ramadan
Oleh: Dra. Rianawati, M.Pd
Oleh: Dra. Rianawati, M.Pd
Refleksi amaliyah Ramadan bukan sekedar bulan untuk menunaikan ibadah puasa dan juga bukan bulan yang hanya mengingatkan umat Islam tentang turunnya Alquran. Ternyata, Ramadan juga termasuk bulan yang 'mengkader' umat Islam untuk menjadi manusia sukses dan berprestasi. Spirit kesuksesan itu nyaris setiap hari dirasakan oleh setiap muslim. Karena rutinitas aktivitas yang ada di Ramadan, sejatinya, membimbing orang-orang yang menjalankan ibadah puasa agar mencapai predikat Muttaqin (Al-Baqarah [2] :183).
Predikat Muttaqin bukanlah predikat yang mudah untuk diraih. Predikat yang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan untuk mendapatkannya. Karena itu, Rasul SAW pernah bertutur, "Berapa banyak orang yang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa, kecuali hanya lapar dan dahaga". Artinya, puasa yang dilakukan bukan sekedar menahan diri dari segala yang membatalkan sejak terbit fajar hingga terbenam matahari, tapi juga membutuhkan 'point-point' yang membuat puasa itu mendapatkan 'nilai' yang istimewa, yaitu perbanyak ibadah-ibadah sunnah, seperti salat tarawih, salat tahajud, salat witir, salat tasbih, salat taubat, salat dhuha, ‘itikaf di masjid, berzikir, mendengar tausiyah, memperbanyak membaca Alquran, menjauhi akhlak-akhlak tercela dan dapat mengendalikan diri ketika menghadapi ujian dari Allah SWT.
Sesungguhnya berbahagialah kaum muslimin, karena Maha Puji bagi Allah SWT telah menyediakan waktu yang sangat singkat yaitu hanya 1 bulan dalam setahun sebagai sarana untuk menggapai predikat Muttaqin. Kesempatan ini amat singkat. Bila bulan ini disia-siakan begitu saja oleh kaum muslimin, maka sesungguhnya kaum muslimin dalam keadaan yang merugi. Namun sebaliknya, jika kaum muslimin dapat melaksanakan ibadah di bulan Ramadan dengan sesungguhnya, maka tidak saja Allah SWT memberikan ganjaran pahala dan nikmat yang luar biasa, tetapi kaum muslimin akan menjadi orang sukses dan berprestasi dunia dan akhirat.
Ibadah bulan Ramadan merupakan nikmat bagi kaum muslimin yang telah mencapai predikat Muttaqin. Tetapi bagi kaum muslimin pada umumnya, ibadah bulan Ramadan merupakan sarana untuk menggembleng dan melatih diri agar dapat mencapai gelar insan kamil atau predikat Muttaqin. Oleh karena itu, perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa dalam bulan Ramadan tetap harus pribadi dan menjadi jati diri seorang muslimin, sehingga dirinya siap untuk merealisasikan kemuttaqinannya itu dalam kehidupan pasca Ramadan. Na’uzubillahi min zalik, jika seorang muslim telah berjuang dengan susah payah, tetapi hasil pengorbanannya itu tidak direalisasikan pada fase kehidupan nyata pasca Ramadan.
Maha Puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan hari “kemenangan” berupa Idul Fitri setelah melalui perjuangan selama satu bulan Ramadan kepada kaum muslimin, sehingga kaum muslimin pada saat ini mencapai derajat kembali fitri dan suci. Pertahankan terus kesucian itu.
No comments:
Post a Comment