Mengatur Diri di Bulan Puasa
Oleh: Budiman, S.Ag, M.Si
Oleh: Budiman, S.Ag, M.Si
Orang-orang mukmin yang memiliki ambisi kuat untuk meraih banyak kebaikan di bulan puasa sudah tentu memiliki rencana yang matang untuk memasuki bulan yang penuh berkah ini. Baik yang terkait dengan persiapan-persiapan menyambut datangnya bulan puasa maupun program-program amal shaleh selama sebulan penuh. Oleh sebab itu, mengingat besarnya pahala amal di bulan puasa dan banyaknya amal shaleh yang dapat dilakukan selama bulan ini, maka segalanya perlu diatur dan ditata agar dapat dilaksanakan sesuai dengan kaidah-kaidah syariah serta bermanfaat dunia-akhirat.
Pembiasaan diri lewat pengurangan makan dan minum ini teramat jitu, jika kita berpuasa sebenarnya puasa, maka syaraf-syaraf tubuh lainnya juga akan berpuasa dengan sendirinya. Syaraf mata, menjadi tidak gairah memandang sesuatu yang bernafsu, begitu juga syaraf lainnya yang jumlahnya miliaran syaraf. Sejumlah miliaran syaraf itu, bersumber dari perut yang hanya dapat dikendalikan melalui puasa. Jika masih ada pelanggaran mata dan anggota tubuh lainnya ketika berpuasa, maka puasanya berarti belum disebut berpuasa, hanya “tahap pemanasan” sebagai tahap awal untuk melakukan puasa sebenarnya.
Di antara hal-hal yang perlu kita atur di bulan puasa tersebut antara lain: “Mengatur Hati” untuk mencapai amal yang berkualitas, seorang mukmin harus memiliki hati yang bersih, dengan hati yang bersih, seorang mukmin memulai puasa dan melaksanakan semua amaliyah puasa dengan niat yang ikhlas yaitu mendapatkan ridha Allah SWT. Semata, dan dengan hati yang bersih pula, seseorang lebih bisa menahan hawa nafsu serta dorongan-dorongan untuk berbuat maksiyat lainnya.
“Mengatur Waktu” sangat rugi orang yang mengisi siang hari puasa dengan kegiatan yang tidak bermanfaat atau tidur semata dan amat sangat rugi orang yang menghabiskan malam-malam bulan puasa dengan begadang atau memikirkan hal duniawi semata atau digunakan untuk tidur semalam suntuk, dengan mengatur waktu yang baik selama puasa diharapkan seorang mukmin menjadi orang yang disiplin, tepat waktu dan menghargai waktu dengan harga yang sangat mahal.
“Mengatur Tenaga” untuk sempurnanya ibadah di bulan puasa dibutuhkan kondisi fisik yang baik, karenanya kita harus menghemat energi agar tidak terbuang untuk hal-hal yang tidak bermanfaat atau duniawi semata serta mengharuskan kita untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang benar-benar halal, minimal tidak menimbulkan gangguan terhadap tubuh selama berpuasa. Dengan mengatur energi secara baik selama bulan puasa, maka diharapkan seorang mukmin menjadi sehat jasmani sehingga mampu memikul beban ibadah dan dakwah di luar puasa.
“Mengatur Harta” dalam realita kehidupan masyarakat muslim kita menjumpai peningkatan anggaran belanja selama bulan puasa melebihi bulan-bulan sebelumnya. Peningkatan itu ’biasanya’ digunakan untuk meningkatkan menu berbuka dan sahur, mempercantik rumah, membeli makanan dan minuman untuk hidangan tamu idul fitri, ongkos transportasi mudik plus oleh-olehnya, pakaian hari raya dan lain-lain. Dengan demikian, diperlukan mengatur keuangan yang tepat selama bulan puasa. Tujuannya agar harta yang kita miliki tidak habis untuk memenuhi kebutuhan jasmani semata. Tetapi ada di antaranya yang disimpan di rekening bank ukhrawi, dan hanya itulah harta kita yang sesungguhnya.
Akhirnya dengan mengatur diri di bulan puasa, kita terlatih untuk melakukan segala sesuatu dengan pertimbangan yang sangat matang, karena bulan puasa merupakan bulan latihan untuk menjadikan manusia yang bersih menuju dunia akhirat yang sempurna. Semoga dengan pengaturan diri yang maksimal di bulan puasa, mudah-mudahan dapat berimbas pada bulan-bulan berikutnya terhadap aktivitas kita sehari-hari bahkan selamanya sampai akhir hayat, Amin.
No comments:
Post a Comment