Thursday 15 September 2011

Penancapan Tiang Pertama Pasar Anggrek

Penancapan Tiang Pertama Pasar Anggrek
Pasar Tradisional Bernuansa Modern
Oleh Ubay KPI
Berada di atas lahan 3.3 hektar, Kota Pontianak akan memiliki sebuah pasar tradisional dengan nuansa modern, ialah Pasar Anggrek yang secara resmi penancapan tiang pertamanya dilakukan Wakil Walikota Pontianak, Paryadi di lokasi pasar, Jalan Ya’m Sabran Pontianak Timur, Minggu (11/9) pagi kemarin.
Pembangunan yang diperkirakan akan selesai satu tahun setengah ditandai dengan penancapan tiang pertama kemarin disaksikan pula oleh pihak perusahaan PT. Bumi Mitra Bersatu, Graha Kalindo sebagai perusahaan pemilik dan penyedia ruko strategis tersebut.
Di kawasan perdagangan tradisional bernuansa modern tersebut, akan dibangun sebanyak 160 ruko, 64 kios, dan 48 lapak yang berada di tengah-tengah kawasan perdagangan. Proyek yang dilakukan perusahaan swasta lokal tersebut sebagai pemilik lahan, nantinya akan menyerahkan segalanya kepada Pemerintah Kota Pontianak dalam pengelolaan pasar.
Wakil Walikota Pontianak, Paryadi usai penancapan tiang pertama kemarin menyatakan, inisiatif perusahaan swasta melakukan pembangunan kawasan perdagangan merupakan suatu dukungan terhadap Pemerintah Kota Pontianak dalam mengembangkan usaha masyarakat.
Dalam tata pelaksanaannya nanti, pasar tetap akan diawasi Pemerintah Kota Pontianak, mulai dari penjualan hingga pemesanan. Lebih diprioritaskan menurut Paryadi, kawasan perdagangan ini yang berada di Pontianak Timur, lebih mengutamakan kepada masyarakat Pontianak Timur untuk melakukan roda perekonomian. “Khususnya para PKL yang ada di sini (Pontianak Timur),” ujarnya.
Direktur Utama, PT Bumi Mitra Bersatu, Graha Kalindo, Anton Limbong kepada wartawan kemarin juga menjelaskan, meski pembangunan baru mulai dilakukan, animo masyarakat sudah sangat tinggi untuk mendapatkan ruko dan lapak yang ada di kawasan tersebut. “Sudah banyak masyarakat yang memesan. Mengenai harga sangat bervariasi, hingga mencapai satu miliar dan ada juga tujuh ratus juta, tergantung posisi ruko,” ujarnya.
Meskipun nantinya pembangunan ini tidak selesai dalam satu tahun setengah. Anton Limbong menerangkan, pembangunan akan dilakukan secara bertahap. Namun, kawasan perdagangan kios yang akan berada di tengah lokasi, akan menjadi prioritas utama dalam pengerjaan. “Membutuhkan dana sekitar Rp 98 miliar untuk menyelesaikan pembangunan ini. Kalaupun tidak selesai dalam waktu tersebut, nanti akan dilakukan bertahap,” terang Anton Limbong.
Kawasan perdagangan tradisional bernuansa modern ini akan dibangun sebanyak 10 blok di dalamnya. Tiga lokasi kios, dan satu lokasi lapak, serta food area.

No comments:

Post a Comment