Oleh Ubay KPI
Melalui sidang senat terbuka tahun akademik 2010/2011, Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak, resmi melepas sebanyak 177 mahasiswa DIII dan S1 pada wisuda yang dilaksanakan di Hotel Kapuas Palace, Kamis (8/9) pagi kemarin.
Dalam prosesi wisuda yang turut dihadiri PWM Muhammadiyah Kalimantan Barat, Ahmad Jais kemarin, hadir pula dari perwakilan dari Pemerintan Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, dan beberapa undangan lainnya.
Prosesi wisuda kemarin juga disertai dengan sumpah dan pelantikan mahasiswa dalam melayani kesehatan di Kalimantan Barat. Lulusan diharapkan mampu membantu kemajuan kesehatan, dan mengisi ruang kosong atau fasilitas lainnya yang masih kekurangan tenaga kesehatan.
Dalam sambutannya, Ketua STIK Muhammadiyah Pontianak, Wuriani, S. Kep. Ners menyampaikan, pada tahun ini, nilai rata mahasiswa mencapai 3,39 untuk program studi DIII, sedangkan S1 mencapai 3,31. Jumlah keseluruhan 177 mahasiswa yang diwisuda kemarin, meliputi 97 mahasiswa dari DIII keperawatan, 74 mahasiswa dari S1 Keperawatan, dan 6 mahasiswa profesi keperawatan.
“Tahun ini, nilai tertinggi untuk DIII mencapai 3.56, dan untuk S1 sedikit lebih yakni 3.58,” ujarnya.
Sambutan dari Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, mengharapkan, dari seluruh mahasiswa yang telah ditetapkan telah lulus, diharapkan semuanya sudah siap bertugas. Siap bukan hanya dari faktor mental dan kesehatan, namun juga kemampuan diri mengaplikasikan apa yang didapat selama bangku kuliah.
“Kadang mereka memilih-milih tempat untuk bekerja. Ada yang pilih di kota, dan kadang memilih dekat dengan tempat tinggal,” ujarnya.
Ditegaskan pula, lulusan STIK Muhammadiyah harus memiliki jiwa sosial yang tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan. Kalimantan Barat saat ini membutuhkan banyak tenaga kesehatan. Khususnya untuk daerah pedalaman dan perbatasan. Hanya saja, terkadang tenaga yang dimiliki tidak mau ditempatkan di daerah yang jauh.
Salah satu orang tua mahasiswa yang turut hadir pada prosesi wisuda kemarin, Zainah menuturkan, telah selesainya mengenyam pendidikan bagi anaknya di STIK Muhammadiyah merupakan suatu kebanggaan serta bahagia. Selanjutnya, tergantung kepada anaknya, apakah ingin melanjutkan pendidikan ke S2 atau langsung mengabdi kepada masyarakat.
Seperti lazimnya sebuah prosesi wisuda pada perguruan tinggi lainnya di Kalimantan Barat. Wali atau orangtua ikut menyertai momen bersejarah tersebut. Mereka yang berasal dari daerah datang ke Pontianak hanya ingin menemani dan menyaksikan prosesi wisuda. Seperti yang dikatakan oleh Iwan asal Ketapang. Kerabat salah satu wisudawan. Ia datang dari Ketapang menggunakan jalan darat menempuh perjalanan 5 jam. “Kebetulan adik meminta untuk hadir, untuk itu suatu kebahagiaan, saya datang meskipun jarak yang ditempuh sangat jauh. Yang kita ingin hanya rasa kebersamaan dalam kebahagiaan,” ujar Iwan.
Dalam prosesi wisuda yang turut dihadiri PWM Muhammadiyah Kalimantan Barat, Ahmad Jais kemarin, hadir pula dari perwakilan dari Pemerintan Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, dan beberapa undangan lainnya.
Prosesi wisuda kemarin juga disertai dengan sumpah dan pelantikan mahasiswa dalam melayani kesehatan di Kalimantan Barat. Lulusan diharapkan mampu membantu kemajuan kesehatan, dan mengisi ruang kosong atau fasilitas lainnya yang masih kekurangan tenaga kesehatan.
Dalam sambutannya, Ketua STIK Muhammadiyah Pontianak, Wuriani, S. Kep. Ners menyampaikan, pada tahun ini, nilai rata mahasiswa mencapai 3,39 untuk program studi DIII, sedangkan S1 mencapai 3,31. Jumlah keseluruhan 177 mahasiswa yang diwisuda kemarin, meliputi 97 mahasiswa dari DIII keperawatan, 74 mahasiswa dari S1 Keperawatan, dan 6 mahasiswa profesi keperawatan.
“Tahun ini, nilai tertinggi untuk DIII mencapai 3.56, dan untuk S1 sedikit lebih yakni 3.58,” ujarnya.
Sambutan dari Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, mengharapkan, dari seluruh mahasiswa yang telah ditetapkan telah lulus, diharapkan semuanya sudah siap bertugas. Siap bukan hanya dari faktor mental dan kesehatan, namun juga kemampuan diri mengaplikasikan apa yang didapat selama bangku kuliah.
“Kadang mereka memilih-milih tempat untuk bekerja. Ada yang pilih di kota, dan kadang memilih dekat dengan tempat tinggal,” ujarnya.
Ditegaskan pula, lulusan STIK Muhammadiyah harus memiliki jiwa sosial yang tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan. Kalimantan Barat saat ini membutuhkan banyak tenaga kesehatan. Khususnya untuk daerah pedalaman dan perbatasan. Hanya saja, terkadang tenaga yang dimiliki tidak mau ditempatkan di daerah yang jauh.
Salah satu orang tua mahasiswa yang turut hadir pada prosesi wisuda kemarin, Zainah menuturkan, telah selesainya mengenyam pendidikan bagi anaknya di STIK Muhammadiyah merupakan suatu kebanggaan serta bahagia. Selanjutnya, tergantung kepada anaknya, apakah ingin melanjutkan pendidikan ke S2 atau langsung mengabdi kepada masyarakat.
Seperti lazimnya sebuah prosesi wisuda pada perguruan tinggi lainnya di Kalimantan Barat. Wali atau orangtua ikut menyertai momen bersejarah tersebut. Mereka yang berasal dari daerah datang ke Pontianak hanya ingin menemani dan menyaksikan prosesi wisuda. Seperti yang dikatakan oleh Iwan asal Ketapang. Kerabat salah satu wisudawan. Ia datang dari Ketapang menggunakan jalan darat menempuh perjalanan 5 jam. “Kebetulan adik meminta untuk hadir, untuk itu suatu kebahagiaan, saya datang meskipun jarak yang ditempuh sangat jauh. Yang kita ingin hanya rasa kebersamaan dalam kebahagiaan,” ujar Iwan.
No comments:
Post a Comment