Wednesday, 13 July 2011

Banyak Anak, Banyak Rezeki?

Banyak Anak, Banyak Rezeki?
Oleh Ubay KPI
Sebuah ungkapan yang mungkin saja bisa dipercayai dan bisa saja hal itu tidak masuk akal. Sebab secara harfiah ungkapan itu dengan banyak anak otomatis banyak juga pengeluaran yang dibuthkan untuk membiayanya. Namun di satu sisi, dengan banyak anak banyak juga nantinya yang akan mengirim doa ketika telah tiada.
Dulu guruku pernah berkata, bahwa ungkapan yang menjadi favorit dan terkenal bagi orang tua-tua dulu khususnya orang Madura itu masih tanda koma dan masih ada lanjutannya. Guruku melanjutkan “Yang harus dicari”, saya percaya akan lanjutan kalimat itu, karena bila anak-anaknya masih belia dan masih belum ada yang bisa bekerja maka tanggungan akan semua terbebankan pada orangtua. Akan tetapi, meski kadang banting tulang dengan anak yang banyak untuk bisa membiayai segala kebutuhan, kadang ia bisa merasakan kebahagian setelah banting tulang itu, contohnya ketika orangtua telah lanjut usia, dengan banyak anak otomatis akan banyak juga yang membiayai hidup orangtuanya sehingga bisa-bisa orangtuanya tidak perlu lagi bekerja.
Bennya’ anak bennyak rejekeh secara pribadi saya sangat setuju sekali, dalam keluarga saya saja, saat ini saya sepuluh bersaudara, satu diantaranya berada di jawa. Pada malam slekoran kemarin malam, semua saudara saya yang sudah berkeluarga sebanyak delapan orang yang ada di Pontianak datang ke rumah dengan membawa banyak makanan serta oleh-oleh yang dibawa untuk bapak dan embu’ di rumah. Ditambah lagi kadang dari mereka ada yang masih member uang.
Untuk orang tua dulu, apalagi Madura yang ada di pedalaman, sangat jarang sekali untuk melalukan KB, bahkan kadang mereka tidak mau ber-KB sehingga ia terus menerus hamil dan banyak punya anak. Menurut penuturan orang tua Madura kebanyakan, yang diharapkan dari anaknya ialah pengabdiannya setelah nanti ia telah meninggal dunia dengan harapan bisa mengirimkan Alfatihah dan doa. Karena itu yang sangat bermanfaat.
Etos orang Madura juga ada benarnya, seperti halnya bahwa dengan banyak besar harapan banyak yang mengirimkan doa dan ketika ada kegiatan haul, maka untuk menghatamkan Alquran tidak repot lagi mengundang tetangga, cukup anak-anak dan cucunya saja yang menghatamkan Alquran sudah lebih dari cukup.
Orang tua Madura dalam kehidupannya lebih banyak memikirkan keakhiratannya, ada yang mengatakan dengan banyak anak maka penerus kebaikan juga berpeluang. Sebab jarang sekali dalam satu satu rumpun semuanya sama, pastyi ada yang beda. Begitu juga dengan ayam yang mengeram, tak menutup kemungkinan ada menetas dan ada yang busuk gagal menetas. Sepeti itulah manusia dalam satu keturunan tak menutup kemungkinan ada yang baik dan ada buruk juga sifatnya.

No comments:

Post a Comment